Aku tak menduga akan bertemu dengan penulis Song di perpustakaan. Aku pun mendatanginya yang sedang asik melihat-lihat buku di rak.
"Annyeonghaseyo~", sapaku dengan nada pelan karena takut mengganggu pengunjung perpustakaan.
"Ya ampun~", penulis Song tampak terkejut melihatku. Dia langsung menarikku ke dalam pelukannya.
"Senang bertemu Anda lagi, penulis", ucapku.
"Astaga, aku pun benar-benar tak menyangka bisa bertemu denganmu di sini. Kau sendirian saja?", tanyanya.
"Ya. Sehun sedang pergi dengan Minho"
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita minum kopi? Aku yang traktir", tawarannya membuatku ragu.
"Hmm, tak perlu repot-repot, penulis"
"Jangan panggil aku penulis, panggil saja eomonim. Ok?"
"Baik", aku menurutinya.
"Kalau begitu, kita pergi ke coffee shop yang kemarin. Ayo"
Aku benar-benar tak mengerti lagi padanya. Dia benar-benar ramah sekali.
Kami pun pergi ke coffee shop. Selama di perjalanan kami banyak membicarakan tentang banyak hal. Mulai dari buku apa yang disukai, musik yang disukai, bagaimana Sehun saat kecil."Benarkah?", aku tak percaya yang diucapkan penulis. Maksudku eomonim.
"Ya! Dia benar-benar manja. Dia selalu menempel padaku, makanya saat aku dan abeojinya Sehun pisah, dia benar-benar menangis", ucapnya.
Aku tak mau membahas masa lalunya Sehun atau eomonim, karena menurutku itu adalah hal yang menyakitkan.
"Aku ingin tahu bagaimana Sehun kalau sudah manja hehe", ucapku.
"Dia akan memelukku dari belakang dan tak mau melepaskannya, jadi dia akan mengikutiku kemana pun aku pergi. Atau dia selalu mencium pipiku"
"Aku benar-benar tak percaya kalau Sehun dulu seperti itu"
"Benarkah? Memangnya bagaimana Sehun yang sekarang?"
Aku menceritakan semua sikap Sehun yang dingin dan tak peduli pada lingkungan sekitarnya, kecuali pada orang-orang terdekatnya.
"Anak itu sudah besar ya, tapi sikap dia yang peduli pada orang-orang terdekatnya tidak berubah", balas eomonim sambil tertawa.
Aku sangat senang ternyata Sehun memang anak yang baik. Dia memang terlihat dingin, namun jika dia sudah menyayangi seseorang pastinya dia akan berubah menjadi seseorang yang hangat.
Kami pun sampai di tempat. Menu ice americano yang kami pesan.
"Oh ya. Aku ingin tahu, apa kau pernah tinggal di luar negeri?", tanyanya tiba-tiba.
"Pernah, saat masa-masa sekolah dasar sampai awal sekolah menengah"
"Dengan keluargamu?"
"Ne, eomonim"
"Pantas saja bahasa inggrismu lancar. Negara mana?", ucapnya
"Di Kanada"
Tiba-tiba seseorang mengelus kepalaku. Aku benar-benar terkejut.
"Oh Sehun?", heranku.
"Hi, eomma", sapa Sehun pada eommanya sambil mencium pipinya.
"Sepenasaran itukah dirimu? Oh Sehun?", tanya eomonim.
"Habisnya eomma tak mau memberi tahuku" balas Sehun.
Baiklah, aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan.
"Kau mau minum apa?", tanyaku pada Sehun.
"Samakan saja denganmu"
Aku pun memesankan Sehun minuman yang sama yaitu ice americano.
"Ini minumanmu", aku memberikan minuman pada Sehun.
"Danke schön", balas Sehun.
Aku pun duduk kembali di tempat dudukku yang di mana di sampingku ada Oh Sehun. Bersyukur sekali rasanya memiliki Sehun.
_ _ _
"Kau tahu? Aku tak percaya kalau sebenarnya kau sangat manja pada eommamu", aku meledek Sehun.
Sehun dan eomonim tidak pulang bersama karena Sehun ingin mengantarku pulang.
"Itu kan waktu masih kecil", belanya.
"Aku yakin, sekarang pun masih sama. Hahaha", aku tak bisa menahan tawaku.
"Im YoonA~, kau sebegitu senangnya mengetahui sisi lain dari diriku"
"Mian, mian~", aku memeluknya agar dia tidak kesal. Tapi aku tahu Sehun tak akan marah hanya karena ledekanku.
Di saat kami menulusuri jalanan untuk sampai ke halte bis, seseorang menyapa kami.
"Astaga, YoonA-ssi. Senang rasanya melihatmu lagi di luar sekolah seperti ini. Ah! Annyeong, Sehun-ssi!", sapa seseorang.
"Ya! Kau sudah bayar atau be-", tiba-tiba muncul seseorang.
"Annyeong!", ucap Sehun dan langsung menggenggam tanganku dengan erat.
"Sehun-ah~ kau kenapa begitu? Kau harusnya menyapa calonmu", ucap DongHae sunbae.
Benar. Mereka yang menyapa kami adalah DongHae sunbae dan Seohyun.
Sehun yang mendengar kalimat dari sunbae, langsung membalikkan badannya.
"Kau tahu?! Ini bukan urusanmu! Dan untukmu Seohyun-ssi, kau sudah besar, aku tak perlu lagi menjelaskan semuanya padamu. Kau seharusnya mengerti", ucap Sehun pada sunbae dan Seohyun.
Sehun pun meninggalkan mereka.
"Ya! Oh Sehun! Kau akan tahu akibatnya", gumam Seohyun. Aku tak sengaja mendengar gerutunya, mungkin Sehun tak dengar karena dia sudah meninggalkan mereka terlebih dahulu.
Aku masih belum mendapat jawaban kenapa Seohyun bersikap seperti itu. Maksud dia melakukan hal ini atas dasar apa.
"Maafkan aku", ucap Sehun menyesal karena dia tidak bisa menahan amarahnya.
"Sudahlah, tak usah ditanggapi. Busnya sudah datang, ayo"
Kalimat Seohyun terus menghantui pikiranku. Apa yang akan terjadi pada Sehun.
"YoonA? Kau kenapa?", tanya Sehun membuatku sadar.
"Ah? Tidak apa-apa, aku hanya mengantuk"
"Tidur saja, nanti aku bangunkan kalau sudah sampai", Sehun pun meletakkan kepalaku di bahunya. Nyaman rasanya.
Aku tak bisa tidur, jadi aku hanya menutup mataku. Sehun tak melepaskan genggamannya selama di perjalanan. Dia terus menggenggam tanganku.
Aku harap kita akan baik-baik saja.
Bener-bener telat update karena kemarin-kemarin sibuk. Sorry banget.
Jangan lupa vote sama commentnya. Thank you buat supportnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Things [COMPLETED]
FanfictionHighest rank #3 in Yoona Im YoonA, seorang gadis berhati lembut dan sedikit tidak peka yang bisa membuat para laki-laki nyaman berada di dekatnya. "Apa aku melakukan kesalahan?" - Im YoonA. Oh Sehun, laki-laki yang bisa dibilang tidak peduli terhada...