Sechzehn : Oh Sehun

685 97 3
                                    


Aku tak mengerti pada diriku. Khawatir, rasa yang selalu muncul di diriku saat jauh dari YoonA. Mata YoonA terlihat sedikit merah dan aku yakin ada sesuatu yang terjadi padanya. Aku tak tahu apa itu, tapi aku sangat kesal karena seseorang membuat YoonA menangis, lagi.

"Kau tak akan cerita padaku?", tanyaku padanya. Astaga, aku benar-benar kesal. Siapa lagi yang membuat YoonA seperti ini.

"Bukan begitu. Aku tak mau membuatmu khawatir", balasnya.

Im YoonA memang terlihat orang yang kuat, tapi aku tahu bagaimana perasaan YoonA sebenarnya. Dia memiliki perasaan yang sensitif. YoonA terlalu baik sehingga mudah sekali orang-orang peduli padanya ataupun menjahili dirinya.

"Bagaimana tidak, kau benar-benar terlihat habis menangis"

"Tadi sunbae dan teman-temannya-"

Dia lagi.

YoonA pun menceritakan apa yang terjadi sehingga dirinya menangis lagi. Aku merasa bersalah karena tak pergi dengannya ke sini. Sepertinya kalau YoonA pergi bersamaku, dia tidak akan menangis seperti ini.

"Maafkan aku", ucapku.

"Kenapa kau minta maaf?", tanya YoonA heran.

"Aku tak tahu kalau kau akan pergi ke sini. Kalau aku tahu, aku akan pergi denganmu"

YoonA tertawa. Aku lega melihatnya tidak sedih lagi, tapi kenapa dia tertawa.

"Ya! Kenapa kau tertawa?"

"Aku tak tahu kalau kau bisa mellow seperti itu. Hahahaha"

Aku? Mellow? 

Astaga, ini bukan diriku. Kenapa YoonA bisa menganggapku mellow.

"Ya!", aku memperingatkannya agar tidak mentertawakanku seperti itu.

"Mian~ kkkk", YoonA masih terkekeh.

"Im YoonA!"

_ _ _

Keadaan YoonA terlihat sudah membaik. YoonA sudah bisa tersenyum kembali.

"Sehun-ah, apa yang kau sukai?", tanya YoonA tiba-tiba. Pertanyaannya membuat diriku terkejut. Aku mengolah terlebih dahulu maksud pertanyaannya agar tak salah pengertian.

Oh Sehun! Apa yang kau pikirkan?!

"Maksudmu dalam hal apa?"

Astaga, kenapa aku malah bertanya seperti itu.

"Makanan. Sebagai ucapan terima kasihku, aku ingin mentraktirmu makan. Bagaimana?"

"I like Chinese food", jawabku.

"Ok. So, how about this weekend?"

"Ok!"

Abeoji tak boleh menggangguku akhir pekan ini. Aku yakin, dia akan membawaku bertemu dengan kolega-koleganya lagi terutama dengan orangtua DongHae dan Seohyun. Kali ini aku tak akan terjebak di antara orang-orang bermuka dua seperti mereka.

"Sudah sampai. Terima kasih sudah mengantarku pulang. Bagaimana kalau kau masuk dulu? Sedikit minum?", tawarnya.

"Tidak usah, tak apa. A-"

"YoonA, sedang apa di luar? Oh, siapa ini?", ucap seorang wanita cantik.

Baru saja aku berniat untuk pamit, tetapi seorang wanita cantik menahanku untuk pulang.

New Things [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang