Zwei : Oh Sehun

2K 154 0
                                    

"Sehun-ah, sarapan dulu. Aku sudah membuatkan makanan untukmu"

Aku sudah terbiasa bangun di pagi hari tanpa Eomma ataupun Abeoji di rumah. Eomma sudah meninggalkanku sejak aku kecil karena sikap Abeoji yang sangat tidak acuh padanya. Sedangkan Abeoji, aku merasa tak punya seorang Abeoji karena dia benar-benar hanya acuh pada bisnisnya.

Selama ini, aku hanya dibesarkan oleh seorang Ajumma yang sangat baik. Ajumma selalu berada di sampingku walau terkadang sikapku membuatnya sebal.

"Gomawoyo", balasku.

Aku selalu sarapan hanya sendirian.
Hari ini adalah hari pertamaku sekolah di sekolah yang baru. Abeoji baru saja pindah ke Korea karena bisnisnya. Aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, karena Abeoji akan terus mengembangkan bisnisnya sampai dia merasa puas akan semuanya. Sebelumnya aku tinggal di Jerman bersama Abeoji dan Ajumma. Ajumma akan selalu ikut. Aku pernah tinggal di Korea saat aku lahir sampai umurku lima tahun.

"Aku pergi", pamitku pada Ajumma.

"Hati-hati"

_ _ _

"SeongGong Haggyo, hmmm", gumamku.

Akhirnya aku sampai di sekolah baruku.

Aku pun memasuki gedung sekolah dan mencari ruang guru.

"Apa kau anak baru? Sepertinya kau mencari sesuatu"

Tiba-tiba saja seorang siswi bertanya padaku saat aku berjalan menelusuri koridor untuk mencari ruang guru.

"Hm", balasku.

"Pasti ruang guru yang kau cari?", tebaknya.

Aku tak masuk di hari pertama karena aku belum mempunyai seragam dan di hari pertama, Ajumma yang mengambilkan seragam untukku. Oleh karena itu, aku tak tahu letak ruang guru di mana.

"Ya"

"Mau ku antarkan?"

Dia menawariku bantuan, aku pun menerimanya.

"Boleh"

Dia pun membantuku menemukan ruang guru.

"Thanks", ucapku lalu meninggalkannya.

Aku mencari Hwang Ssaem karena Ajumma memberi tahuku kalau Hwang Ssaem akan menjadi wali kelasku.

"Good Morning, can i meet Hwang Ssaem?", tanyaku saat memasuki ruang guru.

Saat aku bertanya seperti itu, guru-guru hanya melihatku tanpa menjawab pertanyaanku. Aku pun tersadar saat melihat ekspresi mereka.

"Oh mianhabnida, apakah saya bisa bertemu Hwang Ssaem?", tanyaku sekali lagi.

Sebenarnya aku takut salah berbicara jika memakai bahasa korea.

"Dia sedang berada di ruang kepala sekolah, tunggu saja di mejanya", balas salah satu guru.

"Kamsahabnida", ucapku.

Aku pun menunggu Hwang Ssaem di mejanya. Tak lama kemudian, seseorang menghampiriku.

"You must be Oh Sehun", ucapnya.

New Things [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang