Fünfundzwanzig : Im YoonA

582 75 5
                                    

Tak ku sangka ternyata penulis Song juga ikut menjemput. Ku kira Sehun datang dengan supir, ternyata tidak.
Aku belum menanyakan alasan sebenarnya pada Oh Sehun. Begitu pula Oh Sehun, dia belum mengatakan yang sebenarnya. Dari raut wajahnya terlihat memang sedang ada yang tidak beres. Ingin sekali rasanya tahu apa itu, tapi aku tahu Sehun pasti punya alasan tersendiri.

"Kita akan kemana?", tanyaku pada Sehun.

"Tidak tahu, kita lihat saja nanti", balas Sehun.

"Sejeong melihat iklan, kalau hari ini ada pameran ice cream", tambah penulis Song.

"Ohh iyaa hehe", ucapku. Aku merasa malu karena sepertinya penulis Song mendengarku.

"I love ice cream", tambah Sejeong.

"Yaa, i guess haha", balasku.

Me
Eomma, aku akan pergi bersama Sehun dan eommanya.

Eomma
Baiklah hati-hati ya

Me
Kabari oppa dan appa yaa

Eomma
Eo...sampaikan salam eomma pada Sehun dan eommanya.

Me
Yaa akan kusampaikan, gomawoyo~

Eomma
Eung~

"YoonA, apakah kau sudah izin pada orangtuamu?", tanya penulis Song.

"Sudah. Eomonim dan Sehun dapat salam dari eomma", aku menyampaikan salam eomma pada mereka.

"Syukurlah kau dapat izin"

Selama di perjalanan kami pun bercanda gurau.

Sampailah kami di tujuan. Ternyata memang benar, banyak macam ice cream di tempat ini. Walaupun aku tidak begitu addicted pada ice cream, tapi rasanya senang bisa mencoba berbagai varian ice cream.

Begitu selesai memakirkan mobil, Sejeong langsung menarik eommanya.

"Sehun-ah, nanti kita bertemu di sini lagi~", teriak eommanya pada Sehun karena sudah terlebih dahulu ditarik oleh Sejeong.

Tinggalah kami berdua.

"Kaja", ajak Sehun.

"Eum kaja"

Mataku sepertinya berbinar-binar melihat banyak sekali macam ice cream. Tak bisa ditutupi karena Sehun pun meledekiku.

"Bahagia sekali sepertinya, sampai-sampai aku tak diajak bicara", ledek Sehun.

Memang benar. Saat memasuki pameran ice cream, mataku langsung tertuju pada objek-objek di sekelilingku, sampai-sampai lupa kalau ada Sehun.

"Ah! Mian!", sadarku.

"Hahaha kau lucu sekali", ucap Sehun.

"Kau benar Oh Sehun? Aku baru pertama kali melihat kau tertawa kencang seperti itu", ucapku.

"Oh! Aku benar-benar tidak salah pilih", ucapnya yang membuatku terkejut.

"Oh my god, i can't believe that. You just said, what?"

"Lupakanlah kalau kau tidak mendengar"

"Ya~"

Dia lari meninggalkanku dan aku pun langsung menyusulnya.

Oh Sehun kau memang bayi.

Sudah tiga ice cream yang kami cicipi. Dan itu belum cukup, karena ada lebih dari sepuluh ice cream di sini. Aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Sehun-ah, ayo ke situ", aku mengajak Sehun untuk mencicipi ice cream lainnya.

"YoonA-ya, kau tidak takut gemuk?"

"Tidak, karena aku tidak mudah gemuk. Lagi pula kalau aku gemuk, memangnya kenapa? Kau tak akan menyukaiku?", jahilku. Sebenarnya aku percaya pada Sehun kalau dia bukan tipe laki-laki yang mengutamakan fisik seorang perempuan.

"Astaga~ bukan begitu. Kau tahu? Kalau kau gemuk itu malah bagus", ucapnya.

"Kenapa begitu?"

"Aku bisa menjadikanmu seperti bantal. Kalau aku mengantuk aku bisa tidur di bahumu karena empuk", Sehun malah membalasku.

"Ya~ Oh Sehun~"

"Hahaha i'm just kidding. Sepertinya kalau kau gemuk, kau akan lucu sekali. Aku akan mencubitimu seharian", Sehun masih meneruskan ledekannya.

"Ya ya~ terserah Oh Sehun", aku pun menyerah.

Kami pun memesan ice cream lainnya. Kali ini penyajian ice creamnya di sebuah mangkok, jadi aku dan Sehun mencari tempat duduk sambil menunggu ice creamnya siap.

"Atas nama Oh Sehun", panggil seorang penjual.

Sehun pun langsung bergegas mengambil.

"Huwaaaa~", ucapku begitu ice cream datang.

"Astaga, matamu sampai berbinar-binar seperti itu"

"Ayo kita makan"

Aku pun langsung mengambil suapan pertama.

"Ini enak sekali^^", ucapku setelah mencoba suapan pertama.

Aku dan Sehun memesan menu yang berbeda agar bisa saling mencicipi.

"Benar, ini enak", Sehun membenarkan.

"Sehun-ah kau harus coba punyaku, aaa~", aku pun mengarahkan sendokku ke mulut Sehun, dan Sehun pun membuka mulutnya.

"Kau juga harus coba, aaa~", kali ini Sehun yang menyuapiku.

"Sama-sama enak, tapi punyaku lebih enak bukan?"

"Ice creammu lebih segar, mungkin karena banyak buah", ucapnya.

Kami pun benar-benar menikmati ice cream kami. Mangkok yang di depanku sudah bersih tanpa ada sisa.

"Sehun-ah, aku percaya kau punya alasan tersendiri untuk tidak memberi tahuku apa yang sedang terjadi. Aku akan mengerti dan menunggumu", ucapku tiba-tiba.

Sehun yang masih menikmati sisa ice creamnya, langsung menghentikan aktivitasnya itu.





Happy weekend~ malam minggunya baca wp ini aja:) Thank you

New Things [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang