Dreißig : Im YoonA

870 82 7
                                    

Selama berjalan menuju kelas, aku dan Krystal membicarakan ujian sebelumnya. Kami benar-benar tak tahu apa hasilnya nanti. Karena kami tak mau ambil pusing memikirkan hasilnya, kami pun bercanda satu sama lain.

"Hahahahah-", kami berhenti tertawa karena kelas kami terlihat ramai. Entah kenapa bisa ramai seperti itu. Kami pun langsung memasuki kelas dan ternyata sedang ada pertunjukan. Seohyun sedang menangis, tapi bukan itu yang mengambil perhatianku. Aku tidak melihat Yuri dan Sehun.

"Ya~ Sehun dan Yuri, kemana mereka?", tanyaku pada Krystal.

"Ya~ Kau bertanya padaku? Aku tadi bersamamu jadi mana kutahu"

Ah benar. Lucu sekali diriku bertanya pada Krystal.

"Sunny-ya, apa kau tahu Yuri dan Sehun di mana?", tanyaku.

"Tak usah jawab pertanyaannya. Seohyun kenapa dia menangis?", sela Krystal.

"Katanya sih, buku catatannya hilang"

Aku yakin pasti ada drama selanjutnya. Firasatku berkata seperti itu.

"Itu mereka", seru Sunny.

Sepertinya mereka baru kembali dari minimarket. Mereka pun terheran dengan situasi kelas. Aku dan Krystal pun menjawab rasa penasaran mereka.

"Thank you~ thank you~", ucapku setelah mendapat ice cream. Aku pun menikmati ice creamku sambil menikmati pertunjukan yang sedang berlangsung. Aku sudah siap dengan tuduhan mereka. Dan benar saja, hal itu terjadi lagi.

"Wah! Ini meja siapa?", tanya temannya Seohyun.

"Mejaku. Kenapa?! Kalian mau menuduhku lagi?!", aku langsung to the point.

"Bukan menuduh tapi buktinya ini!", temannya Seohyun meninggikan suaranya.

"Apa kalian punya akal? Logikanya, pertama, aku datang dari rumahku sebelum ujian pertama dimulai. Kedua, saat istirahat, Krystal memintaku untuk menemaninya ke toilet dan saat kembali ke kelas, Seohyun sedang menangis. Jadi, apa aku punya waktu untuk mengambil bukunya?!", aku memberi tahu hal yang masuk akal ada teman-temannya Seohyun.

"Jadi maksudmu aku mengarang semua kejadian ini?", ucap Seohyun akhirnya.

"Aku tak bilang seperti itu, namun karena kau bisa berpikiran seperti itu setelah ku jelaskan semua, ya berarti ada kemungkinan", ucapku.

Sehun berusaha membelaku, tapi aku memegang tangannya memberi tahu bahwa aku baik-baik saja. Selama aku dan Seohyun berselisih, tangan Sehun selalu kugenggam karena aku pun butuh kekuatan.

"YA! IM YOONA!", tiba-tiba Seohyun membentakku dan itu membuat orang-orang terkejut. Aku? Tentunya tidak, karena aku sudah tahu bagaimana dia sebenarnya.

"Sebenarnya apa salahku padamu, Seohyun-ssi? Kenapa kau membuatku seperti ini?", aku berusaha tenang.

"YA! IM YOONA! KAU BENAR BENAR PEREMPUAN SERAKAH! KAU MENGAMBIL SEMUANYA YANG SEHARUSNYA MILIKKU! KENAPA?! KAU SANGAT POPULER DI SEKOLAH? BANYAK YANG SUKA PADAMU! KAU MENGAMBIL SEHUNKU! KEPOPULERANMU, KEPINTARANMU, TEMAN-TEMANMU, KECANTIKANMU, KERAMAHANMU, SEMUANYA SEHARUSNYA MILIKKU. KAU BENAR BENAR SERAKAH. Kau tahu? Aku melakukan semua ini agar aku yang hanya diperhatikan oleh orang-orang", Seohyun benar-benar sudah hilang akal. Dia lupa kalau dirinya sedang ditonton banyak orang. Dia membuka siapa dia sebenarnya di depan banyak orang. Aku tak menyangka alasan yang diucapkan Seohyun. Dia benar-benar iri padaku? Tapi kenapa? Dia pun cukup terkenal di sekolah. Aku pun tak pernah merencanakan untuk terkenal di sekolah. Semua terjadi begitu saja. Aku tak tahu harus melakukan apa saat semua itu terjadi.

"Seohyun-ah?", teman-temannya menyadarkan Seohyun.

"ITU BUKAN AKU! AKU TIDAK MELAKUKAN ITU", Seohyun tampak kebingungan. Karena kelas semakin ramai, Tiffany Ssaem pun datang.

"What's happened?", tanyanya.

"Ssaem, i think it's better if Seohyun take a rest", usul Yuri.

Tiffany Ssaem pun membawa Seohyun ke ruang kesehatan dan membiarkannya istirahat. Aku tak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Yang terpenting aku benar benar tahu alasan Seohyun membuatku seperti ini.

"Bagaimanapun aku tidak berniat membuat Seohyun seperti itu. Aku tak berniat membuat Seohyun membongkar dirinya seperti apa, karena niatku, aku akan membiarkan orang-orang merasakan sendiri. Mana yang benar dan tidak, tapi semuanya sudah terjadi. Aku harap Seohyun baik-baik saja", resahku.

"Sudahlah, dia sendiri yang mengatakan semuanya. Kau hanya membela dirimu", ucap Krystal menenangkan.

"Fokus! Bel sudah bunyi. Fokus uri YoonA-ya", ucap Yuri.

Aku sempat melirik Sehun dan dia memberikanku senyuman hangatnya.

Ok, fokus Im YoonA.

"Baiklah, ujian keduaakan segera dimulai. Kalian siap?", ucap Ssaem.

"Tidak Ssaem~", keluh anak-anak kelas.

"Kalian ini. Bagikan kertasnya"

Ssaem pun memberikan kertas pada siswa di barisan depan. Mereka pun mengestafetkannya ke belakang.

Everything is gonna be alright. Relax, Im YoonA.





Gute Nacht! Sebelum tidur, jangan lupa cuci muka, gosok gigi, baca wattpad koanim, abis itu baru deh doa tidur. Have a nice dream guys~

New Things [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang