Dreiunddreißig : Oh Sehun

495 75 5
                                    

"Kalau begitu kami pamit ya. Sehun-ah jangan lupakan kami, kabari kalau kau akan berangkat", ucap Yuri. Ternyata dengan memiliki teman dekat tidak seburuk yang kukira. Dulu aku sempat berpikir kalau punya teman dekat, aku tidak akan punya waktu untuk sendiri dan aku kira mereka akan mengatur hari-hariku. Seperti aku mengira kalau menjalin sebuah hubungan dengan perempuan akan seperti itu. Maka dari itu, saat di Jerman aku benar-benar tidak mempunyai teman dekat seperti ini dan sempat tidak percaya dengan percintaan.

"Awas kalau kau membuat YoonA terluka", Minho memelukku sambil membisikkan sesuatu.

"Ya! Sudahlah", aku tak mungkin menyakiti YoonA.

"Waeyo?", tanya YoonA polos karena aku berteriak pada Minho.

"Aniya. Nikmati waktu kalian berdua. Kami pergi~", balas Minho.

"Annyeong~", pamit Krystal.

"Oh~ Kalian juga hati-hati", ucapku dan YoonA bersamaan. Mereka pun sengaja meninggalkanku berdua dengan YoonA. Mereka memberikan waktu untuk kami berdua sebelum aku pergi ke Jerman.
Tetapi ternyata aku harus pergi sekarang juga. Aku harus meninggalkan YoonA di sini agar semuanya selesai.

"Oh eomma, aku pulang sekarang"

Setelah menutup telepon, aku langsung pamit pada YoonA.

"YoonA-ya, aku benar-benar harus pulang. Apa kau tidak apa-apa kalau harus pulang sendiri? Kabari aku. Hati-hati~"

"Hati-hatilah, tak usah terburu-buru", YoonA masih bersikap positif.

"Tschüss~ Taksi", aku benar-benar harus pergi.

_ _ _

Setelah sampai rumah, ternyata eomma sudah menungguku di dalam mobil.

"Sejeong?", tanyaku sambil memasuki mobil.

"Ada di dalam", balas eomma.

"Eomma, apa menurut eomma ini hal yang baik?"

"Entahlah, kita lihat nanti"

Eomma pun segera menancapkan gas. Kami berharap semua ini pertanda baik.

Sampailah kami di rumah abeoji. Ya. Aku datang karena abeoji menelepon eomma. Karena itu juga aku harus meninggalkan YoonA dan tidak mengantarkannya pulang.

"Sehun-ah~", ajumma menyambutku dan langsung memelukku. Aku pun membalas pelukannya.

"Ajumma, kau sehat kan?", tanyaku.

"Eung", ajumma terlihat sangat senang.

"Tolong katakan kalau kami sudah sampai", ucap eomma.

"Baik, nyonya"

"Satu lagi. Tak usah nyonya. Cukup Jae Mi-ssi, eonni? Aku akan memanggilmu eonni"
Aku benar-benar tak mengerti pada eomma.

"Mana mungkin saya memanggil nyonya seperti itu", ajumma akan susah memanggil eomma dengan panggilan itu.

"Karena itu beradaptasilah"

"Baiklah, silakan masuk. Tuan~ Sehun dan Mrs. Song sudah tiba"

Kami pun langsung menemui abeoji.

Plak

"Kau ini kenapa tanganmu ringan sekali?!", eomma tak terima dan langsung menaikkan nada bicaranya.

Baru saja aku berdiri di hadapan abeoji, aku sudah menerima tamparan.

"Ada apa?", tanyaku langsung.

"Memang, kau anak tak tahu diuntung. Kau tahu? Aku rugi besar. Mr. Seo membatalkan semua kerja samanya denganku. Dia tak mau terlibat lagi dengan keluarga Oh Myeong Si. Sebenarnya apa yang kau pikirkan?"

New Things [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang