Di gedung olahraga, ramai akan orang. Mereka semua bergerombol di tengah lapangan. Tidak sedang terjadi lomba olahraga atau pertandingan olahraga. Ini lebih dari itu. Perpaduan antara olahraga, dan emosi.
Nael dan Leo bertengkar di lapangan olahraga setelah pelajaran olahraga mereka selesai. Bukan karena kalah poin saat bertanding basket, namun karena ego Nael dan Leo sendiri.
Nael marah saat melihat Leo dan Cella sangat dekat dari postingan teman-temannya yang datang ke ulang tahun Leo. Sedangkan Leo sendiri marah karena menganggap Nael hanya mendekati Cella untuk memuaskan nafsu saja.
Orang-orang yang menonton tidak berani mendekat. Beberapa ada yang memilih pergi dari situ, beberapa juga ada yang memilih untuk menonton. Tapi tak ada yang berani melapor ke guru. Kenapa? Mereka takut akan baku hantam juga dengan Nael jika melapor ke guru.
Dari arah pintu masuk gedung olahraga, terdengar langkah kaki orang sedang berlari. Terdengar terburu-buru. Itu Emil dan Cella. Cella baru tahu kalau Leo dan Nael bertengkar dari obrolan chat grup kelas yang membahas tentang pertengkaran mereka.
Semua orang takut untuk mendekat, kecuali Cella. Dengan tubuh mungilnya, Cella melewati gerombolan orang-orang yang tubuhnya jauh lebih tinggi dari dirinya itu.
"Kak Leo! Kak Nael!" teriak Cella. Berdiri di antara Leo dan Nael.
Tangan Leo dan Nael yang seakan siap memukul satu sama lain, langsung berhenti saat melihat Cella di depan mereka, berdiri dengan ekspresi kesal nan menggemaskannya.
"Ngapain, sih kalian?" tanya Cella meninggikan suaranya.
Nael dan Leo diam. Tidak ada yang menjawab. Mereka hanya diam melihat Cella yang kesal.
"Kayak anak kecil, tahu nggak?!" tanya Cella, melototi Nael dan Leo secara bergantian.
Tapi Leo dan Nael masih tidak ada yang berani menjawab. Karena kesal, Cella memilih meninggalkan mereka berdua.
"Gara-gara lo!" Leo menunjuk Nael dengan tatapan tajam.
Nael mengerutkan keningnya, "Gue? Lo juga salah!" jawab Nael. Langsung berlari menyusul Cella yang sudah meninggalkan gedung olahraga.
Dari belakang, Leo ikut menyusul Nael dan Cella. Orang-orang yang tadi menonton langsung pergi, karena sudah tidak ada yang mereka tonton.
***
Sore hari, Cella bekerja di Kafe. Leo dan Nael ikut ke Kafe, tapi hanya bisa memandangi Cella bekerja dari sudut Kafe itu. Mereka tidak berani mendekat, karena tahu Cella masih marah.
Cella melayani tiap pelanggan dengan baik dan melakukan pekerjaannya dengan baik juga. Setiap Nael datang mau membantu, Cella hanya meliriknya membuat Nael takut dan memutuskan untuk duduk lagi bersama Leo. Sambil menikmati dua gelas kopi susu yang dibuatkan Cella.
Lonceng di pintu Kafe berbunyi, tanda pelanggan datang.
"Selamat da...tang." Cella mematung di tempat, melihat siapa yang datang.
Laki-laki dengan kemeja putih polos dan jeans hitam gelap masuk ke Kafe. Di sampingnya berdiri perempuan dengan kaos berwarna kuning pastel dan rok putih selutut.
Cella terdiam, melihat kedua orang itu mulai datang medekat ke arahnya, ke meja kasir.
Laki-laki itu melihat Cella dari ujung kaki sampai kepala, sama dengan perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMATIC. [THE END]#ODOC #ODOCTheWWG
Teen Fiction"Aku benci...tidak, aku takut jatuh cinta. Lagi." Cella benci pacaran. Dia tidak percaya dengan cinta, baginya itu semua hanya omong kosong belaka. Pada akhirnya, akan jatuh lagi, patah hati lagi. Dia menolak semua cinta yang datang padanya. Membuat...