Bab 29

9 1 0
                                    

"Ini minum." Leo menempelkan kaleng minuman dingin pada pipi Cella. Sampai membuat perempuan itu kesal.

"Dingin, Kak!" protes Cella yang malah mengundang tawa Leo.

"Gimana ujian mu?" tanya Leo yang kini duduk di samping Cella. Di salah satu anak tangga fakultas kedokteran. Tempat kuliah Leo. Sedangkan Cella satu Universitas yang sama dengan Leo hanya berbeda jurusan. Cella mengambil jurusam Ilmu Komunikasi, sedangkan Leo mengambil jurusan Kedokteran.

Leo terinsipirasi dari sosok Mama Nael yang terlihat garang dan jutek tapi berotak cerdas. Bagi Leo, Mama Nael merupakan seorang Mama yang keren. Walaupun Mamanya sendiri jauh lebih keren. Leo jadi ingin sepertinya. Mendapat gelar dokter dan bisa membangun rumah sakit. Menjadi seseorang yang berguna dan membuat bangga orang tuanya.

"Nggak tahu, deh ujian ku gimana hasilnya. Aku belajarnya apa, yang keluar apa." Cella meminum minuman kaleng yang diberikan Leo tadi.

"Masih maba juga, banyak ngeluh. Gimana nanti kalau sudah di semester ku?" tanya Leo.

"Kak Leo yang tanya, aku jawab. Memang gitu ujianku. Serba salah, deh." Protes Cella lagi yang malah mengundang tawa Leo.

"Pacar lo gimana kabarnya?" tanya Leo, mengalihkan topik.

"Baik. Dia juga lagi sibuk ujian." Jawab Cella. Dia menyipitkan matanya, melihat ke isi kaleng minumannya untuk melihat sisa berapa banyak air di dalam sana.

"Ooo, jurusan apa dia? Aku lupa. Managemen? Akutansi? Atau Ekonomi? Oh atau mungkin kedokteran? Nerusin Mamanya."

Cella menggeleng, "Salah semua. Hayo apa?"

"Aku tanya kamu tanya balik. Percuma, dong. Sama aja bohong." Jawab Leo. Membuat Cella tertawa.

"Bisnis. Dia ambil bisnis intinya. Bisnis apanya aku juga kurang paham. Initanya dia ambil bisnis karena suruhan orang tuanya sebagai syarat membatalkan secara resmi rencana perjodohannya." Cella mulai bercerita.

"Dia dijodohin? Buat apa?" tanya Leo penasaran.

"Biar perusahaan keluarganya makin maju-lah. Paham nggak, sih? Pahamin, lah ya... Kak Leo'kan pintar." Jawab Cella. Sebenarnya dia juga kurang paham dengan sistem keluaraga yang digunakan oleh keluaraga Nael, yang Cella tahu juga hanya itu.

"Mirip di film, ya?" tanya Leo. Dibalas Cella dengan anggukan kepala.

"Terus dia batalin perjodohannya biar bisa pacaran sama kamu?" tanya Leo, memastikan dugaannya yang ternyata benar karena Cella langsung mengangguk.

"Hey!" Panggil seseorang yang suaranya sudah tidak asing lagi di telinga.

Itu Rio, sedang berjalan mendekat bersama Emil. Rio dan Emil juga masuk di Universitas yang sama dengan Leo dan Cella. Tapi berbeda jurusan. Rio mengambil jurusan Teknik Informatika yang kebanyakan pelajarannya mempelajari tentang komputer dan jaringan. Sedangkan Emil mengambil jurusan Hukum karena permintaan orang tuanya. Berhubung, papa Emil adalah seorang pengacara. Jadi, orang tua Emil ingin anaknya menjadi seorang pengacara juga.

"Bahas apa, nih?" tanya Emil sesampainya mereka di sana.

"Kepo, ya? Ciee... Kepo." Ledek Leo.

"Apaan, sih? Nggak jelas banget." Balas ledek Emil.

"Gimana ujian lo, Cell?" tanya Rio.

Cella menghembuskan nafasnya berat, "Nggak tahu gue. Pasrah aja. Pusing kepalaku mikirin ujian mulu. Butuh hiburan."

"Liburan, yuk!" ajak Emil.

"Oke." Jawab Leo.

"Boleh-boleh, ayo!" Jawab Cella.

"Ayo-ayo aja gue." Jawab Rio.

"Kemana?" tanya Cella penuh semangat. Harapannya untuk bisa refresing terpenuhi.

Rio, Leo, Emil dan Cella nampak sedang berfikir. Memikirkan tempat liburan yang cocok untuk mereka datangi sebagai tempat refresing setelah pusing ujian.

"Bali?" saran Emil.

"Gue awal tahun baru aja ke Bali." Jawab Leo.

"Jogja?" saran Emil lagi.

"Gue Minggu lalu barusan aja pulang dari Jogja. Masa mau ke Jogja lagi?" tanya balik Cella. Minggu lalu Cella harus menghadiri pernikahan sepupunya di Jogja yang membuatnya harus izin satu hari.

"Bandung?" Emil memberi saran lagi. Berharap pilihannya di setujui semuanya. Karena jika mereka ke Bandung, Emil tak perlu memikirkan uang untuk penginapan. Karena Emil punya sepupu yang rumahnya berada di sana. Dia bisa menginap di sana.

"Nggak, deh. Aku udah sering ke sana." Jawab Rio. Berhubung Mamanya asal orang Bandung, jadi setiap liburan Rio sekeluarga pasti akan pulang ke Bandung.

"Nggak tahu, deh. Gue capek. Saran gue ditolak semua." Emil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ke Inggris aja gimana? Ketemu sama Kak Nael." Saran Cella.

Semuanya terdiam beberapa saat, nampak sedang berpikir lalu semuanya mengangguk.

"Boleh, tuh." Kata Leo setuju.

"Kita buat pesta perayaan kelulusan." Saran Emil.

"Kelulusan apa?" tanya Rio.

"Kelulusan dari begadang tiap malam untuk persiapan ujian. Berhubung besok sudah ujian terakhir." Jawab Emil.

Cella tertawa lalu mengangguk setuju dengan pendapat Emil.
"Benar, tuh. Lulus dari buku-buku pelajaran. Pusing aku."

"Nah! Tos dulu, dong." Ajak Emil, lalu mereka melakukan tos mereka sendiri yang penuh gaya ala-ala anak zaman sekarang.

"Kita buat kejutan aja buat dia. Jangan bilang kalau kita mau ke sana." Saran Rio diberi anggukan setuju oleh yang lain.

"Kita mau rayain dimana?" tanya Leo.

"Di apartemen Nael. Nanti gue cari cara biar dapat kunci apatemennya tanpa dia tahu kita semua mau ke sana." Jawab Rio.

Semuanya setuju dengan versi liburan mereka campur perayaan dan suprise untuk Nael. Ini akan menjadi liburan tak terlupakan untuk Cella. Karena setelah sekian lama dia berpisah dengan Nael, akhirnya Cella bisa bertemu lagi dengan Nael. Bisa melepas rasa rindu.

___________________
____________

TRAUMATIC. [THE END]#ODOC #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang