Malam ini sedikit berbeda, bintang di langit hilang semua, tidak seperti biasanya. Langit malam penuh dengan awan mendung. Angin juga terasa makin kencang, membuat daun-daun di pepohonan bergesekan.
Lagi-lagi, Cella sibuk dengan laptopnya. Melanjutnya cerita miliknya. Dia duduk sendirian di sofa ruang tamu sambil memangku laptopnya.
Mamanya sedang duduk di meja makan, sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan papa Cella sibuk memasak sesuatu di dapur. Mama Cella merupakan desainer baju, memiliki butik sendiri yang terletak di tengah kota dan memiliki satu cabang yang berada di luar kota. Sedangkan papa Cella merupakan koki di suatu restoran cepat saji yang cukup terkenal di kotanya.
Maka dari itu, dapur merupakan tempat bagi papa Cella, dan kantor kecil yang berada di lantai dua adalah tempat bagi mama Cella. Untuk tempat Cella, ada dimana saja. Selama tempat itu terasa nyaman untuknya menulis cerita.
Diambilnya tumpukan kertas yang berisi catatan-catatan penting dalam ceritanya. Cella mengernyitkan dahinya, melihat kertas yang dipegangnya bergantian dengan layar laptop di depannya.
"Nggak sesuai sama outline, nih. Dasar otak gue." Cella berbicara sendiri, menepuk kepalanya pelan. Lalu kembali melanjutkan ceritanya.
"Cella, makan dulu. Papa sudah buatkan nasi goreng favoritmu." Panggil papa Cella dari dapur.
Dengan segera, Cella meletakan laptopnya di atas sofa lalu berlari ke dapur. Di meja makan, sudah tersedia tiga piring berisi nasi goreng buatan papa Cella.
Mama Cella juga ikut bergabung makan malam setelah menyelesaikan pekerjaannya. Mereka menikmati makan malam sambil bercerita dan menikmati menu favorit keluarga. Nasi goreng papa.
Entah itu mama Cella bercerita tentang Cella yang kesal pada Leo, papa Cella bercerita tentang ingin belajar membuat kue dan Cella sendiri bercerita tentang renacanya untuk mengadopsi anjing.
Makan malam berlangsung lumayan cepat dan menyenangkan. Mama kini sibuk dengan cucian piring, sedangkan papa dan Cella masih duduk di meja makan membahas tentang keinginan Cella untuk mengadopsi anjing jenis Pug.
"Siapa nanti yang merawat?" tanya papa Cella.
"Kita semua. Kalau papa nggak mau, Cella aja yang merawat Moka." Jawab Cella penuh antusias.
"Moka? Siapa itu?" tanya papa Cella dengan senyum di wajahnya, gemas melihat semangat anaknya sendiri.
"Itu nama buat anjing kita nanti, Pa. Cella sudah siapkan semuanya. Cella juga sudah pelajari cara anjing melahirkan." Jawab Cella penuh semangat.
Papa Cella tertawa, "Wow, sampai segitunya kamu. Niat banget, ya?"
"Harus! Cella sebenarnya sudah ada rencana ini dari dulu. Jadi, kita beli anjing betina aja. Setelah itu, kita kawinkan, anaknya kita jual, Pa."
"Yakin mau dijual?"
"Yakin! Kita bisa untung, Pa."
"Kamu tega jual bayi anjing?"
"Ya, itu... Hehehe. Nggak, sih."
Papa Cella kembali tertawa, "Mana? Papa lihat foto anjing yang kamu mau."
Cella berdiri, lalu berlari ke ruang tamu. Mengambil ponselnya yang tertinggal di sana. Dengan senyum lebar, Cella kembali dengan menunjukan foto anjing berjenis Pug yang kira-kira masih berumur dua bulan, mengundang tawa papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMATIC. [THE END]#ODOC #ODOCTheWWG
Novela Juvenil"Aku benci...tidak, aku takut jatuh cinta. Lagi." Cella benci pacaran. Dia tidak percaya dengan cinta, baginya itu semua hanya omong kosong belaka. Pada akhirnya, akan jatuh lagi, patah hati lagi. Dia menolak semua cinta yang datang padanya. Membuat...