Bab 16

6 2 0
                                    

"Permisi?" Nael mengetuk pintu kelas.

Seisi kelas yang tadinya ramai karena sedang menikmati jam istirahat langsung diam saat melihat siapa yang mengetuk pintu.

Laki-laki paling di takuti dan pemegang peringkat 1 pelanggan setia ruang BK.

Cella yang duduk di bangkunya kaget melihat siapa yang berdiri di pintu kelasnya. Wajahnya memanas, jantungnya mulai berdetak kencang. Dia masih terbayang tentang Nael mencium keningnya kemarin. Di depan mamanya.

"Emil." Panggil Cella.

Emil yang sedang sibuk menyalin catatan melihat Cella dengan ekspresi datar, "Apa? Gue sibuk,nih."

Cella menaikan dagunya menunjuk ke arah pintu kelas. Emil mengikuti kemana dagu Cella menunjuk.

Kaget? Iya. Apalagi saat melihat Nael melangkah mendekat ke mejanya. Tentu saja bukan untuk menghampiri dirinya. Tapi Cella.

"Hai." Sapa Nael.

Masih dengan jantung yang berdetak kencang Cella berusaha mengeluarkan senyumnya.
"Ha-hai?"

Nael tertawa kecil melihat salah tingkah Cella.
"Sudah makan?"

"Eh?" Cella diam mematung.

Seisi kelas langsung menyoraki Cella. Dan malah membuat Cella makin tidak bisa berkata-kata.

"Ayo keluar, di sini berisik." Ajak Nael. Di beri anggukan kepala oleh Cella.

Mereka bersama keluar dari kelas sambil di soraki teman-teman sekelas Cella.

"Semangat, Cell!"
"Hati-hati, Cell!"
"Cieee, Cella!" Dan lain sebagainya.

***

Nael dan Cella duduk di taman sekolah tempat mereka dulu bertemu. Tempat bersembunyi Cella dari Nael yang habis bertengkar dengan anak kampung sebelah karena mencuri uang.

Mereka duduk di bangku taman yang sudah tersedia sambil mendengarkan lagu dari earphone. Satu untuk berdua.

"Cell," panggil Nael. Cella melihat ke arah Nael dengan wajah ngantuk karena angin di taman itu sangat sejuk.

"Kamu masih pakai kalung ini?" Nael meraih kalungnya yang tertutupi seragamnya.

Cella mengangguk, lalu menunjukan kalungnya juga.
"Pakai, dong. Kan sudah janji."

"Aku kira kamu lupa." Kata Nael disambung sedikit tawa.

"Nggak, lah." Jawab Cella cepat, membela dirinya.

Lalu suasana hening. Dalam pikiran Nael, dia sibuk mencari topik yang menarik. Sulit? Iya.

Di sisi lain, Cella sibuk mendengarkan musik sambil sedikit bernyanyi. Menahan rasa kantuk yang melanda dirinya.

"Nanti pulang sekolah, mau pulang bareng?" tanya Nael.

"Eh?" Cella nampak sedang berpikir, apa dia ada janji pulang sekolah nanti.
"Boleh."

Senyum Nael mengembang, "Oke, aku jemput ke kelas kamu nanti pulang sekolah."

"Nggak perlu, Kak. Aku tunggu di depan gerbang sekolah aja." Cella tidak mau kalau dia akan disoraki oleh teman-temannya lagi nanti.

"Yakin?" Nael memastikan.

"Iya."

"Oke."

TRAUMATIC. [THE END]#ODOC #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang