Bab 12

12 1 0
                                    

"Jadi gimana recana lo?" Gita melipat tangannya di depan dada. Melihat serius ke arah Nael yang duduk di depannya.

"Kita lari dari rumah, tanda protes. Mau?" tanya balik Nael tentang rencananya untuk membatalkan perjodohan.

Malam itu, Gita dan Nael memiliki janji bertemu di suatu restoran untuk membicarakan tentang perjodohan mereka. Berhubung dari pihak Gita ataupun Nael sama-sama tidak setuju.

"Gue nggak berani hidup sendiri." Jawab Gita, lalu meminum jus jeruk miliknya.

"Dasar manja. Gue sudah mikir rencana itu sudah lama." Kini Nael yang melipat kedua tangannya di depan dada.

"Rencana lo di pikir semalam juga bisa. Basi tahu nggak?" ledek Gita.

Nael menarik salah satu sudut bibirnya, "Memang lo sendiri ada rencana?" tanya Nael.

Gita tertawa kecil lalu menggelengkan kepalanya, "Nggak."

Nael mendengus kesal, lalu meminum kopi hitam miliknya.

Keadaan jadi tenang. Baik Nael ataupun Gita nampak sedang berfikir tentang rencana mereka membatalkan perjodohan yang direncanakan kedua orang tua mereka.

Tiba-tiba Gita memukul meja. Walau tidak terlalu keras, namun membuat Nael kaget dan hampir tersedak kopinya sendiri.

"Kenapa kita nggak bicara aja baik-baik?" tanya Gita.

Nael mengerutkan keningnya, "Bicara baik-baik? Sama orang tua gue? Nggak mungkin."

"Coba dulu, lah."

"Orang tua gue keras kepala."

"Orang tua gue juga."

"Terus kenapa lo saranin itu?"

"Maksud gue, orang tua kita berdua bertemu di tempat yang sama. Lalu kita bicarakan baik-baik."

"Jadi keluarga lo sama keluarga gue langsung bicara?"

"Iya!"

Nael mengangguk paham setelah pedebatan singkat dengan nada tinggi yang sudah mengundang perhatian banyak orang yang telah mereka lakukan.

"Setuju?" tanya Gita, memastikan.

Nael mengangguk, "Boleh dicoba."

***

Malam harinya, keluarga Gita dan Nael bertemu. Kebetulan juga kedua pihak keluarga memiliki janji bertemu.

Keadaan masih terasa tenang dan damai di restoran mewah bernuansa warna merah dan emas itu.

Gita duduk berjejer dengan keluarganya dan berhadapan dengan Nael, begitu juga Nael.

Berkali-kali Gita memberi kode pada Nael untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu. Tapi Nael selalu ragu, karena kedua pihak keluarga terlalu sibuk berbincang. Dia takut akan disalahkan jika menyela pembicaraan orang tua.

Nael juga ikut memberi kode pada Gita, agar Gita saja yang membuka pembicaraan. Karena Nael tidak mau disalahkan oleh orang tuanya.

"Jadi, kita sudah menentukan tanggalnya untuk pertemuan keluarga besar kita?" tanya papa Gita.

Papa Nael mengangguk dengan senyum lebar di wajahnya.
"Iya, sesuai rencana."

"Saya sudah tidak sabar melihat Gita menggunakan gaun pengantin." Kata mama Nael yang tersenyum melihat ke arah Gita lalu berganti pada kedua orang tua Gita.

TRAUMATIC. [THE END]#ODOC #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang