Chapter 5

2.1K 290 83
                                    

"pangeran, kenapa anda belum tidur ?" tanya Seokjin pada Yoongi.

Ia berbaring, tapi matanya masih terbuka.

Yoongi melirik pada tabib itu dan berkata 'hal su eobsda'. (tidak bisa)

(bibirnya doang yg gerak yah) :3

Seokjin mengangguk, kemudian ia menghampirinya. "saya akan menemani anda, jadi,... tidurlah"

.

.

.

.

Raja Min Seunghyun.

(Seunghyun lagi Seunghyun lagii heeee) 😂😂

Ia bersama putra pertamanya tengah terdiam di salah satu paviliun sang Raja.

"ayah rasa, ini adalah pembalasan dendam" ujarnya pada Geum Jae.

"dendam ?"

"ya, dulu ayah memiliki seorang teman, dia adalah seorang tabib,... lebih tepatnya seorang penyihir yang baik"

"mana ada penyihir yang baik ayah" elak Geum Jae, merasa tidak masuk akal dengan ucapan sang ayah.

"dia baik, tapi ayah mengubahnya menjadi jahat"

Seunghyun menghela nafasnya berat, fikirannya melayang pada keajadian 25 tahun yang lalu, saat ia masihlah seorang pangeran di kerajaan ini.



"anak keduamu akan dilimpahi kasih sayang, tapi dia akan mati saat usianya menginjak 16 tahun, saat itulah renkarnasiku akan merenggut nyawanya !"



Masih terngiang begitu jelas ucapan terakhir dari sang sahabat, sebelum akhirnya ia mati terpanggang dalam kobaran api.

.

.

.

.

Jam 12 malam

Kriing ~



Lonceng Yoongi berbunyi, dan pintu yang mengarah ke teras tiba-tiba terbuka, membawa angin yang cukup kencang.

Sosok yang memakai kimono hitam, ia berdiri tegak dengan pedang tajam di punggungnya. Berjalan dengan tenang ke arah mereka berdua.

Seokjin dan Yoongi.

Seokjin jelas tahu sosok itu tengah mengintai Yoongi, tapi ia mencoba untuk bersikap setenang mungkin.

"apa maumu ?" tanya Seokjin.

Wajah sosok itu perlahan mulai terlihat karena cahaya samar dari lilin, wajahnya sangat tampan, dan memiliki lesung di kedua pipinya.

"aku menginginnya nyawanya"

.

.

.

.

Namjoon

Kuperhatikan tubuh Yoongi yang tertidur di ranjangnya, dia sangat indah, tapi tabib yang berada di sebelahnyapun terlihat indah.

Aku hanya bisa tersenyum saat tabib itu bertanya apa mauku.

"aku menginginkan nyawanya" ucapku.

Tabib yang ku tahu beranama Seokjin itu terlihat membulatkan kedua matanya, aku semakin tersenyum, dia terlihat sangat menggemaskan.

"langkahi dulu mayatku" ujarnya dengan suara rendah.

Moon Child Psychics - TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang