Chapter 3

2.4K 324 57
                                    

Semua orang berkumpul di kediaman Yoongi, sang pangeran masih saja terbaring di tempat tidurnya.

Tidur nyenyak meski sudah berjam-jam berlalu.

Sang ayah, yakni Raja Min hanya bisa menatap sendu putra bungsunya, wajah cantiknya nampak sedikit pucat, membuat ia benar-benar merasa khawatir.

"yangmulia, pangeran Yoongi tidak akan terbangun sampai esok pagi, jika anda tidak keberatan, malam ini saya akan menemaninya, untuk mencagah hal yang tidak diinginkan" ujar Seokjin sambil menundukan kepalanya.

Ia terduduk di dekat Yoongi, pergelangan tangan Yoongi tersingkap karena habis diperiksa.

Raja Min hanya bisa menghela nafasnya "baiklah,... lakukan semua yang terbaik untuk putraku" ujarnya.

Setela mengatakan beliau pergi bersama sang Ratu dan para pelayannya, tinggal Geum Jae sang kakak dan Seokjin si tabib yang berada di ruangan itu untuk menemani Yoongi.

"apa aku bisa mempercayaimu ?" tanya Geum Jae, nampaknya ia tidak mempercayai tabib tampan tersebut.

Seokjin mendongak, menatap sang pangeran dengan senyuman teduh.

"pengeran tenang saja, saya akan melakukan yang terbaik untuk menyembuhkan pangeran Min, meski itu merenggut nyawa saya"

.

.

.

.

Yoongi mengerjapkan matanya, silau,... itu adalah hal pertama yang ia tangkap dari retina matanya.

Tunggu,

DEG !

Yoongi,... bisa melihat !?

Ia mengedarkan pandangan ke seluruh tempat indah ini, tapi tempat ini terasa begitu familiar meski Yoongi belum pernah melihatnya.

"dimana ini ?" gumam Yoongi.

Perlahan ia berdiri, melihat hal-hal yang belum pernah ia lihat sebelumnya, seperti tekstur lantai kayu yang tengah ia pijak, dinding bangunan yang indah, kolam yang di penuhi oleh banyak ikan koi, juga,... pohon bunga yang berwarna merah.

"apa ini kamarku ?" gumam Yoongi lagi.

Ia ingat, ibunya selalu berkata bahwa pohon bunga berwarna putih tumbuh di dekat teras kamarnya.

Puk !

Satu kelopak bunga jatuh di atas kepalanya, kemudian jatuh ke atas lantai.

Yoongi tidak bisa membedakan warna, jadi ia tidak tahu bunga tersebut berwarna apa.

"apa warna putih itu seperti ini ?" gumam Yoongi pada kelopak bunga berwarna merah.

"Yoongi" panggil seseorang.

"siapa ?"

"kau tidak perlu tahu namaku" ujar orang tersebut.

"apa kau senang bisa melihat ?" tanya nya.

Merasa orang itu adalah pria yang baik, Yoongipun tersenyum gusi sambil mengangguk, membuat ia terlihat semakin cantik.

Deretan giginya yang mungil benar-benar membuat orang itu gemas.

"kau sangat cantik" puji nya.

Yoongi berhenti tersenyum "orang-orang selalu berkata begitu, padahal aku tidak tahu wajahku seperti apa"

"mau melihat wajahmu ?"

.

.

.

Moon Child Psychics - TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang