20

25 3 0
                                    

Bulan langsung kekelasnya setelah meninggalkan nabila dikantin karena telah ada riri dan leon hingga bulan memutuskan untuk pergi kekelasnya dan memastikan cewek itu tidak sendirian. Sesampai dikelas bulan langsung disamperin oleh upi untuk memecahkan soal-soal olimpiade yang akan dilakukan lusa.

Setelah bulan selesai mengerjakan dan memecahkan soal-soal olimpiade bersama upi ia menceritakan tentang hancurnya kania kepada upi, upi juga merasakan sakit ketika bulan menceritakan tentang kania yang sudah ia anggap sebagai kakanya juga. Mereka berdua akan mencari siapa yang menyebabkan kania seperti itu.

"Lo tenang aja, gak usah khawatir gue pasti akan bantu lo meskipun gue tau hasilnya akan gimana tapi gak salah kita mencoba dulu kan"

Bulan setuju dengan ucapan upi ia harus mencoba dulu menemukan pelaku yang telah berbuat seperti itu kepada kakanya, jika ia mendapatkan orang itu tidak akan ia biarkan lari dan tidak bertanggung jawab atas apa yang dibuat terhadap kakanya.

"Thanks, pi lo emang sohib banget gue banget pi"Ujar bulan merangkul upi namun langsung ditepis membuat keduaanya tertawa.

Namun disaat keduanya tertawa datang ketiga temenya leon, nandi dan satria langsung menimbrung kemereka berdua.

"Anjir si bulan sama si upi berduaan mulu udah kaya orang pacaran"celetuk nandi.

Bulan dan upi langsung menoyor nandi dengan soal yang mereka kerjakan , membuat nandi kesakitan sementara leon dan satria hanya tertawa melihat itu.

"Tau, kita juga tau lo berdua yang ngewakilin sekolah buat olimpiade tapi gak usah berduaan gini lah "Ujar satria membuat bulan dan upi mengerti.

"Makanya kita datang biar rame "Ujar leon yang sedang memain game

Nandi melihat soal-soal yang telah diisi bulan dan upi membacanya saja sudah pusing bagaimana kedua temennya itu dengan cepet bisa mengerjakan soal ini, dan ia melihat mereka sudah menjawabnya tetapi mereka tidak cepet-cepet keluar.

Bulan langsung tau apa yang dipikirkan oleh nandi "Gak usah macam-macam mikirnya gue masih waras, disini juga ada Cctv anjir"ujarnya.

Membuat nandi hanya tersenyumm "Emang lo ngapain dulu sih pi, lan"tanyanya.

"Curhat "ujar upi.

Leon, nandi dan satria langsung ke upi, namun upi langsung keluar sebelum mereka tidak beres mulutnya seperti ibu-ibu.

"Tentang keluarga, kok tenang aja"jelas bulan ya memang kalo tentang keluarga diantara mereka berlima tidak akan pernah mau menceritakannya karena itu urusan pribadi mereka.

"Oh kirain tentang pacar-pacar kalian"celetuk nandi.

"Eleh mana ada si bulan aja masih suka sama sania padahal udah ditolak, si upi juga suka tapi gak ditembak-tembak digantungin mulu anak orang"ujar satria

"Tau nih gimana sih lo berdua perjuangin lah kalo masih suka, Gentlemen kayak gue dong"Ujar leon membanngakan karena ia sempet menembak riri namun riiri belum menjawabnya sampai sekarang.

Upi langsung melempar kertas kepada mereka bertiga "Berisik lo pada sana belajar besok ulangan, Pulang ya anak-anak"ujarnya.

***

Sesuai dugaan nabila bundaanya pasti marah dan kecewa karena telah berbuat salah dan melanggar aturan sekolah, ia sudah menceritakan kepada nataya namun natasya tidak mempercayainya, bahkan orang yang melahirkannya dan membesarkannya saja tidak mempecayai dirinya. Menyedihkan sekali kamu nab.

"Bunda please dengerin aku dulu bun, aku gak pernah ngelakuin itu"Ujar nabila memohon.

Natasya tidak mendengarkannya, ia beranjak kekamarnya hingga nabila akhirnya berhenti memohonnya, membuat natasya juga merasa bersalah karena tidak mempecayai anaknya sendiri.

"Maafin bunda, nak"batinnya.

Nabila akhirnya pasrah setelah bundanya memasuki kamarnya, dan ketika ia mendorong kursi rodanya ia merasa ditahan , dan siapa lagi kalo bukan dua kakaknya itu.

"Mau kemana lo, lo tuh emang pembawa sial banget ya"ujar tata

"Dulu ayah lo bikin lumpuh, setelah itu lo ngebunuh pacar lo kan, sekarang bunda lo bikin kecewa, mau apa sih lo jadi anak"

"Udah sok-sok an kabur dari rumah, eh pas ketemu malah kabur dan pas balik kerumah make kursi roda dan dinyatakan cacat, emang bener-bener pembawa sial ya lo, untung bunda sama kak revo kakak angkat kita masih mau ngurus lo ya"senyum miring

Nabila sedang dalam masalah disekolah kini ditambah lagi dua kakaknya itu selalu membahas itu, bagaimana ia tidak sakit hati ketika ia sudah hampir melupakan itu sudah terjadi namun dua kakaknya masih saja membahasnya.

Hingga kakanya mendorong kursi roda nabila hingga terjatuh, membuat nabila meminta pertolongan kepada kakaknya itu namun tidak ada yang membantunya , dan adeknya melihat itu membuatnya menangis dan ingin langsung menghampiri bundanya, namun nabila menahannya tidak usah dan adeknya menuruti.

Kini ia sudah sampai dikamarnya meskipun sulit dan sakit karena harus menyeret kakinya yang semakin sakit, akhirnya ia sampai di kasur dan ia menemukan darah dari kakinya membuatnya menangis kenceng. Hingga natasya mendengarnya dan terkejut ketika melihat keadaan anaknya.

"Yaampun nabila, kamu kenapa"tanyanya panic, ketika melihat nabila baju sekolahnya berantakan, dan ia tahu nabila nangis karena kakinya berdarah selalu seperti ini .

"Bunda nabila gak mau disini, nabila gak mau disini"ujarnya sambil menangis dan memeluk natasya.

Natasya langsung menyuruh pembantunya untuk mengambilkan kain dan lap untuk membersihkan luka pada kakinya nabila. Nabila mengelak ia masih saja meronta seperti anak kecil untuk pergi dari rumah ini.

"Kamu kenapa nabila?ujar natasya menatap nabila dalam namun nabila langsung menyelimuti mukaanya ia mengetahui anaknya tidak akan berbicara jika seperti ini dan ia membersihkan luka dikakinya nabila hingga bersih.

"Nabila gak mau disini bun, nabila jadi anak nyusahin ya bun"ujarnya membuat natasya kaget.

Natasya mengetahui pasti ulah dua kakanya itu yang selalu saja membahas masa lalu adeknya itu, sudah dijelaskan kepada dua kakanya itu namun mereka masih saja tetap mementingkan egonya dan selalu saja nabila yang menjadi bahan ancaman mereka.

"Bunda gak jawab, berarti bener ya bun nabila anak yang nyusahin dan pembawa sial ya bun, kalo gitu maafin nabila ya bun, udah bikin semua jadi kayak gini, ayah lumpuh karena aku, rafa meninggal juga karena aku bun, emang bener kata kak tata ,reva dan sania aku ini emang pembawa sial dan hari ini juga bunda kayaknya kecewa kan sama aku gara-gara aku diskorsing , maafin nabila ya bun suka ngerepotin bunda" ujar nabila dalam selimut namun natasya masih mendengarnya ternyata anaknya mempunyai beban seperti ini.

Namun natasya enggan menjawab pertanyaan anaknya, ia menghapus airmatanya ia merasa telah gagal juga menjadi seorang ibu disaat anaknya seperti ini malah ia biarkan, hingga ia mengetahui nabila kekamarnya dengan menyeret kakinya ia melihat nabila sangat kesusahan dari atas anak bungsunya ingin memangiilnya namun ditahan oleh nabila untuk tidak memberitahukannya kepada dirinya.

"Bunda kekamar dulu kamu istirahat aja "hanya kata itu yang ia bisa ucapkan untuk nabila.

Nabila membuka selimutnya setelah natasya pergi dari kamarnya ia mengecek handphone tidak ada notif dari siapa-siapa biasanya pasti akan ada dari riri, upi, bulan dan revo namun untuk kali ini tidak ada yang menghubungi sama sekali dan ia membanting ponselnya

"Semua sama aja gak ada yang peduli sama gue"ujarnya kembali menangis, terisak dan ia melihat kakinya sudah tidak berdarah lagi setelah dibersihkan oleh natasya, lalu ia membuka jendela kamarnya dan menatap diluar sedang hujan deres, sama seperti dirinya hari ini terlalu banyak menangis hingga alam saja sadar bahwa ia tidak sendirian.

Jika saja nabila tidak akan cacat seperti ini sudah pasti ia akan pergi dari rumah dan hujan-hujanan diluar dan akan menangis dibawah hujan agar ketika ia menangis tidak akan yang melihatnya mungkin hanya dia yang sudah ada disana dengan tenang.



jakarta, 11 Agustus 2019

BUlNABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang