Mysterious Woman

(6)

Reader POV

"Nghm..."

Haus.

Aku terbangun lagi.

Aku melihat keluar jendela.

Bulan masih ada dengan senyumnya.

Akhir-akhir ini aku sering terbangun.

Dan merasa haus.

Terpaksa aku jalan ke dapur.

Ukh, aku benci terbangun tengah malam begini.

Markas ini jadi lebih sepi dari biasanya.

Sampai di dapur, aku menuangkan air ke kelasku.

Gluk.

Masih kurang rasanya.

Aku minum air seteko dalam sekali teguk.

Masih tetap haus rasanya.

Bukan...bukan ini.

Apa yang bisa memuaskan rasa hausku ini?

Aku berjalan keluar markas.

Rasanya tenggorokkanku dan kerongkonganku kering sekali.

Meski sudah minum air sebanyak itu.

Masa aku harus minum sampai sungai kering?

Tanpa sadar, kakiku membawaku ke kandang kuda.

Kudanya tampak enak.

Tapi aku tidak lapar.

Aku menelan ludahku sendiri.

Setelahnya aku tidak ingat apapun.

Author POV

"Berjalan di pantai...tunggu ini markas"

Senandung seorang prajurit dengan riang dan semangat berjalan menuju kandang kuda di pagi hari.

Tak berhenti bersenandung.

Dengan membawa ember dan sikat.

"Kenapa pagi hari begini aku di suruh ke kan--"

Prang!

Ember beserta isinya jatuh ke tanah dengan indahnya.

"AAAAA! NANI KORE!?"

Kakinya lemas dan mundur beberapa langkah dari kandang.

Beberapa kuda tampak bersimbah darah.

Di lehernya terdapat bekas cabikkan dan gigitan.

Kehebohan di markas scout legion.

Kasus pembunuhan(?) kuda.

"AKU HARUS BERITAHU KOMANDAN ERWIN!"

Levi POV

Hanya kuda prajurit yang sudah tiada yang mati kehabisan darah.

Kejadian ini mengganggu pagiku.

Bekas terkoyak dan gigitan.

Gigitan gigi taring.

"Okashi na~", bahkan Hange bisa berkata begitu. "Kalau gigitan anjing tidak seperti ini, bukan juga hewan buas lain. Terlalu kecil tapi sanggup merobek pembuluh darahnya"

Kotor dan bau.

Aku kurang suka.

"Seperti gigitan manusia", tiba-tiba dia berdiri.

Kali ini aku akui, ada satu orang yang aku pikirkan.

[Name], setelah kejadian itu hanya dia yang aku pikirkan.