(4.5)

3.4K 476 28
                                    

Reader POV

Aku ini apa?

Kenapa Levi heichou menanyakan itu?

Aku kan manusia.

Jelas bukan?

Apa heichou salah makan?

"Ningen desu", aku menulisnya di telapak tangannya.

"Ck, setelah kau sembuh kerjakan tugasmu"

Blam.

Levi heichou mungkin salah makan.

Kenapa sepi sekali?

Ke mana Petra dan yang lain?

Markas ini jadi sepi sekali.

Tidak biasanya.

Aku coba cari mereka saja.

Kakiku melangkah ke pintu dan membukanya.

Lorongnya sepi.

Apa karena sudah malam ya?

Yang lain pada tidur ya?

Aku ke kamar Oluo karena paling dekat dengan kamarku.

Di samping kamarku.

Oluo, ojawashimasu.

Tidak ada?

Memangnya dia ke mana?

Tidak biasanya.

Aku ke kamar yang lain.

Semuanya tidak ada orang.

Cuma Eren saja.

Aku tidak berani membuka pintu kamar heichou (T▽T)

Aku keluar saja.

Author POV

Langit cerah bertabur bintang.

Namun, hati pria yang menyandang status kapten ini tidak secerah langit malam kala itu.

Netranya meneropomg luas ke arah langit.

Angin berhembus membuat rambutnya menari.

Levi heishou, langkah [Name] terhenti.

Menatap punggung pria yang telah menyelamatkannya dari titan.

"Apa?"

Keberadaan gadis itu ketahuan.

"Kalau kau mencari yang lain...mereka sudah berjuang sampai akhir"

Perkataan sang kapten membuat [Name] terkejut.

Mereka semua...mati?, tubuhnya membeku di tempatnya berdiri.

Tidak percaya dengan kenyataan yang ada.

Dia pingsan dan ketika matanya terbuka semuanya hilang.

Mati di usia mereka yang masih muda.

Pasukan khusus Levi kini tinggal sang kapten dan dirinya, juga Eren.

Langkah kakinya mendekati sang kapten yang duduk beralaskan rumput.

Kedua lengannya terulur.

Memeluk sang kapten dari belakang.

Bulir bening jatuh dari matanya yang indah.

"Lepaskan, bocah cengeng...", nada bicara Levi meski terdengar dingin tapi suaranya bergetar.

Di dalam hatinya yang terdalam, Levi merasakan kehilangan dan kesedihan.

[Name] mengerti yang dirasakan sang kapten.

Memeluknya dalam dan menangis dalam diam di bahu sang kapten.

"Aku bilang...lepaskan, ini perintah"

[Name] menggelengkan kepalanya dan mengeratkan pelukannya.

Tangan kekar Levi melepaskan pelukan tersebut perlahan.

Berbalik menatap gadis yang tidak dapat bicara tersebut.

"Ke kamarmu sana...", sang kapten memalingkan wajahnya.

Tangan itu terulur lagi dan memeluk sang kapten.

"Sudah kubilang kan...lepas"

Tangan kekar itu mengeratkan genggamannya pada lengan baju [Name].

Heichou, kau pasti sedih kan? Aku juga, jadi tidak apa-apa menangislah, [Name] tidak dapat mengucapkan kata hatinya.

Untuk pertama kalinya, Levi menitikkan air mata.

Ia menangis dipelukan [Name].

"Sial..."

Manusia terkuat tersebut menitikkan air mata dalam diam.

Menggigit bibir bawahnya untuk menahan isaknya.

[Name] mengeratkan pelukannya.

Malam cerah bertabur bintang.

Jiwa prajurit yang telah gugur.

Berdoa dan mengawasi yang lain dari "sana".

Bintang itu adalah jiwa para prajurit yang telah gugur.

Setidaknya itinyang dikatakan para orang tua pada anaknya.

Dan malam itu.

Menjadi sanksi bisu kesedihan sang kapten.

Mysterious Woman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang