(16)

1.8K 250 18
                                    

Eric POV

Kenapa ribut sekali di luar?

Apa yang [Name] lakukan?

"Eric! Taihen!"

"Nanda?"

"Kyojin!"

"Hah? Malam-malam begini?"

Itu tidak mungkin.

Para titan itu tidak beraktivitas di malam hari.

"[Name]-san!"

"Kenapa ada anak itu di sini?"

Tunggu apa!?

Reader POV

Kurang lebihnya aku mengerti yang diceritakan Nanaba saat kemari.

Titan itu entah kenapa mereka aktif di malam hari.

Dan aku melihat mereka.

Ada satu titan yang janggal.

Tidak lebih mirip monyet besar.

Apa dia dibalik semua ini?

"Titannya mendekat!"

"Kalian tetap di sini!"

"Tunggu Nanaba! Aku ikut!"

Aku tidak bisa diam saja!

Tidak lagi!

"Kau tidak bawa manuvermu!"

Aku memakai manuver milikku.

Aku bawa diam-diam sebelum kemari dengan Eric.

"Aku tidak bisa diam saja!"

Author POV

Para titan itu berusaha merayap menggapai makanannya di menara.

Prajurit yang membasmi titan tersebut tersisa seorang gadis yang mulai panik.

"Gasku hampir habis!", ia menggertakkan giginya.

Gas terakhir ia menebas titan tersebut dan kembali ke menara.

Dengan terburu-buru dia melepas manuver miliknya.

Di mana Eric?, panik yang ia rasakan semakin menjalar.

Lalu ia berdiri di pembatas menara.

"[Name]-san, apa yang--"

"Jangan khawatir...kalian akan selamat"

"[Name]-san!"

Dan terjun bebas ke arah para titan yang lapar.

Para titan yang menempel pada dinding menara musnah.

Tumbang satu persatu, terbunuh oleh seorang wanita.

"Ketemu", gumam beast titan ketika melihat wanita tersebut. "GRAAAAA!"

Titan datang tidak henti.

Mereka mengincar [Name] yang seorang vampire.

"Kalau begini...tidak ada cara lain"

"[Name]! Jangan lakukan dengan itu!"

"Tapi, kalau begini mereka akan mati Eric!"

"Ck! Kau belum bisa mengendalikannya!", Eric menyambar tubuh [Name] dan melemparnya ke puncak menara.

"Eric biarkan aku pergi!"

"Kau gila?! Baru segitu saja kau sudah mau mati tahu!"

Darah menetes dari lubang hidung [Name].

Dengan tangan mungilnya ia mengelap kasar darah tersebut.

[Name] mendecih pelan dan membuang muka dari Eric.

"Dengar, yang monyet incar itu adalah kita. Terutama kau [Name], dia ingin kekuatanmu karena milikmu lebih kuat daripada milikku", Eric memegang pundak [Name]. "Kau mau si monyet siapa itu memakanmu? Lalu kaptenmu itu menerima kabar kematianmu setelah kau tidak pernah pulang?"

[Name] menggigit bibir bawahnya, "tidak mau..."

"Keputusan bagus"

"Ymir!"

Teriakkan Krista membuat keduanya langsung menoleh ke arah sumber suara.

Manusia yang berubah menjadi titan.

Jaw titan, milik Ymir.

"Apa? Sebenarnya ada berapa manusia yang bisa berubah jadi titan?", tatapan mata Eric frustasi.

Menara itu runtuh, perlahan matahari mulai tampak.

Cahaya terang mulai muncul perlahan.

Pasukan bantuan pun datang.

Levi POV

"[Name]..."

Syukurlah dia baik-baik saja.

"Levi heichou? Sejak kapan di sini? Eh? Sejak kapan aku di atas dinding?"

Jadi selama ini dia di menara itu?

Bersama Eric? Berdua saja?

"Oi, chibi heichou"

"Nanda?"

Aku memeluk tubuh [Name].

Orang yang membuatku rindu dan merasakan frustasi selama ini.

"Kalem dong, aku mau bicara denganmu"

Ck, merusak saja.

"Tidak bisa di sini?"

"Tidak, [Name] aku pinjam kaptenmu sebentar ya?"

"Ii yo..."

"Tuh, cuma sebentar saja heichou empat mata saja"

Reader POV

"[Name]-san, chotto ii"

Aku menghampiri Ymir ketika ia memanggilku.

Jarang sekali dia bicara denganku.

Tidak pernah sih.

Canggung rasanya, bertemu lagi dengan heichou dalam keadaan begini.

Tapi, heichou sedang bicara dengan Eric.

Aku berhasil, tapi kekuatanku belum cukup.

"Gomen ne"

"Eh?"

Duk!

Mysterious Woman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang