Keempat🐨

2.4K 329 25
                                    

Book ini punya alur yang maju mundur syantik, jadi kalo lupa dam bingung bisa tanya atau baca ulang ya😂

[After 2 year]

"Sudah makan?".

Felix mengangguk dalam pelukannya. Ia super merindukan pria ini.

"Bisa lepaskan dulu? Aku ingin mandi. Tidakkah aku bau setelah 24 jam penerbangan?".

Felix menggeleng ribut.

"Kamu tidak bau sama sekali. Jangan paksa Felix untuk lepasin pelukan ini, Felix kangen tau". Felix poutin bibirnya. Membuat pria yang dipeluk tersenyum menahan gemas.

"Baiklah tuan puteri". Ia semakin merapatkan tubuh Felix jauh kedalam dekapannya.

"Bagaimana di London? Apa kau sudah menemukan pujaan hatimu?". Felix mendongak menatap mata kelamnya yang hangat.

"Aku punya kamu, kenapa aku harus mencari yang lain?".

"Ihh ka Changbin~ kamu harusnya cari pacar. Kamu buat Felix merasa bersalah tau".

Felix mengeratkan pelukannya. Dia sangat rindu pada pria ini. Pria yang selalu ada untuknya. Tapi

Satu tahun yang lalu, Changbin memutuskan untuk melanjutkan study-nya di London.

Felix menangis sesenggukan di dadanya sepanjang malam karena tak ingin pisah dari super hero nya itu.

"Ini sudah malam? Kamu gamau pulang?".

"Felix mau tidur disini. Lagian males dirumah".

"Masih belum bisa maafin mama?". Tanyanya hati-hati seraya mengusap pucuk kepala Felix.

Felix mengangguk. "Ayo jangan bahas itu, Felix tuh kangen kamuu kak~".

"Iya iyaa, manis. Aku mandi sebentar ya abis itu kita tidur".

"Tapi peluk Felix sampe pagi yaa?".

"Iyaa sayangnyaaa aku". Changbin ngusak kepala Felix sekali lagi. Tubuhnya kebas luar biasa karena tak bergerak dalam waktu yang lama.

Changbin bangkit dari sofa setelah Felix mau melepaskan pelukannya.

Sudah 2 jam semenjak ia sampai di Apartemen dan selama itu pula Felix terus memeluknya tanpa mengizinkannya untuk bergerak barang sedikit.

"Fe, ini ada telpon". Changbin menunjukkan handphone yang tergeletak di meja Itu pada Felix.

"Angkat aja, Felix lagi males ngomong sama dia". Felix berjalan sempoyongan lalu menubrukkan diri ke ranjang besar Changbin.

"Hallo hyung?".

Bin?”

"Ya, ini aku. Felix tidak mau bicara denganmu".

"Hais anak itu, apa dia akan tidur di apartemenmu?"

"Iya hyung, di ranjangku tepatnya". Changbin tersenyum miring kearah Felix yang sudah hampir terpejam.

"Aku akan mematahkan tulangmu jika kau berani macam-macam dengannya. Apa kau dengar?"

"Iya-iyaa, dasar posesif".

"Kumatikan dulu. Tolong jagakan bayi kecilku. Jangan biarkan dia lecet sedikitpun. Dan segeralah kerumah, aku ingin bertemu denganmu".

Seseorang di seberang sana mengakhiri sambungan telephone.

"Dia ini hyungku atau vokalis naif sih? Posesif sekali?". Tanya Changbin pada Felix yang hampir tertidur.

"Makanya Felix males ngomong sama dia. Cepet sana mandi, aku mau peluk".

"Iya iyaa, padahal pacarmu sudah melarangku macam-macam. Tapi karena kau yang minta. Aku bisa apa? Hehe".

"Yaudah cepetan ihh".

Malam itu di tutup dengan Changbin yang sibuk bercerita tentang kehidupannya di London hingga Felix terlelap dalam dekapannya.

"Ceritaku sepertinya mirip dongeng pengantar tidur ya? Selamat tidur Fe. A-aku mencintaimu, semoga kau selalu bahagia".

::

"Felix boleh ikut yaa, pweaseee". Felix menggenggam jemari pria-nya sambil mendongak menunjukkan puppy eye andalannya.

"Aku ini pelatihan sayang, bukan liburan".

"Ya tapikan lama. Ka Changbin uda balik, Fellie gamau sendirian, daddy ".

Pria itu menatap Felix dengan benak yang menimang-nimang bagaimana jika anak ini ikut dengannya, karena disana juga akan ada—

"Ya ya? Boleh yaa? Pleasee. Felix ga ganggu kok. Felix di kamar aja ga keluar-keluar. Janji dehh".

Bagaimana dia bisa tahan? Bagaimana bisa menolak jika seperti ini?

Terlalu manis.






Chan tidak kuat.



"Baiklah, baby boleh ikut. Tapi jangan nakal atau akan Daddy hukum".

"Yeayyy!!".

Felix naik kepangkuan Chan yang sedang mengotak-atik handphonenya.

"Fellie mau dihukum. Lagian hukuman Daddy selalu menyenangkan kan?".

Chan menggeram frustrasi.

"Jangan mulai deh, kita ga punya banyak waktu sayangku. Cepat siapkan kopermu kita berangkat satu jam lagi".

"Okee Daddy, siap laksanakan". Felix mengecup pipi Seo Bangchan sebelum berlari kekamar pria Australia itu.

Short story.
Felix mengenal Bangchan beberapa bulan setelah ia Study tour. Felix saat itu magang di perusahaan yang Chan pimpin.

Mereka menjadi dekat karena Felix memang tipe anak yang mudah dekat dengan siapa saja. Persahabatan antara bos dan anak magang itu kian dekat hingga beberapa bulan setelahnya,

Keduanya memutuskan untuk berpacaran.

Tbc-in ga?


Ternyata aku tetep
Lambat updatenya😂

Gasemangat huhu

Never ending, Goodbye ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang