::
Berry langsung lari keruangan VVIP itu begitu ia tiba dirumah sakit. Saat ia melihat seseorang tidur disana, Berry memelankan langkah kakinya. Takut itu akan mengganggu.
"Dad, papa okay kan?". Berry berbisik pada Changbin begitu pria dewasa itu tiba di ruangan mereka. "Papa cuma kecapean sayang. Everything oke, but daddy have something to tell you".
"What is it?". Changbin menggeleng sembari tersenyum. Ia mengecup kening Berrynya. "No honey, engga sekarang. Kita tunggu papa bangun dulu ya".
Berry yang udah terlanjur kesal, memilih buat pergi dari sisi Changbin. Mulutnya mengerucut kedepan, dia kesal pada pria berstatus Daddy nya tersebut. Gadis itu memilih untuk duduk dikursi samping bangsal yang ditiduri sang papa. Menatap wajah pucatnya sesaat.
"Are u okay, Angel? I'm too worry". Ia mengelus surai Felix yang tertidur dengan bibir pucat. Setaunya tadi pagi papanya itu masih baik-baik saja.
Felix mengerjapkan matanya, bias cahaya lampu membuatnya mengernyit dan kembali memejamkan mata, mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.
"Pa, papa?". Felix menoleh kesamping. Kearah putri kesayangannya yang terlihat begitu khawatir. "Papa udah baikan? Apa yang sakit pa? Biar Berry pijitin".
Felix mengulurkan tangannya untuk menyampirkan poni Berry yang menutupi wajah cantiknya. "Papa baik-baik aja kok. Maaf ya buat khawatir".
Changbin mendekat, ia mengangkat Berry kemudian duduk dikursi yang tadi Berry duduki. Gadis kecil itu kini berpindah duduk dipangkuannya. "Masih pusing? Mau kupanggilin dokter?"
Felix ngegeleng kuat. "Gausah bee, aku udah baikan kok. Mau pulang~". Felix meluk lengan Changbin yang bertumpu di ranjangnya, ia berbaring mendekat dengan sebelah tangannya menggenggam erat jemari kecil Berry.
"Aigoo, papaku sangat kiyowooo". Ucapan Berry barusan diangguki Changbin tanda ia pun setuju.
Changbin mengecup kening Felix dan Berry bergantian. "kalian berdua sama kiyowonya, daddy jadi gemes".
"Oh iya, btw darl, kamu gamau kasi kabar gembira buat si kaka, hmm?". Berry ngerutin keningnya. "Kaka siapa dad?".
"Tanya papa gih". Changbin mengecupi punggung tangan Felix yang terasa lemah. Ia tersenyum menahan geli.
"kaka Berry dong. Mulai sekarang Berry mau yaa berbagi papa dan Daddy buat si dedek?".
Gadis berumur sepuluh tahun itu lagi-lagi mengerutkan keningnya, tapi tak lama setelah itu—
"Berry bakalan punya adik?". Tangannya mulai merambat naik untuk mengelus perut rata milik Felix.
"Iya sayang, dia lagi sembunyi disini hehe". Felix menunjuk perutnya sendiri yang kini tengah menjadi korban usapan tangan Berrynya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never ending, Goodbye ✔
Conto[ COMPLETE ] Tentang Lee felix dan dunia Roller coasternya !Warn;BXB