Ke sembilan🐨

2.1K 189 20
                                    

::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

::

"Papaku udah jemput. Aku balik dulu ya om". Berry melambaikan tangannya kearah Chris dengan senyum cerahnya.

"Oh iyaa, Om mau ketemu papaku ngga?".

"Ayuu boleh, sekalian om mau balik jugaa".

"Yeayy. Om ketemu papaa!!".

Berry dengan semangat menggenggam jemari dewasa Chris di tangannya.

"Hallo?".

...

Chris melepaskan tautan jemarinya dan Berry.

"Emm, om harus pergi ni. Ketemu papa kamu besok aja gimanaa?".

"Yahhh~ oke deh. Bye om".

"Byee. Besok ketemu lagi yaa~".

"BIG NO:p".

Mengapa waktu kita tak
pernah sama?

::

"Selamat datanggg~". Felix keluar dari mobilnya saat gadis kecil itu berlarian mendekat.

"Papa sama siapa?".

"Surpriseee~".

Begitu melihat pria yang lain, Berry langsung saja menubruk kedalam pelukan lebarnya.

"Uncle ga kerja ya? Kok ikut jemput Berry?".

"Tanya aja sama bayi besar itu, dia maunya uncle temenin buat jemput kamu".

Felix hanya tersenyum lalu masuk kedalam mobil lebih dulu.

"Papa malu tuh hehe". Berry cekikikan dengan masih di pelukan Changbin.

"Yaudah yuk balikk".

Changbin duduk dibalik kemudi dengan Felix di sisinya. Berry duduk di kursi belakang sembari memperhatikan jalanan. Mengingat sebuah cerita yang membuatnya sedih dan bingung.
Mengapa orang dewasa bisa memiliki masalah seperti itu?

Berry tak ingin segera dewasa, Berry ingin seperti ini selamanya.

"Tadi kamu bareng siapa sayang?".

"Oh itu om yang kemaren pa".

"Dia beneran ga jahatin kamu kan?".

"Engga papa, om Cis baik kok".

"Siapa Fe?".

"Gatau juga aku kak. Belum pernah ketemu".

"Sayang, kalo ada apa-apa, atau dia jahatin kamu. Kamu harus langsung kasi tau Uncle ya".

"Siap unclee".

::

"Uncle? Berry bole masuk?".

"Iya masuk aja sayang".

Berry memasuki kamar Changbin lengkap dengan piyama tidurnya.

"Ih papa, Berry cariin ternyata disini".

Ia melihat papanya tiduran di ranjang, sementara Changbin yang masih sibuk dengan kerjaannya di sofa.

"Loh belum tidur? Tadi papa ke kamar, Berrynya udah bobo".

"Mau tidur sama papa. Papa mau tidur sama uncle yaa?".

Felix dan Changbin saling tatap sebentar.

"Engga ko, papa kamu cuma main bentar".

"He-emm. Yaudah yuk ke kamar". Felix bangkit dari sana sembari merapikan piyama tidurnya.

"Papa duluan deh ntar Berry susulin".

"Okee".

-

Berry berjalan kearah Changbin yang masih sibuk mengetik sesuatu di Laptopnya.
Uncle-nya yang tampan itu, selalu saja sibuk bekerja.

"Good night unclee". Berry menyandarkan kepalanya di paha Changbin sebentar.

"Night sweetheart. Bobo gih udah malem nih". Changbin mengalihkan fokusnya sebentar dari pekerjaannya.

"Uncle?".

"Iyaa?".

"Uncle sayang sama papa kan?".

"Sa-yang dong. Sama kamu juga lebih sayang lagi".

"Maksud Berry, sayang seperti Daddy sayang sama papa".

Changbin membeku ditempatnya, ia menatap manik Berry yang berbinar indah. Mata itu, mata yang selalu mengingatkannya kepada Chan.
Bagaimana Berry bisa bertanya hal seperti itu?

"Uncle, maafin papa sama Berry ya. Maaf karena Uncle harus jagain kita berdua. Kalo Berry udah gede, Berry pasti bisa jagain papa. Dan Uncle bisa bahagia sama seseorang yang bakal jadi Aunty Berry".

"Kamu nih ya, udah kaya orang gede aja ngomong begituan". Changbin mencubit hidung Berry sembari menyembunyikan rapat-rapat perasaan kalut yang menderanya akibat perkataan polos barusan.

"Berry cuma gamau uncle sedih karena papa. Hehe Berry tidur ya. Good night Uncle. I love you so much".

Changbin memeluknya lalu mengecup keningnya dalam waktu yang lama. "I love you too, gadis kecilnya Uncle. Tidur yang nyenyak yaa".

::

Berry masuk ke kamar papa dan Daddynya. Menatap sebuah photo berukuran besar yang menampakkan potret pernikahan kedua orang tercintanya itu

-


Chaptnya kependekan
Ga sih?😂

Never ending, Goodbye ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang