Kesebelas🐨

1.6K 226 5
                                    


Menuju end💞

Maaf kalo ada nama tokoh yang belum terganti🌱

Maaf kalo ada nama tokoh yang belum terganti🌱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

::

Felix menggenggam erat jemari Chan. Ia mengatur nafasnya yang memburu lalu menghembuskannya dengan perlahan. Ia sekuat hati menahan semua perasaannya. Menolak ingatan dua tahun lalu yang masih membekas.

Di sofa ini, diruangan ini. Dirumah ini. Dan dengan dua orang dihadapannya yang tengah menundukkan kepalanya.

Felix bisa mendengar isakan tertahan dari seorang dihadapannya.

"Mama bisa bicara denganku. Kali ini saja ku perbolehkan".

Doyeon menegakkan kepalanya. Dan airmatanya tumpah begitu saja. Ia Menatap anak kandungnya yang menatapnya datar didepan sana. Bagaimanapun ia adalah ibu kandung Felix, Ia tau jika anaknya itu tengah menahan tangisnya.

"Mama senang sekali akhirnya kamu mau bicara. Mama menyesal. Mama minta maaf. Mama yang salah. Mama yang tidak tau diri. Mama tau tak akan mudah bagi Felix memaafkan mama. Mama rela Felix menghukum mama. Tapi mama minta satu hal, tolong jangan benci mama. Tolong jangan jauhi mama. Mama sayang sekali sama Felix".

"Mama rindu walau kita sering bertemu".

"Mama rindu walau nyatanya kita makan bersama. Kita dirumah yang sama".

"Mama rindu kamu tersenyum untuk mama. Memeluk mama. Mama rindu Felix".

"Mama tau Felix begini juga karena kesalahan mama. Demi tuhan, mama ingin semuanya kembali seperti dulu".

Mata Felix membasah. Genggamannya di jemari Chan kian mengerat. Chan mengusap punggungnya untuk menenangkan Felix. Felix sakit sekali melihat mamanya menangis seraya memohon seperti itu.

Atensi Felix berganti pada Hyunjin yang masih tetap diam disisi mamanya. Ia tak berani menatap Felix sama sekali.

"Ka-kalian, sudah berapa lama menjalin hubungan dibelakangku saat itu?". Ingatan Felix saat dua tahun yang lalu mulai memenuhi kepalanya. Kejadian dikamar mamanya, perpisahan mereka sebelum study tour, semua rekaman cctv yang ia lihat. Semua itu unjuk diri satu persatu dalam memory-nya.

"enam bulan sebelum Felix tau semuanya. Maafkan mama. Ini salah mama. Mama memaksa Hyunjin. Maafkan mama".

Hyunjin masih bungkam. Diam-diam menghapus airmatanya sambil masih menunduk.

"Felix tidak salah kan kalo marah? Kalo kecewa? Felix tidak berlebihan kan? Apa yang kalian fikirkan saat itu? Apa tak ada bayangan diriku sama sekali saat kalian bersama-sama?". Felix menangis sesenggukan. Chan memeluknya lebih erat dari sebelumnya.

"Hyunjin? Kamu tau kan dia mamaku?". Hyunjin mengangguk tanpa berniat menatap Felix.

Hyunjin hanya tak ingin melihat pria lain memeluk Felix-nya. Menenangkan ia disela tangisnya. Mengusap wajahnya. Hyunjin tak ingin melihat semua itu.

"Jika kamu tau, seharusnya kamu bisa menahan diri Hyunjin. Dia itu mamaku. Kau bisa saja selingkuh dibelakangku. Mungkin aku tak akan sesakit saat itu. Tapi ini mamaku? Kenapa harus mamaku diantara berjuta wanita di dunia ini?".

Felix masih diam dan enggan mengangkat kepalanya.

"Tante, sebagai orangtua Felix saya sangat menghormati tante. Bagaimanapun saya juga perlu restu tante".

"R-restu?".

Hyunjin mengepalkan jemarinya erat. Ia berusaha menulikan pendengarannya.

"Saya ingin menikahi Felix. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada tante, saya ingin Felix tinggal bersama saya. Dirumah saya. Saya janji akan menjaga Felix dengan baik". Chan menatap Doyeon yang masih sesenggukan.

Felix sudah membenamkan wajahnya di dada Bangchan. Sudah cukup. Ia tak ingin bicara lagi. Ia hanya ingin segera keluar dari rumah ini dan pergi bersama Chan.

"I-itu artinya Felix akan meninggalkan mama?".

Felix tak menjawab.

Dulu impiannya adalah ia akan memeluk mamanya erat saat Hyunjin melamarnya. Membawa mamanya untuk tinggal bersama mereka karena Felix tak bisa berpisah dengan sang mama.

"Felix, bicaralah". Bujuk Chan lembut.

"Fellie mau tinggal sama daddy aja".

"Felix tidak mau menemui mama lagi?". Doyeon hancur. Hancur sehancur hancurnya. Hati dan harapannya seakan patah melebur bersama angin.

Felix menatap Doyeon yang menunduk tanpa suara. Ia bangkit dari sofa, berjalan kearah mamanya dengan lutut gemetaran.

Doyeon melihat sepasang sepatu mendekat kearahnya.

"Ma?". Sebuah suara pelan mengalihkan atensinya. Ia perlahan mendongak dan disambut dengan sesuatu yang tak pernah berani ia duga sebelumnya.....

::

Soon.
Very soon
For last chapter.

Never ending, Goodbye ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang