::Berry berjalan kearah taman di sisi sekolahnya. Tadi ia diberitau Satpam sekolah bahwa Felix akan menjemputnya satu jam dari sekarang karena ia ada urusan sebentar.
Jadilah ia sekarang pergi kesana untuk membeli beberapa bungkus permen dan melihat Ikan di kolam kecil seperti yang biasa ia lakukan bersama teman-temannya di jam istirahat.
"Ehh om?".
"Oh hi Strawberry". Berry hanya mendecih sok kesal karena disebut buah-buahan oleh yang lebih tua, membuat pria itu terkekeh.
Berry mendekat pada laki-laki dewasa yang secara kebetulan sudah beberapa kali bertemu dengannya itu.
"Ini kan baru jam 2, jangan bilang Om udah balik kerja lagi".
"Haha. Om ga kerja hari ini. Kamu ngapain disini? Belum dijemput?".
Berry ngegeleng dan langsung duduk disisi nya.
"Mau om anter?".
"BIG NO".
"haha kenapa?".
"Papaku jemput satu jam lagi. Sekarang masih sibuk".
"Oh ya? Papa kamu hebat deh. Disela sibuknya masih sanggup jemput kamu".
"Iyaa om. Papaku itu super duper hebat banget hehe".
"Oh iya, nama Om siapaa?".
Sudah sangat lama sejak terakhir kali seseorang menanyakan itu.
"Chris. hehe".
"Aku panggil Om Cis aja gimana?".
"Gamauu".
"Terus Berry harus panggil apa?".
"Panggil aja sayang".
"Yeuuu si om, kalo mau ngegombal sama cewek gede dong. Jangan Berry. Gimana sihh".
Itu si om makin ngakak denger omongan Berry.
Anak itu Moodmaker banget ya. Selalu tiba-tiba muncul disaat hatiku sedang tidak baik.
"Om ngapain disini?".
"Eummm lagi pengen aja. Kamu sendiri ngapain?".
"Aku bosen nunggu disana. Tadi uda bilang pak Satpam kalo papa dateng suruh jemput Berry disini".
"Pinter banget sih kamuu sayang".
Lelaki dewasa itu mengusap rambut panjang Berry dengan jemarinya. Lembut sekali.
"Oh iya, mau om beliin permen kapas? Kemaren om pergi buat beliin kamu permen, pas om balik kamu udah ga ada".
"Oh ya?. Dalam rangka apa nih om?".
"Pengen aja hehe".
Berry merhatiin wajah pria dewasa itu dengan seksama. Dia tampan dan mudah tersenyum, persis Daddy-nya. Berry jadi rindu. Tapi kenapa—
Berry mendekat, ia mengusap pipi pria dewasa di sisinya.
"Om lagi sedih ya?".
"Mata om merah dan bengkak. Om lagi ada masalah ya? Om yang kuat ya".
"Haha perasaan kamu aja kali?".
"Berry emang masih kecil, tapi Berry tu bisa dijadiin tempat curhat loh om".
"Masaa?".
"Ih beneran. Om cerita deh sama Berry si dokter cinta".
Hahahhaah. Chris tak lagi bisa menahan tawanya.
"Om lagi rindu seseorang, dia mirip banget sama kamu".
"Temui aja om. Kok mirip Berry? Berry tuh cuma mirip sama papa aja".
"Senyumnya sama manisnya dengan kamu".
Chris menunduk dalam. "Om udah jahatin dia. Om ga mungkin temui dia lagi". Ia lantas menatap gadis kecil dihadapannya, tatapan lembutnya benar-benar mengingatkannya pada seseorang.
Entah itu siapa.
"Temui aja selagi om bisa. Kangen tu sakit kan om. Berry aja kadang sampe nangis juga. Semoga suatu saat om bisa baikan lagi ya sama dia". Berry menggenggam erat jemari dewasanya.
Berry hanya merasa nyaman dan merasa dekat dengan Daddy-nya.
Entahlah. Rasanya Berry benar-benar ingin memeluk lelaki dewasa ini.Chris menatap gadis itu lagi. Setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya seperti di program untuk menjadi healing yang bisa menenangkan fikiran.
Anak ini,
Apa benar anak ini berusia 8 tahun?::
"Eh itu papa".
Drtt...
"Om ada telfon, om pergi dulu ya".
"Oke om hati-hati".
"Kita ketemu lagi ya?".
"BIG NO!!".
::
"Selamat sore sayang, maaf papa lama jemputnya". Felix mengecup kening Berry-nya.
"Gapapa pa, Berry tau papa lagi sibuk".
"Itu tadi siapa?".
"Om yang waktu itu".
"Dia ga jahatin kamu kan?".
"Engga kok pa, yuk pulang".
"Okee, Uncle udah nungguin kamu tuh dirumah".
::
"Yess Uncle ada dirumahh".
Jarak itu, aku yang sudah berdiri dihadapanmu namun kau tak pernah melihatku.
Takdir berkata, belum saatnya.
::
"Kakbin, kok malem banget pulangnya?". Felix berlari kearah pintu utama untuk menyambut kedatangan adik dari mendiang suaminya itu.
"Kamu belum tidur?".
"Aku nungguin kamu. Handphone kamu gabisa dihubungi, buat aku khawatir".
Changbin mengusap pucuk kepala Felix, lalu mengecupnya sekilas. "Aku ketemu Client tadi. Handphone-nya mati. Maaf udah buat kamu khawatir".
Felix meringsut masuk kedalam pelukan Changbin, membenamkan kepalanya didada yang lebih tua.
"Ayo besok beli powerbank".
"Imut banget sih kamu hehe".
"Biar kamu selalu bisa aku hubungin kak".
"Iya iya sayang. Kamu ke kamar gih, aku mau mandi".
::
Semuanya baik-baik aja, tidak ada yang berubah.
Dan telah ku putuskan,
Aku tak akan mengubah apapun::
"Bobo bareng yaa?".
"Hmmm yaudah yuk".
"Ohiya, kamu udah makan?".
Changbin menggeleng seraya melepas 2 kancing kemeja kerjanya. Ia sangat gerah,
Juga lelah."Kamu mandi dulu ya, biar aku angetin makanannya".
"Iya sayang. Aku kekamar dulu".
Ada detak tak biasa.
Mengetuk hati terdalam Felix.
::
Guys Chan gabisa di
Idupin lagi dung ya:(
Nanti jadinya cerita fantasi dongAtau sinetron yg ternyata
Mayatnya ketuker.
:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Never ending, Goodbye ✔
Short Story[ COMPLETE ] Tentang Lee felix dan dunia Roller coasternya !Warn;BXB