Ke duapuluhsembilan🐨

1.6K 129 15
                                    

Changbin bopong Felix ke kamarnya, tanpa melepaskan ciuman itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Changbin bopong Felix ke kamarnya, tanpa melepaskan ciuman itu. Dia bahkan menendang pintunya saat ia dan Felix sudah berada didalam kamar.

Dia rebahin Felix di ranjang dengan hati-hati. Changbin menatap lekat, merasa belum sepenuhnya percaya bila dia, Felix. Orang yang sangat dia cintai, yang ia inginkan diseparuh hidupnya, yang ia tunggu hingga jutaan hari-

Kini tengah terbaring pasrah dengan senyuman lebar dibawah kungkungannya.

"Aku masih gabisa percaya. K-kamu.." Felix yang lekas mengerti dengan hati-hati ngalungin tangannya ke leher Changbin.

"Hey, kok kamu nangis?". Felix ngusap sudut mata Changbin yang menganak sungai.

Cup.

Changbin ngecup tangan Felix yang ada di wajahnya. Dia tertawa dengan airmata yang masih belum mau reda.

"Gatau. Aku cuma terlalu bahagia. Sangat bahagia sampe aku rasanya belum bisa percaya".

"Please jangan fikirin apapun lagi kak. Aku Seo Felix, selamanya bakal jadi milik kakak".

Felix narik tengkuk Changbin mendekat. Menempelkan bibirnya pada milik sang suami dengan dada yang berdebar menyesakkan. Rasa ini, Felix sungguh menyukainya.

Mengapa ia tak segera sadar, perasaan ini, mengapa ia tak merasakannya sedari kemarin? Dia belum terlambat untuk membuat Changbin bahagia kan?

Felix tak tau lagi, di kehidupan selanjutnya dia masih akan dipertemukan dengan pria seperti Changbin atau tidak. Jadi, Felix akan mempergunakan waktunya sebaik mungkin.

"I love you, Kakak".

Felix memeluk erat tubuh Changbin saat pria itu memasukinya. Bertemu lagi dengan status berbeda, bertemu lagi dengan penuh rasa bahagia.

Tak boleh ada airmata, tak boleh ada yang terluka. Felix akan melakukan apapun untuk membuat Changbinnya selalu bahagia.
Keluarga kecil mereka bahagia.

"Kakak sayang Felix. Felix, Bayi kecilnya kakak". Changbin kembali melumat bibir Felix dengan bagian bawah yang sibuk bekerja. Ia menekan miliknya di ujung terdalam tanpa beban, tanpa rasa bersalah, dan tanpa rasa takut lagi.

Hyung, izinkan aku melanjutkan tugasmu untuk mencintai mereka. Mereka yang pernah menjadi milikmu.
Terimakasih.

::

Felix masuk kepelukan Changbin sesaat setelah sang suami melepaskan kungkungannya. Sebenarnya mereka melakukan ini cukup lama, Jadi Felix agak malu mengingat bahwa ia berulang kali meminta lagi dan lagi.

"Kakak capek?". Felix ngecupin dada telanjang Changbin yang masih mengatur nafasnya.

"Enggak. Kenapa? Mau lagi?".

"Ih udah, capek tauu. Emangnya Felix bonekaa~". Changbin hanya tertawa lalu membungkus tubuh keduanya dengan selimut.

"Sayang?"

"Hmm?"

"Kalo mau ginian lagi dikamarku aja ya. Disini terus". Changbin natap Felix dan setiap sisi kamar yang sudah kurang lebih satu tahun ia tinggali.

"Emang kenapa?"

"Eung, aku gamau hyung liat. Aku maluu".

Felix tertawa lebar saat mendengar ucapan Changbin barusan. Ia bisa melihat pipi Changbin yang bersemu karena ucapannya sendiri.

"Apa kamu mau kita pindah di sini aja? Aku gapapa kok ga tidur disana". Felix nyampirin rambut basah Changbin hingga dahinya ke ekspos.

"Daddy ga mungkin marah sama kakak, Daddy pasti berterimakasih banget, karena kakak udah jagain Felix dan Berry. Daddy pasti akan jadi orang paling bahagia disana sekarang". Ucap Felix guna menenangkan Changbin.

"Terimakasih sayang". Changbin ngecup bibir Felix berkali-kali.

"Kak, mau makan nggak? Udah malem ternyata". Felix melihat jam di handphonenya.

Setaunya tadi mereka berada di depan tv masih pukul dua siang. Tapi kenapa sekarang jam sudah nunjukkin pukul 20:57?

Se-selama itu kah?

"Aku gak laper. Kamu mau makan nggak? Kalo iya biar aku bawain kesini aja".

"Ciee suami siagaa cieee". Pipi Changbin kembali merona sesaat setelah Felix mengejeknya.

"Kamu tuh ya ngga ada takut-takutnya. Ku masukin lagi baru tau rasa, biar kamu gak bisa jalan seminggu".

Felix lagi-lagi tertawa karena Changbin yang rupanya mudah malu.
Ini baru hari pertama pernikahan mereka, Felix sudah tidak sabar untuk banyak hari kedepan yang semoga itu akan selalu indah.
Dengan Changbin bersamanya, melanjutkan perjalanan hingga mereka menua bersama.

::

[Note: Sampe disini bakal aku nyatakan End ya, tapi kalo sewaktu-waktu aku pengen up, ya aku tambahin chapternya. Jadi jangan dikeluarin dr library dulu kalo bisa wkwkwk. See u di book baru aku ya]

Never ending, Goodbye ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang