Empat Puluh Dua

20.1K 1.6K 39
                                    

Lariel mambuka pintu mobil lalu masuk ke dalam dengan wajah bahagia. Tepat pukul 7:30 Tristan sudah menunggu di depan rumahnya. Dengan wajah berseri, Tristan menyapanya dengan salam.

"Selamat pagi, sayang," ucap Tristan.

"Pagi, tumben?" Lariel memasang seat belt nya.

"Tuh kan! Giliran lama diprotes, ini udah cepet masih protes, mau kamu apasih sayang? Atau mau aku cium?"

"Mesum terus!"

"Loh? Kok mesum, sih?! Kan cium doang, biasa kali!"

"Gak biasa kalau kamu! Kamu itu kalau ciuman nafsuan! sambil grepe-grepe!"

"Hahaha! Iya-iya, gak bakal grepe-grepe kok."

Lariel tak menjawab. Ia melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 7:40.

"Ayo jalan! Udah mau jam 8," Lariel menoleh ke arah Tristan yang sudah mendekatkan wajahnya. "Mau ngapain?"

"Mau cium."

"Gak! Jalan!"

Tristan berdecak. Ia memutar bola matanya sambil memperbaiki duduknya. Dinyalakannya mobilnya kemudian jalan menuju kantor.

Selama di jalan, Lariel tak banyak bicara. Ia melihay ke luar jendela. Banyak kendaraan yang berlewatan. Apalagi, suasana kota pagi ini cukup ramai. Membuat jalanan menjadi macet. Tapi, gak terlalu macet.

"Gimana?" tanya Tristan.

Lariel beralih ke wajah Tristan. Ia melihat wajah pria itu yang masih fokus pada jalanan. "Gimana apanya?" tanyanya.

"Agnes mau gak, liburan?" tanya Tristan.

"Oh! Mau dong! Malahan dia semangat banget."

"Berarti, kita mesan dua kamar dong."

"Kok dua?"

"Ya iyalah! Agnes sendiri, trus aku sama kamu."

"Gak mau! Aku maunya sendiri!"

"Trus? Agnes sama aku? Gitu?"

"Ya.... Enggak, mesan 3 kamar aja."

"2 aja sayang, lagian kenapa kalau kita sekamar?"

"Nanti kamu lakuin yang engga-engga."

"Hahaha.... Janji, deh! Aku gak bakal lakuin yang aneh-aneh."

"Janji?"

"Iya!"

"Ya udah, gapapa 2 kamar aja. Inget!" Lariel menunjuk Tristan. "Asal kamu grepe-grepe aku, aku pindah ke kamar Agnes!"

"Kok gitu?"

"Iyalah! Aku gak mau jalan ngangkang untuk kedua kalinya."

"Hahahahaha.... Tuh kan, kelihatan siapa yang mesum!"

"Loh? Kok mesum?"

"Siapa juga yang mau ngangkangin kamu? Aku juga punya hati sayang. Aku bakal izin tiap kali aku mau."

"Kalau aku gak ngizinin?"

"Ya.... Terpaksa."

"Terpaksa apa?"

"Diperkosa," Tristan tertawa. Lariel langsung meninju lengan Tristan lalu mencubit pinggangnya kuat. Membuat Tristan meringis sambil mengusa-usap pinggangnya yang sakit.

"Bercanda, aduh sakit sayang," ringis Tristan. Ia tetap menyetir sambil memegang pinggangnya yang sakit karena cubitan Lariel.

"Kamu tuh ya! Suka banget lukain aku. Kemarin tangan, sekarang perut, nanti apa lagi? Kepala?"

My Annoying Boss [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang