Enam Belas

33.6K 2.6K 65
                                    

Sampai di rumah, Tristan langsung memarkirkan mobilnya. Setelah mobilnya terparkir dengan sempurna, ia kemudian masuk ke rumahnya. Dilihatnya di ruang tengah ada ayahnya, ibunya, dan Lisa di sana.

Melihat kedatangan Tristan, ayahnya langsung memanggilnya. Menyuruh ia duduk di sofa. Dengan senyum yang terpaksa, Tristan duduk di sebelah Lisa.

"Papa sudah undang teman-teman papa. Semua undangan habis. Kita harus masak yang banyak," jelas ayahnya sambil senyum semangat. Ia kemudian melihat ke arah istrinya. "Ketringan gimana, ma?" tanya ayahnya.

"Aman pa, papa santai saja," jawab ibunya.

"Bagus."

"Kamu gimana?" tanya ayahnya ke Tristan. "Udah berapa undangan yang kamu berikan? Kamu sudah undang semua karyawanmu?" lanjut ayahnya bertanya.

"Sudah."

"Bagus, kalian menikah tinggal 4 hari lagi. Tapi kalian kok gak kelihatan bahagia?".

Lisa dan Tristan saling berpandangan. Lalu kembali fokus ke pandangan masing-masing.

"Oh iya, Lisa, bagaimana gaun pengantin kamu? Bagus?" tanya ayahnya ke Lisa.

"Bagus kok om, Lisa suka," jawab Lisa.

"Kamu akan terlihat cantik saat resepsi nanti," timpal ibu Tristan.

"Makasih tante," Lisa tersenyum kikuk.

Obrolan mereka belum selesai, Tristan langsung berdiri dan menuju kamarnya.

Ketiga pasang mata langsung menyorot pria yang masa bodo itu. Ia gak terlalu memikirkan pernikahannya. Yang ia pikirkan saat ini adalah Lariel tak mau lagi kembali ke perusahaannya. Kenapa dia seperti ini? Karena pria lucu itu, dia menjadi seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

Sampai di kamarnya, Ia langsung melepas jasnya kemudian melemparkannya ke sembarang tempat. Dilonggarkannya kerahnya dengan menarik dasinya, lalu duduk di ujung kasur.

Tiba-tiba, Lisa masuk ke dalam kamarnya. Dilihatnya pria tampan yang diselimuti kegalauan itu duduk di ujung kasur. Ia berusaha melemparkan senyumannya. Bersikap ramah pada calon suaminya.

Lisa mengambil jas Tristan yang tergeletak di lantai, lalu meletakkannya rapi ke atas kasur Tristan. Ia kemudian duduk di sebelah Tristan.

"Aku tau kamu gak ingin menikah," ucap Lisa.

"..."

"Aku juga sudah menolak sama papa mama ku di Kanada. Tapi, mereka juga memaksa. Aku gak tau lagi harus gimana."

"..."

"Karena pernikahan ini, aku meninggalkan ketiga sahabatku di sana," Lisa senyum terpaksa.

Tristan menoleh ke arah Lisa dengan perlahan. Dipandanginnya wajah gadis itu. Terlihat wajah keikhlasan dan ketulusan.

"Karena pernikahan ini juga, aku harus mengakhiri hubungaku dengan kekasihku di sana, (haha)," Lisa menertawakan dirinya sendiri.

"..."

Lisa menoleh ke arah Tristan. Mereka saling pandang-pandangan.

My Annoying Boss [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang