Tristan menginjak pedal remnya ketika Lariel menunjukkan rumahnya. Mereka telah sampai tepat di depan sebuah rumah yang tak begitu besar, tapi bisa menampung sekitar 3 keluarga.
Setelah melepas seatbelt nya, Lariel ngucapin terimakasih kemudian pamit. Tangannya kemudian membuka pintu mobil.
Tiba-tiba, Tristan menahan tangannya kemudian diam beberapa saat.
"Besok kamu ada tugas berat," ucap Tristan dengan nada yang seperti menakut-nakuti.
"Apa?"
"Kamu liat aja besok,"
Tristan membukakan pintunya lalu menyilahkan Lariel keluar mobil. Lariel yang masih bingung langsung keluar. Pikiran terus berputar memikiri apa maksud dari bos nya itu.
"Siapkan mental!" sambung Tristan dari dalam mobil.
Pintu mobil tertutup, Tristan menghidupkan klaksound nya, lalu pergi meninggalkan Lariel yang masih diselimuti tanda tanya.
"Ya Tuhan, baru sehari kerja udah dapat tugas berat," Lariel menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya secara kasar.
Sampai di dalam rumah, ia melihat seorang pria yang tak asing di matanya. Siapa lagi kalau bukan Satria. Masih berpakaian lengkap dengan pakaian yang dipakainya tadi pagi.
"Loh, Bang Sat kapan ke sini?" tanya Lariel.
"Sekitar 15 menit yang lalu,"
"Oh, Lariel ke kamar dulu ya, mau ganti baju,"
Satria mengangguk.
III
Sampai di rumah, Tristan di sambut sama mamanya. Ia memelul tubuh kecil perempuam terhebatnya itu kemudian lanjut menuju kamarnya.
"Kamu sudah liat wajah perempuan itu belum?" tanya mamanya ketika sampai di kamar Tristan. Ia mengikuti anak semata wayangnya itu sampai kamar.
"Perempuan siapa?" tanya Tristan sambil membuka sepatunya.
"Yang akan jadi istrimu."
"Belum,"
"Kok belum? Cantik loh Tris, nih mama tunjukin-" Mamanya mengambil ponselnya.
"Ma," Tristan mengangkat jari telunjuknya. "Tristan capek, nanti aja," lanjutnya.
Ia melonggarkan dasinya, kemudian duduk di ujung tempat tidur. "Tristan gak suka dijodohin, ma," ucap Tristan saat diam beberapa detik.
Mamanya mendekat, duduk di samping Tristan. Perempuan itu mengelus punggung anak nya itu.
"Kalau gitu kenapa kamu tidak bilang ke papa?"
"Mama tau kan, papa itu gak pernah dengar omongan Tristan, dia lebih mendengar omongan sampah orang lain dibanding omongan anaknya sendiri," Tristan berusaha menahan emosinya.
"Sstt... Gak boleh gitu, emang seharusnya kamu sudah menikah sayang. Umur kamu sudah 27 tahun. Kamu mau sampai kapan sendiri? Siapa yang akan ngurus kamu? Mama?"
"Tristan bisa ngurus diri sendiri. Tristan udah gede, Ma, udah 27 tahun."
"Tapi, kamu harus punya istri,"
"Kenapa, sih, semua orang ngomongin istri mulu? Apa pentingnya itu?"
"Hey, kamu harus punya pendamping, kamu gak bisa hidup sendirian-"
![](https://img.wattpad.com/cover/155182876-288-k317517.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boss [end]
RomanceTristan. Umurnya yang masih 27 tahun sudah menjadi pengusaha. Dan perusahaan yang ia pegang sudah terkenal di seluruh pelosok negeri bahkan sudah mendunia. Ibunya sering menanyakan kapan dia akan menikah. Dan jawabannya selalu "Besok" Tristan meman...