Lima Puluh Lima

15.1K 1.2K 57
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Lariel baru saja selesai dengan masalah kantornya. Sama halnya dengan Tristan yang diruangannya duduk santai menunggu sesuatu. Ia selalu menatap pintu ruangannya. Berharap ada seseorang masuk dari sana. Seseorang yang sangat harapkan.

Tak berapa lama, pintu itu terbuka. Menampilkan seorang pria manis, yang sangat ia inginkan sejak tadi. Seketika, senyumnya mengembang.

"Kenapa?" tanya Lariel kebingungan melihat senyum bos a.k.a kekasihnya itu.

"Gakpapa, kangen aja."

"Apaan sih, ruangannya sebelahan kok. Tinggal datang aja," Lariel duduk di kursi yang ada di depan meja Tristan.

"Pulang?" tanya Tristan.

"Iyalah!" Lariel merapikan sedikit rambutnya. "Oh iya, anter aku ke tempat Bang Sat aja ya."

Senyum Tristan seketika berubah. "Ngapain?" tanyanya dengan nada serius.

"Hahahaha," Lariel tertawa melihat perubahan wajah Tristan. "Dia cuma ngajak makan malam, mungkin ada acara. Tapi Aku gak tau acaranya apa. Ulang tahun Bang Sat kan masih lama, apalagi Satya."

"Kamu tau ulang tahunnya?"

"Ya taulah! Orang aku kenal dia dari aku kecil kok!"

"Ulang tahunku kapan?"

Lariel tersenyum licik. Ia tau sekali kalau pria di hadapannya ini sedang cemburu. Ia berniat ingin menjahilinya. Soalnya, wajah pria itu lucu kalau sedang cemburu. Lariel dibikin gemas sendiri.

"Kapan ya?" Lariel pura-pura lupa ingin melihat ekspresi Tristan.

Wajah Tristan memanas. Ia melipat kedua tangannya di dada. Matanya terus menatap Lariel yang masih saja menjahilinya.

"Gak tau, lupa! Udah jam 6, aku sama Agnes aja kalau gitu, kamu lama!" Lariel berdiri lalu langsung berbalik badan.

Tiba-tiba, tangannya digenggam. "Aku ikut!" perintah Tristan.

"Ikut kemana? Sama Agnes?"

"Ikut makan malem bareng Satria lah!"

"Kan, kamu gak diundang!"

"Kan dia undang calon istriku, ototmatis dia ngundang aku!"

Lariel tersenyum lalu mencolek perut Tristan." Ciee... Cepet banget baik nya."

Tristan kebingungan. "Maksudnya?"

"Tadi ngambek karena aku lupa ulang tahunnya."

"Lagian kamu!"

"Hahaha... Enggaklah, aku gak mungkin lupa."

"Jadi, kapan ulang tahunku?"

"12 Agustus!"

Senyum Tristan mengembang. Ia mencium pipi Lariel dengan lembut.

"Yang ada kamu yang lupa ulang tahunku!"

"Hah? Yok! Kita udah telat, udah jam 6:15."

Lariel berdecak kesal. Ia pasrah saja tangannya ditarik Tristan. Matanya menatap kesal ke arah pria yang saat ini masih menarik tangannya.

Sampai di lift, Lariel kembali bertanya.

"Kapan ulang tahunku?" tanya Lariel to the point.

"Kamu udah lapar kan?" tanya Tristan.

"KAPAN ULANG TAHUNKU?!" tanya Lariel lagi dengan nada penekanan.

Tristan sudah mati kutu. Ia menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal. Lift mendadam berubah menjadi panas.

My Annoying Boss [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang