Lariel dan Satria telah sampai di depan rumah. Sebelum turun, Lariel mengucapkan terimakasih kepada orang yang sangat dekat dengannya. Senyum manis Lariel tak pernah lepas dari wajahnya setiap kali bersama Satria.
"Makasih bang Sat," ucap Lariel.
Karena sudah biasa mendengar panggilan itu, Satria hanya mengembangkan senyumannya. Mempersilahkan pria di sebelahnya itu turun lalu masuk kerumahnya.
"Eh, by the way, nanti malem temenin Lariel jumpai bos Lariel ya," pinta Lariel sebelum turun.
"Iya, jam berapa?"
"Gak tau, nanti Lariel kabarin lagi,"
Satria mengangguk. Setelah itu, Lariel keluar dari mobilnya. Ia melambaikan tangannya ke Satria lalu pria itu pergi meninggalkannya.
Lariel masuk ke dalam rumahnya dengan wajah riang gembira. Ia diterima di perusahaan bergengsi yang sangat terkenal di seluruh dunia. Walaupun, awalnya sedikit pahit. Tapi dengan keberaniannya, Ia langsung diterima.
"Wah... Ceria banget mukanya," puji ibunya yang sedang asik melipat kain Lariel.
"Iya dong, ma. Tebak kenapa Lariel ceria gini?" tanya Lariel sambil memeluk ibunya dari samping.
"Kenapa?" tanya ibunya penasaran.
"Ih, tebak dong, jangan langsung menyerah gitu,"
"Ya, kan mama gak tau Lariel kenapa ceria gitu,"
"Ih... Lariel di terima di Perusahaan Asgard," Senyum Lariel semakin mengembang. Membuat senyuman ibunha juga ikut mengembang.
"Bagus dong, untuk itu, kamu harus bagus-bagus kerja. Jangan kecewain bos kamu,"
"Iya dong ma,"
Lariel terdiam, tapi masih dalan posisi memeluk ibunya, sedangkan ibunya hanya diam menunggu anak itu melepaskan pelukannya. Tapi, pelukan Lariel tak kunjung lepas.
"Kita begini mau sampai kapan?" Tanya ibunya.
"Biar ah, aku pengen meluk mama lebih lama,"
"Udah dong, trus mama gimana lipat kainnya?"
"Kenapa gak pake pembantu aja sih, ma?"
"Mama kan masih sanggup, lagian duitnya sayang. Masih bisa buat kita beli yang lain,"
"Tapi kan mama capek,"
"Engga tuh, malahan mama senang. Apalagi anak mama udah diterima di perusahaan terkenal," senyum ibunya mengembang di sana.
Lariel melepaskan pelukannya. Sebelum beranjak dari tempatnya, ia menyium pipi ibunya terlebih dahulu. Setelah itu, ia beranjak menuju kamarnya. Ia sambil bernyanyi menuju kamarnya.
I'm so sick of this fake love...
Fake love...
Fake love...
I'm so sorry but its fake love...
Fake love...
Fake love...
III
Lariel menunggu Satria di teras rumahnya. Ia menelponnya terus-menerus. Wajahnya sudah berubah menjadi masam. Beberapa kali ibunya bertanya, tapi Lariel menjawab dengan wajah bete.
Beberapa menit kemudian, Satria datang dengan mobil silvernya. Dibunyikannya klaksonnya memberikan kode pada Lariel. Lariel beranjak dari tempatnya mendekat ke arah Satria. Ia masuk dengan wajah yang masih kusam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boss [end]
RomanceTristan. Umurnya yang masih 27 tahun sudah menjadi pengusaha. Dan perusahaan yang ia pegang sudah terkenal di seluruh pelosok negeri bahkan sudah mendunia. Ibunya sering menanyakan kapan dia akan menikah. Dan jawabannya selalu "Besok" Tristan meman...