Empat Puluh Lima

19.1K 1.4K 63
                                    

Lariel dan Tristan masuk ke dalam toko baju. Mereka langsung disambut oleh penjaganya. Lariel melihat pakaian-pakaian yang digantung dengan hanger, sedangkan Tristan mengikutinya dari belakang.

"Mau beli yang mana, pak?" tanya gadis cantik mengenakan kain batik.

"Ehm... Mbak, coba deh, cariin yang cocok buat pacar saya," jawab Tristan langsung dari belakang.

"Pacarnya ya pak?"

"Iya, kenapa? Cantik ya?"

"Hehe... Tunggu ya pak, saya cari dulu."

Gadis itu mencari yang diharapkan Tristan. Sementara Lariel langsung menatap pria itu sinis. Matanya seakan memancarkan api yang tak kunjung padam. Bersiap-siaplah wahai tuan Tristan.

"Ini pak, kayaknya cocok," gadis itu memberikan sebuah kemeja biru donker dengan motif yang bagus.

"Coba dulu!" suruh Tristan.

Lariel nurut saja. Ia mengambil kemeja itu lalu memakainya dengan sedikit bantuan Tristan.

"Ganteng," puji Tristan. "Berapa mbak?" tanyanya.

"300 ribu pak."

"HAH!" kaget Lariel. "300 ribu gak salah mbak?"

"Nggak pak."

Lariel menoleh ke arah Tristan. Memberi kode untuk tidak jadi membeli. Tapi, apa yang diharapkan Lariel tak terjadi.

"Oke! saya beli dua mbak, tapi yang satunya ukurannya agak besar."

Lariel menatap Tristan bingung. Ia terus memainkan matanya. Berharap Tristan mengerti maksud dan tujuannya.

"Ini pak," Tristan meraih kemejanya lalu mencobanya. Terlihat pas. Tidak longgar dan tidak sempit.

"Jadi berapa mbak?"

"600 ribu pak."

"Okey!"

III

Agnes keluar dari toilet. Cukup lama dia di toilet. Dia bukan buang air kecil. Bukan juga buang air besar. Tapi memperbaiki make up nya. Kemudian mengambil beberapa foto selfie.

Sampai di gate, Agnes tak melihat seorang pun di tempat mereka duduk barusan. Ia terheran-heran. Apa mereka sudah masuk duluan ke pesawat? Tapi, tasnya masih di sini.

"Permisi mas!" ucap Agnes.

"Iya?"

"Dua orang laki-laki di sini kemana ya?"

"Tapi pergi mbak, saya disuruh titip tas ini tadi."

"Kemana?"

"Gak tau mbak, tadi sih, saya lihatnya mereka ke sana," pria itu menunjuk toko pakaian.

"Oh, ya udah, titip lagi ya mas, saya mau kesana."

"Oke mbak."

Agnes pergi ke toko yang ditunjuk pria tadi. Ia tak habis pikir dengan dua orang itu. Bisa-bisanya beli pakaian di bandara. Beli di pasar kan bisa.

Setelah sampai di toko, Agnes melihat Tristan dan Lariel sedang membayar sesuatu. Matanya tertuju pada plastik yang di pegang oleh Lariel.

"Astaga, ini pasangan repotin aja!" ucap Agnes.

"Eh, Agnes!" kaget Tristan.

My Annoying Boss [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang