Empat Puluh Delapan

18.5K 1.4K 32
                                    

Setelah mematikan ponselnya, Lariel meletakkannya ke atas meja. Di depan lemari, Tristan sedang melepas pakaiannya kemudian melilitkan handuk di pinggangnya.

"Dia kenapa?" tanya Tristan.

"Dia nambrak anak orang," jawab Lariel lesu.

"Trus?"

"Sekarang di rumah sakit, dia koma katanya."

"Kok bisa, berarti parah dong?"

"Gak tau, Bang Sat itu emang sukanya balap terus, heran aku itu."

"Udah, udah, jangan dipikirin, doain aja orang yang dia tabrak itu baik-baik aja," Tristan duduk di samping Lariel lalu merangkulnya.

"Kamu ngapain pakai handuk?"

Tristan melihat handuk yang melilit di pinggangnya.

"Mau mandi, kenapa? Mau bareng?" goda Tristan.

Lariel mendorong kepala Tristan dengan telunjuknya. Membuat pria itu mendongak ke atas.

"Gak! Mandi sendiri!"

"Kamu itu ya! Sopan dikit! Aku ini lebih tua 2 tahun loh!"

"Terserah ku lah, jadi aku ini pacarmu atau bukan?"

"Pacarku, lebih tepatnya calon istriku."

"Istri kepala kamu! Aku cowok!"

"Biarin, eh kamu tau gak?" Tristan semakin mengeratkan rangkulannya. Memeluk Lariel dari samping.

"Apa?"

"Aku udah rencanain resepsi pernikahan kita loh."

Tiba-tiba Lariel tertawa. Tawanya membuat Tristan heran. Ketawa Lariel sangat lepas. Seluruh ruangan di isi dengan tawanya.

"Kok ketawa? Aku serius!"

"Masih lamw Tristan! Aku tuh belum siap nikah! Sama cowok lagi."

"Aku juga belum, siap gak siap ya harus siap!"

"Nanti aku pikirin lagi ya."

"Pikirin apa?"

"Aku nikah sama kamu atau enggak."

"Emang aku ngelamar kamu? Geer amat HAHAHA," Tristan melepaskan pelukannya lalu berlalu ke kamar mandi sambil tertawa.

"Is! SETAN!"

III

Satria masih duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur pria yang seharian bersamanya. Ia sama sekali belum balik. Baru saja Satya menelponnya dan ia membilang kalau dia sedang nginap di rumah temannya. Ia tak ingin Satya ikut cemas dengan hal ini. Kejadian ini, cukup hanya dia, Lariel, dan Tuhan yang tau. Oh iya, Tristan juga.

Sedang asik bermain game di ponselnya, pria itu bergerak lagi. Satria langsung berdiri lalu melihat keadaan pria itu. Sepertinya, pria itu sudah mendingan.

"Ada apa?" tanya Satria.

"Gakpapa," jawab pria itu.

"Agra belum bisa banyak gerak. Masih banyak kabel tuh."

"Kok kamu tau namaku?"

"Untuk apa ada identitas di ujung itu. Trus, apa gunanya ktp mu?"

Agra tak menjawab. Ia memilih untuk melihat ke sekitar. "Kenapa aku masih hidup?" tanyanya.

My Annoying Boss [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang