Tiga Puluh Tiga

23.1K 1.8K 98
                                    

Satya duduk di halte bersama teman-temannya. Tapi, hari ini, dia seperri kehilangan seseorang. Benar, Edgar. Kemana pria itu? Sampai ia tak mengikuti ujian hari ini? Apa dia putus sekolah? Pandangan Satya terus mencari keberadaan Edgar diantara kerumunan orang.

"Cari aku?" tanya seseorang.

Satya terdiam. Ia kenal betul suara itu. Suara yang selama ini bersamanya. Dia langsung berbalik dan menatap orang yang bicara itu.

"Edgar!" panggilnya.

Edgar langsung melemparkan senyum indahnya. Ingin sekali dia mencium pria itu tapi ia urungkan. Karena mereka sedang di sekitaran sekolah lebih tepatnya di tempat terbuka. Edgar duduk di samping Satya.

Mereka ngobrol tentang ujian hari ini. Satya juga menanyakan Edgar kenapa ia tak sekolah. Edgar menjelaskan semuanya. Sampai Tristan yang berubah pikiran setelah melihat Lariel.

Tak berapa lama, sebuah mobil berhenti di depan halte lalu membunyikkan klaksonnya. Edgar dan Satya langsung menoleh dan mendapati Satria di dalam mobil itu.

"Kak Satria, aku duluan ya," pamit Satya.

Edga sedikit bingung. Ia memandang Satya dengan penuh pertanyaan.

"Ehm... Kak Satya akan antar jemput aku sampai selesai UN," jawab Satya dari pertanyaan Edgar. Selama ini, Satya selalu pulang bareng Edgar. Dan Satria selalu sibuk dan gak bisa menjemput Satya.

Satria langsung beranjak dan masuk ke dalam mobil. Tanpa basa-basi dan tanpa menklakson sekalipun, Satria langsung melajukan mobilnya.

Di perjalanan, Satria hanya diam saja. Ia tak membuka suarau satu kata pun. Sementara Satya mulai takut. Karena, wajah kakaknya seperti berubah jadi serius. Sampai mereka berhenti di lampu merah.

"Jangan dekat sama pria itu lagi," ujar Satria.

"Ke... Kenapa?" tanya Satya yang kini mulai memandang Satria.

"Kakak gak suka, kamu jadi kotor karenanya."

"Ma.... Maksud kakak?"

"Lihat kau sekarang! Kau sudah seperti perempuan!"

"Aku gak ngerti kakak ngomong apa," Satya melipat kedua tangannya di dada.

"Kau laki-laki Satya! Dia juga."

"LANTAS MASALAHNYA APA? KARENA SESAMA LAKI MEMANGNYA GAK BISA SALING CINTA?" jawab Satua tegas. Satria dan Satya kini saling bertatapan.

"Lagian kalian itu gak cocok."

"Gak cocok? 3 tahun kak kami pacaran, dan gak ada masalah di antara kami berdua."

Satria memalingkan wajahnya. Ia kini menatap jalan. Dihembuskannya nafasnya kasar. "Pokoknya hubungan kaliam gak pantas!"

"Lantas hubungan kakak dengan kak Lariel pantas?"

Satria mengerutkan dahinya. Ia menatap adiknya itu dengan wajah kebingungan.

"Maksud kamu? Ya... Hubungan kami biasa! Kami kakak adik sama kayak aku sama kamu!"

Satya tersenyum miring. Ia juga mengeluarkan tawanya singkat. "Hubungan kakak adik. Tapi sampai memberikan segalanya."

"Okey! Kamu udah melenceng dari pokoknya pembahasan."

"Melenceng gimana? Gak melenceng sama sekali!"

"Satya! Kita bahasa di rumah!"

Satria langsung menginjak pedal gasnya saat melihat lampu hijau sudah menyala. Wajah Satria mulai geram.

My Annoying Boss [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang