Satria berhenti di sebuah halte. Ia melihat di sana ada pria yang ia sayangi sejak dulu. Sejak pria itu masih kecil. Dan ia selalu menjaganya. Sampai muncul sesuatu dalam hatinya untuk tidak mencintai yang lain. Karena sudah ada seseorang yang paling ia sayangi. Setelah kedua orang tuanya yang sudah di surga.
Ia membuka pintu mobilnya, lalu keluar dari sana menjumpai pria itu. Ia duduk di sebelahnya dalam diam. Didengarnya pria itu terisak dengan posisi kaki kepala menunduk terletak diantara kedua kakinya yang terlipat yang diikat dengat tangannya.
"Maafin Bang Sat," pinta Satria membuka suara.
Lariel tidak menjawabnya. Ia masih tetap terisak di tempat duduknya.
"Yaudah, kita ke kantormu sekarang, ayo," Satria memegang pundak Lariel. Pria itu langsung melepasnya.
"Jangan gitu dong Lariel. Abang minta maaf,"
Lariel mengangkat kepalanya. Matanya masih berkaca-kaca. Lariel adalah tipe orang yang tidak bisa disenggak. Ia akan menangis jika ada orang yang menyenggaknya. Siapa pun itu.
Satria mengambil sapu tangan yang ada di saku celananya, kemudian mengusap air mata Lariel yang sudah membasahi pipinya.
"Jangan nangis dong, kan jadi jelek," canda Satria berusaha membuat Lariel tertawa.
Lariel tiba-tiba memeluk Satria. Jantung Satria tak karuan. Awalnya, dia tak membalas pelukan Lariel. Tapi, tak berapa lama, ia melingkarkan tangannya kepunggung Lariel.
"Jangan nangis lagi, bang Sat gak suka," ujar Satria.
"Abang minta maaf ya," maaf Satria. Ia mengelus lembut punggung Lariel.
"Dimaafin gak nih?" tanya Satria.
Lariel melepaskan pelukannya. Diusapnya pipinya sebentar, lalu tiba-tiba tersenyum.
"Iya, Lariel maafin,"
"Yes, gitu dong, kan jadi ganteng,"
"Halah,"
"Ya udah, tanya bos nya dulu, masih di kantor apa enggak,"
Lariel mengambil ponselnga lalu melihat disana sudah ada 55 panggilan tak terjawab. Ia buka pesannya, sudah ada 25 pesan belum dibaca.
Lariel membaca pesan terakhir.
Pak Bos: Saya tunggu 5 menit lagi, kalau tidak, kamu saya pecat.
Satria turut membacanya. Mereka langsung bergeges masuk ke dalam mobil, lalu langsung meluncur ke kantornya Lariel.
Sesampainya di sana, suasana sangat sepi. Sebagian lampu sudah dimatikan. Masih ada satpam yang menjaga.
Awalnya mereka tidak diizinkan masuk. Tapi, karena Lariel punya alasan yang kuat, jadi merek pun diperbolehkan.
Satria menunggu di dalam mobil, sedangkan Lariel masuk ke dalam kantor. Ia masuk dengan percaya diri dan yakin.
Lariel langsung menuju ruang Tristan. Harus menggunakan lift untuk keruangannya. Karena kalau pakai tangga, lutut bisa lepas. Ruangan Tristan berada di lantai 25. Lantai paling atas. Sebenarnya bukan paling atas. Ada beberapa lantai lagi di atasnya. Ya seperti itu lah kantor Tristan.
Setelah sampai di depan ruangan, ia langsung mengetuk pintunya. Dan ia langsung dipersilahkan masuk.
Lariel masuk ke dalam. Setelah membuka pintu, ia melihat Tristan duduk di bangku kebesarannya.
Satria yang masih di dalam mobil sedang asik melihat-lihat foto Lariel. Dari Lariel kecil sampai ia seperti sekarang ini. Sangat lucu dan menggemaskan. Sampai ia merasa bahwa Lariel lah yang akan menjadi teman hidupnya nanti. Ia ingin, Lariel yang akan menjadi teman satu ranjangnya nanti. Walaupun ini gila, tapi itulah kenyataannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boss [end]
RomansaTristan. Umurnya yang masih 27 tahun sudah menjadi pengusaha. Dan perusahaan yang ia pegang sudah terkenal di seluruh pelosok negeri bahkan sudah mendunia. Ibunya sering menanyakan kapan dia akan menikah. Dan jawabannya selalu "Besok" Tristan meman...