4| Jangan Repot!

303 42 5
                                    

Rasa malas sudah bersarang dalam raga karena masa lalu yang kelam itu, rasanya itu sudah tidak patut untuk dikunyah-kunyah lagi hari ini.
(Yuliasatr)
🍁🍁🍁

***
"Thanks ya udah temanin kesini. Udah repot-repot juga nganterin ke tempat Om Iwan," ungkap Kana pada Bayu.

Mereka baru saja pergi ke kantor pusat salah satu operator untuk memperbaiki sim card Kana yang terblokir.

"Nggak mau mampir dulu?" tawar Kana.

"Lain kali saja, kalau begitu titip salam buat tante dan om," imbuh Bayu.

Kana mengangguk. Ia tidak bisa memaksa seseorang untuk singgah.

Bukankah Bayu tidak mau? Ya sudah berarti.

Mereka pun mengakhiri pertemuan mereka dipelataran toko Om Iwan. Om nya Kana, suami dari Delia.

"Assalamu'alaikum Om!" sapa Kana pada Om Iwan yang sedang asyik meneliti nota penjualan.

"Wa'alaikumussalam," jawab Iwan.

"Kamu nggak ada jadwal kuliah?"

Kana menggeleng untuk menjawab pertanyaan Iwan. Kemudian ia menyibukan diri menolong merapikan beberapa barang dagangan yang masih bertengger didalam kardus ke rak.

"Na! Kamu lapar nggak?" tanya Iwan tiba-tiba.

Kana meninggalkan aktifitasnya, kemudian mengamati Iwan secara seksama, "laper sih Om. Kenapa? Om mau Kana beliin makan?"

"Aa iya.. beliin Om nasi ya," ucapnya Iwan sambil merogoh koceknya.

"Ini uang, sekalian beli buat kamu, Rina dan Jodi juga. Didepan aja"

Kana mengambil sodoran uang kertas yang diberikan Iwan. "Lauknya apa Om?"

"Ikan Asam Padeh, yang lain terserah masing-masing pribadi aja. Sesuai selera," tukas Iwan. Kemudian Kana mengangguk ria mengiyakannya.

Sebelum melanjutkan aksi untuk membeli makanan, Kana pun menanyakan selera para karyawan Om nya itu terlebih dahulu.

Kana kembali ke toko dengan dua kantong plastik di tangannya. Satu kantong berisikan nasi bungkus dan satu kantongnya lagi berisikan air mineral yang dikemas dengan plastik-plastik kecil.

"Eh! Kok nyampe sini?" kaget Kana setelah memasuki toko. Ia terkejut dengan salah satu temannya yang muncul tiba-tiba di toko Om nya.

"Kekuatan hati menuntunku kesini," ujar teman Kana melebai.

"Eleeh!" dercak Kana. Merasa geli atas apa yang ia dengar barusan.

"Ini nasinya Om," imbuh Kana pada Iwan.

"Kamu nggak dapat nasi ya.. soalnya kamu datang terlambat. Kalau berdua sama Om mau nggak? Eh, tapi Om nggak mau lah," ujar Iwan pada teman Kana.

"Yaa.. Om pe ha pe. Potek hatiku Om," timpal teman Kana tersebut sambil sok-sok mengurut dadanya.

"Bukannya apa-apa ya Dira, ini aja nggak cukup. Bagi dua pula sama kamu, nggak kenyanglah saya," tambah Iwan lagi pada orang yang di panggil Dira itu.

"Om mah gitu, kebanyakan gaya. Terus aku ngapain sekarang dong Om? Masa liatin kalian makan aja. Padahal kesini mau minta jatah makan gratis sama Om," kata Dira.

"Enak loh Dir!" ucap Iwan memanas-manasi Dira. Iwan sepertinya tidak tertarik membalas celotehan Dira lagi. Fokusnya hanya terpusat pada setumpuk nasi yang bersiramkan lauk ikan asam pedas dan sayur singkong yang menggoda.

Something (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang