23| Sumber Kecelakaan

70 14 0
                                    

Masa lalu beringis itulah yang membuatku meringis kesakitan
(Yuliasatr)
🍁🍁🍁

Kana mengamati layar ponselnya penuh seksama. Disana tertulis ada panggilan masuk tiga kali dari orang yang sama, yaitu Bayu.

"Kenapa ya, Bayu nelfon?" Guman Kana sendiri pada dirinya. Kana memang belum ada lagi berhubungan dengan Bayu semenjak terakhir bertemu di tempat bapak si penjual nasi goreng.

Seketika itu juga ia ingat. Luka gores dipipinya ini setidaknya bersumber dari perbincangan terakhirnya dengan Bayu.

Ketika ia melajukan motor waktu itu, otaknya sibuk melumat hal-hal yang tidak seharusnya. Hingga fokusnya menghilang dan membuat ia kehilangan konsentrasi dan kendali saat tidak sengaja mengelakkan anak kecil yang sedang menyeberang didepannya.

Naas bagi Kana. Ia tidak mampu mengelakan diri dari jalan Tuhan yang satu itu. Ia pun meringkuk penuh kesakitan dengan motornya diaspal keras.

Sempat mencoba berdiri. Namun, tidak berdaya. Ia meringis kesakitan setelah mengingat kejadian barusan terjadi  karena ingatan masa lalu menyambarnya lagi.

"Aku tidak mau bertemu Voey lagi!" Gumamnya dalam hati ketika itu.
Seakan luka-luka yang ia dapati kala itu tidak sebanding dengan apa yang ia dapat dimasa lalu karena ulah Voey.

Kana kembali menatap layar ponselnya yang terabaikan beberapa detik. Ia pun mencari kontak Bayu untuk segera dihubungi.

"Halo! Iya kenapa, Bay?" Ujar Kana spontan.

"Kamu dimana? Bagaimana keadaannya. Aku dapat kabar kalau kamu habis kecelakan. Benar? Bagaimana keadaan kamu sekarang?" Sosor Bayu membabi buta.

"Iya. Tapi nggak ada yang parah kok. Sekarang aku lagi di kampus. Itu makanya aku nggak bisa angkat telpon soalnya tadi lagi kuliah," terang Kana.

"Ohh.. syukur kalau gitu," ujar Bayu lega.

"Kamu jadi berangkat ke Bandung?" Tanya Kana.

"Jadi, ini udah di Bandung. Dipercepat dari plan awal," jawab Bayu dari seberang.

"Ohh.."

"Ada hal lain yang mau aku ngomongin sama kamu. Tadi aku ketemu Voey"

Voey?

Setelah nama itu masuk kependengaran Kana. Tiba-tiba semua terdengar samar-samar. Bahkan ia tidak terlalu menyimak apa yg diucapkan Bayu selanjutnya.

"Aku tidak mempermasalahkannya, Bay. Yang penting kamu tidak memberitahu keberadaanku padanya," ucap Kana. Terdengar memohon diindera pendengaran Bayu.

"Ok! Baiklah.." tegas Bayu.

"Oh ya, jaga diri. Jangan banyak pikiran! Aku matiin dulu ya," undur Bayu.

Kana kesusahan menarik nafasnya. Seakan ia butuh ventilator untuk membantu jalan nafasnya kali ini.

Ting!

Kana membuka pesan yang bertandang ke salah satu akun chatnya.

Bayu: jangan terlalu banyak memendam. Aku akan selalu berusaha ada untuk mendengarkan ceritamu.

Kana terdiam untuk beberapa saat. Dengan beberapa tarikan nafas ia pun sukses mengetikan kata-kata atas kerja sama otak dan anggota geraknya.

Kana: makasih Bay.

***

Bayu mengamati penuh makna balasan pesan dari Kana. Ia tahu kalau hidup temannya itu rumit. Bahkan terdengar menyedihkan walau ia hanya tahu separuhnya.

Something (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang