37| Tidak Memilih Tuan

59 12 0
                                    

Yang kita genggam itu adalah yang kita inginkan dan yang mengingikan kita
(Yuliasatr)
🍁🍁🍁

Selepas tersedu-sedu dipelukan Delia satu hari yang lalu ternyata belum mampu membut Kana menceritakan keadaannya pada Delia. Pasalnya, sehabis menangis ia langsung masuk ke dalam kamar tanpa menjelaskan apapun serta meninggalkan Delia dengan kecamukan diotaknya.

Ingin sekali Delia mempertanyakan pada Vanka akan Kana. Pembicaraan apa yang dibahas bersama kakaknya waktu itu? hingga membuat Kana terpukul begitunya. Tapi urung Delia lakukan, ia akan menunggu sampai Kana ingin bercerita. Ini cuma menunggu waktu.

Mungkin saja Kana membutuhkan ketenangan saat ini, pikir Delia.

"Sudah makan?" Tanya Delia langsung pada Kana yang baru saja muncul dihadapannya.

Kejadian kamaren membuat Kana betah berlama-lama dalam kamar. Berdiam diri mensemedikan hal yang tidak jelas bahkan ia tidak mengosumsi apapun untuk mengganjal perutnya, jikalau terjadi suatu hal yang tidak diinginkan pada tubuhnya.

"Mau kemana?" Pantas Delia bertanya begitu. Karena Kana muncul dengan setelan rapi.

"Keluar tan," jawab Kana singkat. Kali ini, ia memang tidak mood berbicara. Jadi, ya begitu lah respon terbaik yang ia keluarkan pada tantenya itu.

"Kemana?" Delia tampak khawatir.

"Tapi makan dulu ya! Tante sudah masak" imbuh Delia.  Delia benar-benar khawatir akan keadaan keponakannnya itu.

"Aku belum lapar, tan"

"Makan sedikit. Tante sudah masak, ayo sini!" Delia langsung menyeret Kana keruang makan. Menuntun Kana kemeja makan.

"Makan nggak harus nunggu lapar. Duduk disana!" Sergah Delia. Delia mengambil piring di rak lalu dibawanya mendekat ke meja dimana ada Kana yang masih belum mendudukan diri.

"Biar aku ambil sendiri, tan" inisiatif Kana setelah memperhatikan gelogat Delia. Bahkan ia mencoba merebut piring dari tangan Delia.

Kana tau kalau Delia baru saja makan. Karena belum lama setelah ia keluar kamar tadi, Delia bersorak-sorak didepan kamarnya mengajaknya untuk makan bersama. Namun, saat itu Kana menolak dan mengatakan akan makan nanti. Ya nanti! Entah nanti sampai kapan.

Kana merebut piring ditangan Delia lagi. Tapi ditepis oleh Delia. Delia memang tidak membiarkan untuk Kana bertingkah semaunya.

"Duduk disana! Sakit nggak milih tuan, Ann. Jangan melampiaskan masalah hati pada tubuh yang tidak salah sama sekali," ujar Delia sambil menyendokan nasi dan lauk keatas piring. Lalu menyodorkan pada Kana yang sudah duduk dengan sangat terpaksa dikursi.

"Maaf tan. Ann, bisanya repotin tante terus" lirih Kana tiba-tiba.
Delia menarik nafas. Lalu ia ikut duduk dikursi hingga posisinya sekarang berseberangan dengan Kana.

"Kamu tau? Nggak ada anak yang tidak merepotkan ibunya. Tante ini orang tua kamu! Ya wajarlah kamu merepotkan tante," tukas Delia. Ia menatap Kana penuh seksama.

"Ann, kita diberi masalah bukan untuk diberlarut-larutkan . Tapi untuk diselesaikan," tambah Delia. Ia ingin sekali membuat Kana bercerita tentang masalahnya waktu itu. Tapi, bagaimana?

"Ini makan dulu!" Delia menyodorkan sepiring nasi yang telah ditemani lauk diatasnya.

Lalu Delia berdiri dari duduknya, kemudian pergi meninggalkan ruang makan. Membiarkan Kana mengunyah makanannya tanpa harus jadi totonan Delia.

Selepas itu, Kana mengunyah nasinya tanpa minat. Ia tidak bohong. Nafsu makannya benar-benar tidak ada. Karena Delia yang memaksa, ia pun harus memaksakan diri untuk mengunyah makanan yang ada  dihadapannya itu.

Something (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang