38| Kita Pacaran?

75 14 4
                                    

Aku menyukaimu, dan kamu menyukaiku. Setelah itu kita bagaimana? 
(Yuliasatr)
🍁🍁🍁

Tiga hari setelah kejadian di bandara. Kana dan Bayu kembali seperti dulu. Benar-benar seperti sebelum pengungkapan perasaan itu. Mereka kembali menyelami hari dengan lemparan gurauan. Bahkan seakan kejadian pernyataan cinta dari Bayu itu seperti tidak pernah terjadi.

Kana tersenyum menatap layar ponselnya yang menampilkan percakapannya dengan Bayu. Tidak adanya kecanggungan membuatnya menyimpan senyum dibibir. Ini seperti hadiah besar untuknya.

Dulu ia pernah berfikir hubungannya dengan Bayu tidak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya. Tapi, hari ini lain. Kenyataan memutar balikkan isi kepala Kana yang salah.

Ting!

Dira: besok jadi kan?

Pesan itu menghampiri benda canggih yang Kana genggam. Ketika melihat pesan dari Dira, ia teringat sesuatu tentang Affan. Teringat akan pernyataan cinta Affan yang belum ia beri jawabannya sampai detik ini.

Padahal ia sudah meminta Affan untuk memberinya waktu berfikir, namun karena kejadian beberapa ini ia seakan lupa tentang semua itu. Entah benar-benar lupa atau disengaja lupa.

Kana menggigit ujung-ujung kuku tangannya. Tubuhnya mulai menjamu gugup. Terbukti dari degupan jantung yang mulai terasa. Bahkan seperti mengeluarkan suara dipendengarannya.

Bukan karena pesan dari Dira. Atau balasan yang cocok untuk pesan singkat tersebut. Namun karena Affan yang mulai melintas-lintas lagi diotaknya.

Kana tidak juga membalas pesan dari Dira karena konspirasi dari otak dan saraf-sarafnya. Bahkan layar ponsel Kana tersebut sudah menghitam karena dibiarkan begitu saja.

Affan membutuhkan jawaban. Dan Kana harus memberikan jawaban atas perasaannya itu. Apalagi Kana sudah meminta waktu. Cepat atau lambat, Affan pasti akan menagih jawaban dari Kana.

Kana gugup bukan karena memikirkam cara untuk menolak Affan seperti biasa. Namun, malah sebaliknya. Ya, kali ini ia harus mengakui tentang isi hati yang sudah terlalu lama tersimpan.

Kana menyukai Affan? Tentu saja. Itu mungkin jawaban yang jelas. Dan itu lah yang akan ia beritahukan pada Affan nanti. Namun bingung cara merangkul rasa tersebut. Bingung bagaimana cara menyampaikannya pada Affan?

"Setidaknya bang Affan harus tau," gumamnya pada dirinya sendiri. Tapi masih takut-takut akan keberanian yang akan ia coba-coba.

"Ya! Harus aku coba" semangatnya, pada diri sendiri. Seketika itu juga senyum Affan menyambutnya, menyapanya dan menghanyutkannya.
Ia benar-benar sudah jatuh hati pada saudara kandung sahabatnya hingga ia sudah berani berkhayal hebat tentang Affan.

Tanpa dibisikan sesiapapun, Kana langsung meraih kembali ponselnya yang sebelumnya sempat terabaikan. Kana menjejalkan jari-jemari dilayar datar licin tersebut.

Kana: bang, bsok sibuk nggak? Kalau nggak sibuk, bisa kita ketemuan besok?

Meski dengan ragu bercampur gugup dengan yakinnya si jempol kanan Kana menyampaikan pesan tersebut pada Affan.

Jantung Kana semakin bergetar hebat menunggu lemparan pesan tersebut. Mulai dari pesan bergambar jam hingga bercentang satu, bercentang dua, bercentang dua warna biru sampai bunyi 'ting!' Keluar dari ponsel canggih punya Kana.

Bg Affan: bisa, Ann.

Kana gugup bukan main. Benar-benar tidak seperti biasanya. Karena saking tidak menyangkanya ia tidak bisa berfikir susunan haruf apa yang cocok ia kirimkan pada Affan sebagai balasan pesan itu. Ia membiarkan roomchat tersebut menganga begitu saja.

Something (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang