Selamat-Membaca!
. . .Dara menggeliat dari tidurnya. Ia melihat Dewa yang sedang terlelap memeluknya. Bukannya semalam ia duduk disofa? Kenapa sekarang dirinya ada diatas tempat tidur bersama Dewa? Pikir Dara.
"Morning.."
Suara serak Dewa membuat Dara tersentak menatap wajahnya yang membuat hidung mancung mereka saling bersentuhan. Sungguh ia tak pernah berdekatan seintim ini dengan Dewa. Situasi saat ini benar-benar membuat hati Dara berdetak tak karuan. Ini masih pagi, Dara tak mau kena serangan jantung! Hanya gara-gara ditatap oleh Dewa.
Dara mengalihkan pandangannya seraya bangkit dari tidurnya. Tapi dengan cekatan Dewa menarik tangan Dara membuat Dara langsung terjatuh didada bidang Dewa.
Cup.
"Satu kecupan dipagi ini."
Dara menatap tajam Dewa. Apakah Dewa tak tahu itu adalah ciuman pertama Dara? Sial ia kecolongan.
"Bibir kamu manis.." ujar Dewa ntah kenyataan atau hanya sekedar menggoda Dara, Dara tak tahu.
Dara mencubit gemas lengan Dewa yang melingkar ditubuhnya. Sudah cukup Dara tak mengerti dengan sikap Dewa!
"Aww.. sakit." Ringis Dewa melepaskan pelukanya membebaskan Dara.
"Kamu pagi ini aneh. Saya saranin mending pergi periksa kesehatan, takut ada yang salah sama otak kamu." ujar Dara dan berlalu pergi munuju kamar mandi.
"Aishhh..." Keluh Dewa mendengar ucapan istrinya. "Orang mau romantis malah dikatain aneh." Gumam Dewa dengan senyuman kecilnya.
***
Dara tak menghiraukan ocehan Dewa. Ia tetap kukuh untuk bekerja dicafe gardenia ini. Dewa sudah hampir marah kembali melihat Dara yang masih belum menuruti perintahnya. Tapi Dara hanya acuh. Masih untung ia hanya bekerja disatu tempat bukan seperti dulu lagi.
Yah, seperti yang kalian tau, dulu Dara memiliki dua pekerjaan. Sayang karena insiden menghilang nya ia selama 4 bulan, pemilik indomaret itu memecat Dara dan menggantikannya dengan orang lain.
Tapi tak apalah! Yang terpenting dirinya masih bisa bekerja dicafe ini.
Ting!
Suara bel menandakan ada pelanggan masuk. Dara yang sedang didapur langsung diperintah mbak Ocha untuk mengantarkan pesanan dimeja dekat jendela nomer 04.
"Tolong yah Dar, mbak lagi ngurus yang lain. Cafe siang ini lumayan rame." Mohon Mbak Ocha.
Dara hanya mengangguk lalu menerima dengan senang hati pesanannya. Ia mulai keluar dari area dapur berjalan kearah meja nomer 04 yang rupanya terdapat seorang pasang kekasih.
"Selamat siang. Pesanan sudah dat.."
Dara menghentikan ucapannya ketika melihat wajah silelaki yang ternyata sangat dikenalinya. Lalu berganti menatap tangan mereka yang masih saling menggenggam erat. Wajah silelaki tampak terkejut dan langsung menarik tanganya.
"Pesanan sudah datang, selamat menikmati.." ujar Dara melanjutkan kalimatnya masih dengan senyuman ramahnya sebelum akhirnya pergi.
Bodoh! Ia sangat bodoh! Kenapa dirinya jadi lupa istrinya bekerja disini? Dasar pikun.
Sekarang apa yang harus ia lakukan? Mengejar Dara? Didepannya ada sosok Luna yang pasti akan curiga dia sudah menikah. Pikir Dewa.
Pernikahannya memang hanya Niko dan papahnya saja yang tau. Dewa tak pernah mempublish status aslinya kepada siapapun. Bahkan orang kantor masih mengira dirinya single begitupun dengan Luna. Jangan tanyakan kenapa bisa orang tak mengetahui pernikahannya, karena cincin penikahannya pun tak pernah Dewa pakai ketika sedang pergi keluar.
"Kamu gapapa?" Tanya Luna membuyarkan lamunan Dewa.
Dewa menggelengkan kepalanya. Ekor matanya selalu menatap gerak-gerik Dara yang sedang melayani pembeli. Cafe ini lumayan ramai. Ini bukan waktu yang pas untuk mengganggu pekerjaan Dara hanya untuk mendengarkan penjelasannya.
Biarlah, Gue jelasin dirumah.-batin Dewa berucap.
- - - - -
Tbc.
Jangan lupa vote and komen.

KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KOMAKU [Tahap Revisi]
RomanceBagaimana rasanya tidak hadir dipernikahan sendiri? Bagaimana rasanya menikah dengan orang asing yang tak kita kenal? Bagaikan sebuah kejutan teristimewa dihidupnya, sosok Dara yang baru bangun dari komanya dikejutkan dengan kepergian seorang nenek...