Cinta!

7.4K 369 2
                                    

Selamat-Membaca!
. . .

Sudah beberapa hari ini sikap Dewa semakin aneh dimata Dara. Manis. Sangat manis sekali sikapnya. Sikap dingin dan datar yang Dara jumpai diawal mereka bertemu seakan hilang ditelan bumi.

Dewa suaminya berubah! Ntah lah karena apa, tapi sikapnya yang sekarang sering membuat jantung Dara tak sehat. Ia terkadang tak berani ditatap atau berbicara dengan Dewa. Hanya karena itu hatinya berdebar dan jantungnya berdetak tidak karuan.

"Sayang.. boleh minta tolong?"

Lihatlah! Dara hampir tersentak dengan suara Dewa. Walaupun ia sudah biasa mendengar panggilan itu tapi Dara masih malu. Sangat malu! Dan terkadang telinganya geli sendiri mendengarnya.

"Minta tolong apa?" Tanya Dara menatap Dewa yang sedang fokus dengan laptopnya.

"Tolong buatin kopi, kamu mau kan?" Jawab Dewa, sesekali melirik Dara yang sedang membaca novel diatas tempat tidur.

Dara mengangguk lalu segera turun kebawah untuk membuatkan kopi pesanan Dewa. Setelah beberapa saat Dara kembali membawa kopinya, kemudian menyimpan kopi itu dimeja panjang yang ada didepan Dewa.

"Makasih sayang.." Ucap Dewa dengan senyuman manisnya.

Dara mengangguk. Baru ingin beranjak pergi lengannya langsung ditahan oleh Dewa membuat Dara menoleh bingung.

"Kenapa?"

"Kamu temenin saya disini, biar saya semangat kerjanya." Kata Dewa seraya menepuk-nepuk sofa kosong disampingnya.

"Tapikan-"

"Gausah tapi-tapian. Cepet duduk.." gemas Dewa membuat Dara mau tak mau duduk disampingnya.

Sekarang Dewa bukannya fokus bekerja malah sibuk memperhatikan Dara dari dekat sambil tersenyum-senyum sendiri. Bahkan Dara mulai risi saat ini.

"Kamu kapan mau kerjanya kalo liatin saya aja?" Tanya Dara yang merasa jengah ditatap seintens itu.

Dewa merucutkan bibirnya membuat Dara bingung dengan sikapnya yang sekarang. Kenapa muka Dewa terlihat seperti orang merajuk? Apa ia salah ucap? Dara rasa tidak.


- - - - -

Tbc.
Jangan lupa vote dan komen.

ISTRI KOMAKU [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang