Aneh!

7.2K 397 2
                                    

Selamat-Membaca!
. . .

'Bhahahahahahahaha..'

Tak berselang lama tiba-tiba Dewa dikejutkan dengan suara tawa Dara yang terbahak-bahak. Bukanya wanita itu tadi menangis? Kenapa sekarang tiba-tiba tertawa? Apakah ada orang lain selain Dara dikamarnya? Tapi siapa? Kenapa Dara tertawa begitu kencang seperti sedang bersenda gurau dengan seseorang? Dewa sungguh dibuat bingung dengan sikap Dara.

Dengan terburu-buru Dewa lantas membuka pintu kamarnya, menghentikan tawa Dara yang sekarang sedang mencekal air matanya.

'Dara menangis sambil tertawa?'

Aneh. Wanita itu sungguh aneh.

"Kenapa?" Tanya Dewa ketika melihat Dara yang tiba-tiba diam tak berkutik.


"Kenapa balik lagi? Ada yang ketinggalan?" Heran Dara seraya terus memperhatikan Dewa yang mulai berjalan kearah sofa kecil dikamar ini untuk duduk.

"Nggak."

"Terus?"

"Semuanya udah diurus sama Aluna."

Dara menganggukkan kepalanya. Ntah apa yang diurus ia tak tahu. Dia juga tak tau siapa itu Aluna.

"Rasanya saya pengen tinggal dirumah saya sendiri," ujar Dara membuat aktivitas bermain ponsel Dewa terhenti.

Dewa lantas menatap Dara seraya menaikkan sebelah alisnya seolah tengah bertanya 'kenapa?'

"Saya gak kenal siapa kamu. Walaupun saya udah percaya kamu suami saya dengan adanya cincin ini, tapi saya masih belum bisa nerima kenyataan ini. Jujur saya juga gak nyaman ada disini, apalagi kita satu kamar." jelas Dara.

"Saya gak terima bantahan, mau kamu gak nyaman itu resiko kamu." Dingin Dewa.

Dara berdecak kesal seraya menatap Dewa dengan garang. "Saya tetep mau pulang." Dara tetap membantah.

"Kalau gitu silahkan. Kali ini akan saya biarkan. Itupun kalau kamu mau jalan kaki sampe rumah kamu, saya yakin kamu gak punya ongkos untuk pulang." Pasrah Dewa.

"Biarin! Saya akan tetep pulang."

"Hm,"

Dan dara pergi meninggalkan kamar itu. Bodoh, Dara lupa dia tak punya uang. Lantas bagaimana ia pulang? Harus kah ia jalan kaki berpuluh-puluh meter hingga sampai dirumahnya? Hah, Dara sangat membenci lelaki itu.

Tapi biarlah, terpenting ia harus keluar dari rumah ini. Dara harus tetap pulang.

Sedangkan di lain tempat, setelah beberapa menit kepergian Dara Dewa terus saja memperhatikan pintu kamarnya. Kenapa wanita itu tak kunjung datang juga? Apa dia benar-benar pergi tanpa uang sepeserpun? Apa wanita itu tak tergoyahkan dengan ucapannya tadi?

"Aishh sial dia gabalik lagi!" Gumam Dewa yang langsung berlari keluar kamar untuk menyusul Dara.

Bagaimana Dewa tak langsung menyusul, apalagi melihat kearah luar jendela yang menampakan hujan turun sangat saat ini.

_ _ _

TBC.

ISTRI KOMAKU [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang