Menikah!

7.6K 438 3
                                    

Selamat-Membaca!
. . .

Seperti yang sudah dijanjikan oleh Dewa. Ia menikahi Dara yang masih pulas tertidur alias koma. Sungguh Dewa masih belum mencerna kejadian-kejadian yang dialaminya sekarang.

Sangat konyol.

Nenek Fiah, Niko, papah nya dan wali serta penghulu mengucapkan hamdalah ketika Dewa mengucapkan janji sakral itu. Ia melihat nenek Fiah yang tersenyum hangat karena cucu kesayangan nya sudah menjadi istri sah Dewa. Dewa lalu mengecup kening istrinya, Dara. Kemudian menyalimi sang nenek serta papahnya.

"Terima kasih nak. Serang nenek jadi lega kalau Dara sudah mempunyai pendamping hidup." ujar Nenek Fiah menitihkan air mata harunya.

Dewa hanya tersenyum tipis menutupi rasa kesalnya.

"Nenek ingin kamu berjanji, akan selalu menjaga dan menemani hari-hari Dara cucu nenek."

Dewa mengangguk. Ntahlah ia selalu patuh ketika berhadapan dengan nenek Silfiah. Padahal mereka baru bertemu dan dengan gampangnya seorang Sadewa Dirgantara menuruti perintah nenek itu.

"Nenek ingin mencium puncak kepala cucu nenek.."

Dewa membawa neneknya mendekat kearah Dara, istrinya. Nenek silfiah mengelus kepala Dara dengan lembut lalu mencium kening sang cucu.

"Selamat cucu kesayangan nenek, jaga diri kamu baik-baik. Terimakasih karena telah merawat nenek dengan penuh kasih sayang. Sekarang nenek lega dan tidak khawatir jika ingin pergi meninggalkan kamu, kamu gak akan kesepian karena ada sosok lelaki baik yang akan selalu mendampingi kamu. Selamat tinggal sayang.."

Setelah mengatakan itu nenek Silfiah memeluk Dara dengan air mata. Sampai tiba-tiba matanya meredup tertutup rapat. Dewa yang tak melihat pergerakan nenek Fiah segera memeriksanya, dan betapa terkejutnya ia saat tahu nafas nenek Fiah telah terhenti hari itu juga.

"Inalillahi wainallilahi roziun.."

Ucapan itu serempak keluar dari mulut Niko, pak penghulu serta wali dari Dara dan tak lupa papahnya yang ikut serta hadir.

"Kamu harus ingat nak pesan dari nenek Silfiah. Jadilah suami yang baik dan bertanggung jawab." pesan sang papah menepuk pelan bahu Dewa, anaknya.

- - - - -

Tbc.
Jangan lupa tinggalkan jejak.

ISTRI KOMAKU [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang