Tak Sengaja!

7.8K 340 7
                                    

Selamat-Membaca!
. . .


Bruk!

Dara tersenggol bahu seseorang ketika ingin memberi pesanan seseorang. Membuat minuman yang ada dinampan itu terjatuh dan mengenai baju seorang lelaki didepannya.

"Maaf. Saya gasengaja!"sesal Dara melihat pakaian seseorang didepannya basah.

Sekarang Dara siap dimarahi oleh pelanggannya. Melihat raut amarah yang terpancar dari wajah orang itu membuat Dara jadi tak ingin melihatnya.

"Kamu kenapa tutup mata?"bingung orang itu yang melihat aneh kearah Dara.

Dara membuka matanya seraya menunjukan cengiran bodohnya.

"Saya takut dimarahin. Abis muka simasnya serem."jujur Dara membuat lelaki itu sedikit melengkungkan bibirnya. Sedikit. Hampir tak terlihat.

"Masnya kalo mau senyum, senyum aja. Saya jadi gabisa bedain itu senyuman atau bukan."jelas Dara tanpa mengingat ia telah menumpahkan air dibaju lelaki itu.

"Atau jangan-jangan simasnya maluyah senyum didepan saya? Yaudahdeh saya merem lagi nih, biar masnya bisa senyum."

Lagi-lagi lelaki itu hampir dibuat buat tersenyum dengan ucapan Dara. Amarahnya tadi yang sempat ingin meledak terasa seperti angin yang sudah berlalu.

"Baju saya basah. Kamu bisa tunjukin toilet ada dimana?"ujar lelaki itu membuat Dara menepuk keningnya. Ia lupa lelaki itu bajunya tertupah jus karna kecerobohannya.

"Aishhh.. sekali lagi maafyah mas! Biar minumnya saya ganti yang baru dan soal toilet, mas dari sini lurus terus belok kanan."

Lelaki itu hanya mengangguk mengerti dan berlalu pergi.

"Kebodohan yang haqiqi! Untung gajadi dimarahin."gumam Dara lantas beranjak dari tempat itu.

***

Dewa memijat pelipisnya. Hari ini ntah kenapa kepalanya pusing sekali. Ia ingin segera pulang tapi banyak pekerjaan penting yang harus diselesaikannya sekarang. Dan juga Dewa tak mau membawa pekerjaanya kerumah. Dirumah itu waktunya ia dan Dara untuk berdua-duaan, menghabiskan waktu bersama bukan bekerja.

Tok!Tok!Tok!

"Masuk."

Dewa melihat Luna sekertaris sekaligus masalalunya itu memasuki ruangannya dengan wajah yang tak bisa diartikan.

"Kamu jawab pertanyaan aku dengan jujur sekarang juga!"ucap Luna membuat Dewa heran.

Tak ada sopan satunyanya sama selali. Batin Dewa.

Luna menarik nafasnya agar tak terbawa emosi. Sekarang ia harus membuktikannya sendiri, bahwa perkataan orang suruhannya itu tidak benar. Yah Luna akan percaya jika Dewa sendiri yang mengucapkan rahasianya.

"Apa bener kamu udah menikah?"

"Hm"gumam Dewa dengan ekpresi tenangnya.

Dewa sama sekali tak menunjukan raut terkejutnya karna Luna sudah mengetahuinya sendiri tanpa dirinya beritahu.

"Kamu bohong!! Aku gapercaya!!"kata Luna setengah berteriak dengan tangisannya.

"Sajak kapan kamu menikah? Siapa perempuan yang udah berani rebut kamu dari aku!"

Dewa masih diam menatap Luna tanpa eksperinya. Wajah datarnya menunjukan rasa tak sukanya pada air mata Luna. Air mata yang dulu Dewa pernah hapus menjadi kebahagiaan tapi Luna sendirilah yang menghancurkan.

"Aku cinta sama kamu Wa.. kamu jahat! Aku disini nunggu kamu, menanti kamu tapi kamu pergi sama perempuan lain hikss.."

Disinini kenapa sekan Dewa yang bersalah? Bukannya dulu Luna yang menghianatinya dengan pria lain? Geram Dewa.

"Aku tau aku salah dimasalalu hikss.. tapi aku pengen kita mulai semuanya dari awal. Tolong kamu kasih kesempatan buat aku coba isi hati kamu lagi."

Dewa sudah muak dengan ocehan tak berguna Luna. Ini kantor bukan tempat umum atau apa. Ia benci melihat air mata palsu itu. Air mata yang dulu membuat hatinya luluh pada sosok Luna.

"Sudah selesai berbicara? Silahkan kamu keluar."jelas Dewa dingin.

"Tapi Wa.."

"KELUAR!!"teriak Dewa menatap tajam Luna yang menghapus air matanya dengan kasar.

"Pintu keluar ada disana."ujar Dewa membalikkan kursi kerjanya menghadap jendela transparan yang bisa langsung melihat gedung-gedung tinggi.

"Aku keluar. Tapi aku gaakan pernah nyerah buat dapetin kamu lagi dan jadiin kamu milik aku Wa."peringat Luna sebelum akhirnya keluar dari ruangan kerja Dewa.

Sungguh Luna tak menyangka ia akan diberi kejutan seperti ini. Tapi dirinya tak boleh menyerah begitu saja! Walaupun Dewa sudah menjadi milik orang lain bukan berarti Luna tak bisa merebutnya.

- - - - -

Tbc. Jangan lupa vote dan komen.

ISTRI KOMAKU [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang