Lisa tersenyum puas sambil memandangi masakannya di atas meja. Akhirnya setelah berjuang mempelajari resepnya, ia bisa juga membuat egg omelette dengan tekstur telurnya yang lembut. Ia mengambil dua gelas dari rak penyimpanan, kemudian menuangkan susu ke dalamnya. Jungkook memang biasa meminum susu saat sarapan.
"Nah sudah siap!" Seru Lisa. Saatnya ia mendatangi kamar Jungkook. Lisa berjalan menuju kamar Jungkook dan mengetuk pintunya. "Jungkook-ah! Ayo sarapan!"
Tidak ada jawaban dari dalam sana. Lisa mengernyit. Belum bangunkah? Tapi ini sudah pukul enam. Seharusnya ia sudah bangun.
"Jungkook-ah! Kau sedang apa? Aku sudah membuatkan sarapan untukmu."
Tetap tidak ada jawaban. Seketika Lisa menjadi cemas. Lantas ia membuka pintu kamar Jungkook yang tidak terkunci, dan mendapati Jungkook yang meringkuk di atas tempat tidurnya dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhnya.
"Jungkook? Kau kenapa?" Lisa menghampiri Jungkook dan duduk di sisinya. Tangannya terulur, menyingkap rambut Jungkook yang menutupi kening pemuda itu. Sepersekian detik kemudian, Lisa terkejut. "Astaga Jungkook-ah! Kau panas sekali!" Seru Lisa panik. Tangannya berpindah pada leher dan juga tangan pemuda itu.
"Kenapa kau tidak bilang apa-apa??" Lisa merapatkan selimut Jungkook. "Tunggu sebentar ya aku ambilkan minum."
"Hmm.... jangan. Disini saja." Ucap Jungkook dengan suara seraknya sambil meraih tangan Lisa.
"Tapi kau harus minum."
Jungkook menggeleng dengan matanya yang masih terpejam.
Lisa mengernyit bingung. Kalau di biarkan bagaimana bisa sembuh? "Kalau begitu aku keluar dulu untuk beli obat ya?"
"Jangan."
"Eh? Wae?! Kan supaya kau cepat sembuh!"
"Tapi kau tidak boleh keluar sendirian."
"Memangnya kenapa??"
"Pria itu mengincarmu, Lisa. Aku takut terjadi sesuatu padamu."
Lisa menghela napasnya. "Aku cepat kok! Tidak akan kenapa-napa!"
"Tidak."
"Sebentaaar saja ya?"
"Sudah kubilang tidak. Aku tidak mengizinkanmu pergi."
"Lalu bagaimana caranya kau bisa sembuh kalau seperti ini?! Kau tidak sayang pada dirimu?"
"Aku sayang padamu. Dan aku akan segera membaik kalau kau menemaniku. Makanya jangan kemana-mana ya? Disini saja." Jungkook menarik tangan Lisa dan memeluk lengan gadis itu.
Lisa menatap Jungkook cemas. Sekarang ia bingung harus apa. Dirinya tidak boleh kemana-mana sekarang. "Jungkook-ah. Aku juga sayang padamu. Aku tidak tega melihatmu kesakitan seperti ini. Suhu tubuhmu tinggi sekali. Kau mau mati, huh?"
Jungkook terkekeh kecil. "Kalau begitu, di ponselku ada nomor dokter langgananku. Bisa tolong meneleponnya? Suruh dia kemari."
"Eung! Dimana ponselmu?"
Jungkook bergumam sebentar. "Aku lupa semalam ku taruh dimana."
"Yak.."
"Tapi sepertinya diatas meja itu."
Lisa melepaskan tangan Jungkook dan segera mengambil ponsel Jungkook. "Siapa nama dokternya?"
"Aku menamainya dokter kim. Coba kau cari disana."
Lisa menurut. Ia mencari kontak yang Jungkook maksud, kemudian meneleponnya.
"Tuan Jeon kelelahan. Sepertinya ia terlalu banyak bekerja. Apalagi, cuaca akhir-akhir ini sedang tidak baik. Makan yang banyak, minum obat dan istirahat yang cukup, nanti pasti akan segera membaik. Jangan khawatir."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING CEO ; liskook ✔️
Fanfiction"Dia musuh bebuyutanku! Mana mungkin aku jatuh cinta pada CEO menyebalkan seperti itu!"