Hari sudah gelap ketika Lisa melangkahkan kakinya menuju rumahnya. Lisa memijat bahunya pelan sambil menggerutu tidak jelas. "Tidak sibuk apanya! Huh, Jeon Jungkook bodoh itu ternyata punya kerjaan dadakan!" Lisa mengerucutkan bibirnya kesal. Iya, Jungkook bilang ia tidak sibuk. Tapi ternyata, ia dapat telepon kalau ada meeting. Padahal Lisa sudah sangat semangat ingin pulang lebih cepat. "Haah.. aku lapar.."
Tap! Tap!
"Heh?" Lisa menghentikan langkahnya. Rasa-rasanya seperti ada seseorang yang ikut melangkah di belakangnya. Lisa menoleh dengan cepat. Namun, kosong. Hanya jalanan gelap dan sepi dengan lampu jalan berwarna kuning. Lisa mengernyit. "Apa mungkin suara kakiku?" Lisa kembali berjalan, sambil mendengarkan suara gesekan sepatunya.
Tap! Tap!
Astaga! Lagi! Dan itu bukan suara dari kakinya. Lisa yakin itu. Karena suaranya berbeda. Seperti memakai sandal? Sedangkan Lisa memakai sepatu sneakers. Lagipula terasa jelas kalau ada yang mengikutinya dari belakang. Lisa menelan ludahnya. Mendadak tubuhnya merinding. Lisa kembali menghentikan langkahnya dan suara itu kembali tidak ada!
Calm down, Lisa... itu bukan apa-apa. Percaya sama yang ada di atas. Percaya sama Tuhan. Tenang, tenang... jangan takut.., batin Lisa sambil meremas tasnya. Ia melirik ke kanan dan ke kiri. Oke.. tenang.. setelah ini kau harus lari secepat mungkin ke rumah bibi Park. satu... dua....
"Eommaaa!!!!!!!" Tanpa melirik kesana kemari, Lisa langsung berlari secepat mungkin. Sekuat mungkin seolah dikejar monster. Untunglah dulu ketika sekolah, Lisa selalu menang juara pertama di pekan olahraga saat ada lomba lari.
"BIBI PARKKK!! Hhh.. hhh... BIBIII!!!!" Teriak Lisa ketika sudah berada di depan rumah berpagar cokelat. Lisa menoleh. Sudah sangat jauh ia berlari dan kakinya benar-benar ingin copot rasanya. "BIB—"
"Astaga Lisa-yaa!! Kenapa kau teriak-teriak?!"
"Chaeyoung-ah!" Lisa memeluk Chaeyoung—teman kecilnya dengan lemas.
"Wae?? Ada apa denganmu? Kenapa... ewh! Kenapa kau berkeringat sekali?!" Chaeyoung berusaha melepaskan pelukan Lisa.
"A.. aku takut! Ada yang mengikutiku di depan gang tadi!"
"Huh? Benarkah? Siapa?? Hanya orang yang lewat kali! Atau mungkin perasaanmu saja?"
"Tidaaakk!! Ini benar-benar jelas! Suara itu selalu ada ketika aku jalan. Dan saat aku berhenti dan lihat ke belakang, tidak ada siapapun!"
Chaeyoung menatap Lisa. Siapa tahu saja dia bohong kan? Karena Lisa memang anak yang iseng. Namun melihat Lisa yang terengah-engah dan keringat yang bercucuran di wajahnya, Chaeyoung percaya. "Baiklah kalau begitu masuk dulu."
Lisa mengangguk. Chaeyoung membimbingnya masuk ke dalam rumah.
"Eommaa! Ada Lalisa!" Teriak Chaeyoung.
"Heh? Tumben sekali kemari? Bukankah dia bekerja sekarang?" Ibu Chaeyoung yang lebih sering dipanggil Bibi Park oleh Lisa menghentikan kegiatan mencuci piringnya begitu melihat Lisa masuk.
"Memang. Dia kesini karena habis di buntuti orang katanya."
"Ne?! Di buntuti?" Bibi Park menghampiri Lisa. "Yang benar?"
Lisa mengangguk. "Ada yang mengikutiku di depan gang. Aku tidak tahu siapa karena begitu aku menoleh orangnya sudah tidak ada."
"Astaga... kau tak melihatnya sedikitpun?" Tanya Bibi Park cemas.
Lisa menggeleng.
"Bahaya sekali. Kalau begitu.. kau menginap saja semalam. Untuk sementara pakai pakaian Chaeyoung dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING CEO ; liskook ✔️
Fanfictie"Dia musuh bebuyutanku! Mana mungkin aku jatuh cinta pada CEO menyebalkan seperti itu!"