8-

19.7K 1.9K 141
                                    

"Jungkook-ah ini dari..... Park Choyoung." Lisa menyerahkan amplop cokelat pada Jungkook.

"Ya, terima kasih." Jungkook mengambil amplop itu dari tangan Lisa. "Oh iya kau sudah mengecek laporan perencanaan untuk tahun depan?"

"Ne, sudah."

"Tidak ada masalah kan?"

Lisa menggeleng. "Tidak."

"Baguslah." Jawab Jungkook singkat sambil terus menatap layar komputernya.

Lisa duduk di sofa sambil memainkan ujung kemejanya. Ia melirik jam. Sudah jam 12 siang tapi Jungkook belum juga makan. Padahal tadi pagi Jungkook bilang, ia juga tak sarapan. Hari ini memang Jungkook datang jam 6 ke kantor karena dia bilang, banyak pekerjaan yang harus ditanganinya. Melihat wajah serius Jungkook yang sepertinya tidak bisa diganggu gugat, Lisa berinisiatif untuk membelikan makanan untuknya.

"Jungkook-ah. Aku.. izin keluar sebentar ya?"

"Hm? Ya."

Lisa membungkuk. "Permisi."

"Ah! Jangan lupa pergi ke ruangan Soyeon. Tanyakan laporan anggaran padanya."

"Ne, baik." Lisa berjalan keluar ruangan dan pergi ke ruangan Soyeon. Huh, kalau tidak kasihan pada Jungkook, Lisa tidak akan mau berbuat seperti ini.



Tok! Tok!



"Hmm ya masuk saja!"

Lisa membuka pintunya perlahan. Soyeon terlihat sedang sibuk memoles kukunya dengan cat kuku. Begitu melihat wajah Lisa, Soyeon langsung mengangkat wajahnya dengan angkuh. "Ada apa?"

"Jungkook menyuruhku untuk menanyakan laporan anggaran perusahaan padamu. Katanya kau sudah menyimpannya kan?" Tanya Lisa dengan hati-hati.

"Oh? Ingin menanyakan itu? Kukira kau ingin marah padaku karena aku makan dengannya kemarin."

"Ya, aku ingin menanyakan itu. Tolong segera di cek supaya aku bisa langsung melaporkannya pada Jungkook."

"Ah.. aku malas sekali. Nanti aku akan bilang langsung padanya saja ya?" Soyeon mengamati kuku-kukunya yang sudah berkilauan dengan cat berwarna merah hati.

"Tidak eonnie. Jungkook memintanya sekarang."

"Ah sudahlah, oppa juga tidak akan memarahiku."

"Tapi nanti dia mungkin akan memarahiku."

"Baguslah. Memang itu tujuanku."

Lisa mengepalkan tangannya kuat-kuat, berusaha menahan kesabarannya.

"Oh iya Lalisa. Apa kau tahu? Kemarin aku makan dengannya lho. Dan aku duduk di pangkuannya seperti ini. Kau tahu? Wajahnya tampan sekali lho! Kami hampir berciuman. Sayangnya di rumah makan itu banyak orang kami jadi tidak bisa melakukannya." Soyeon tersenyum miring. "Lalu oppa mengantarku sampai pulang ke rumah dan dia tidak menyuruhku kembali ke kantor. Perhatian sekali kan?"

"Bukankah karena kemarin kau mabuk?"

Soyeon terdiam dan menatap Lisa tajam. "Jangan sok tahu!"

"Aku memang tahu. Karena Jungkook meneleponku." Ucap Lisa dengan nada datarnya. "Tidak usah berusaha memanas-manasiku eonnie aku tidak akan cemburu."

"Yak! Dasar bocah sialan."

"Kau itu melakukan sesuatu hal yang sangat tidak berguna. Kau menciptakan amarahmu sendiri padahal tidak ada yang memancingmu sebelumnya. Bersikaplah yang baik eonnie, setelahnya semua orang akan menyukaimu. Permisi." Lisa membalikkan badannya dan hendak membuka pintu. Namun,

ANNOYING CEO ; liskook ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang