"Jungkook-ah. Aku menemukan wajah pelakunya lainnya." Mingyu membuka laptopnya dengan buru-buru. Di sampingnya, Jimin ikut membantu.
"Benarkah?"
"Kemarin aku ke club itu, menyamar menjadi orang berandalan dan sedikit bergaul dengan beberapa orang disana." Kata Mingyu. "Mereka bilang, temannya memang baru saja di penjara. Dan ketika aku melihat fotonya, pria itu adalah pria yang sama seperti yang ingin membunuh Lisa."
"Apa? Jadi... memang orang-orang itu berkumpul di club itu?"
"Yap." Mingyu mengangguk.
"Kau tidak tanya siapa bos mereka?"
"Kalau Mingyu langsung bertanya, mereka pasti akan curiga. Karena dia baru saja bertemu." Jawab Jimin. "Rencananya, dia akan mendekatkan dirinya dengan pria-pria itu selama beberapa hari untuk mencari tahu lebih dalam."
"Benar. Lihat, bahkan aku sudah membuat tato bohongan di lenganku." Mingyu membuka kemeja bagian lengannya. "Aku takut sendiri melihat tato-ku."
"Ah..., terima kasih kalian jadi sudah kerepotan." Jungkook mengusap tengkuknya. "Aku akan membayar berapapun yang kalian mau. Plus aku akan mentraktir kalian semua sepuasnya!"
"Benarkah?!" Seru Jimin dan Mingyu hampir bersamaan. Dua bocah ini memang daridulu memang mudah tergiur dengan tawaran Jungkook. Dan memang pada dasarnya doyan dengan yang namanya 'gratisan'.
Jungkook mengangguk. Tak masalah. Mereka berdua temannya ini. Dan mereka berdua sudah susah payah mencari pelaku yang ingin membunuh kekasih tercinta-nya. Jadi, apapun akan Jungkook keluarkan demi Lisa.
*Ekhm. Mohon maap mas saya jomblo
"Ah.... sebetulnya kami tidak enak Jungkook-ah. Kau kan temanku. Masa' kau harus membayarku segitu banyaknya. Tapi... kau memaksa, sih. Jadinya... yasudah..." Mingyu cengengesan, dengan tampang entah sok polos atau bagaimana yang jelas Jungkook ingin rasanya menarik wajah itu. Dasar sok jual mahal.
"Tidak usah sok malu. Aku tahu kalian berdua."
"Ah... hahaha..... Jungkook-ah kau memang teman terbaikku." Mingyu menarik Jungkook dan memeluknya tiba-tiba.
"Yak! Yak! Apa-apaan kau sudah gila ya?! Sinting! Lepaskan aku!" Jungkook berusaha melepaskan pelukan Mingyu. Namun, disaat dua orang itu sedang ribut, ada satu orang yang sejak tadi hanya diam sambil memikirkan sesuatu.
Ya, Park Jimin. Rasanya Jungkook menjadi aneh. Kenapa dia sampai segitu seriusnya dengan masalah Lisa? Masa iya hanya karena ingin membantu sampai segitunya? Sampai Jungkook membiarkan Lisa tinggal di rumahnya, membatasi aktivitas di luar ruangan, bahkan rela ikut bersusah payah menelisik si penjahat-penjahat ini.
Namun, baru saja Jimin ingin menanyakannya, Mingyu sudah lebih dulu bersuara,
"Hei Jungkook-ah. Dimana asistenmu itu?" Tanya Mingyu sambil menaikkan alisnya. "Si cantik."
Jungkook mengernyit. "Siapa katamu?"
"Si cantik ituu! Siapa namanya? Li.... Le... La... Ah! Lalisa! Iya, iya! Lalisa! Dimana dia?"
"Si cantik katamu?" Jungkook menyipitkan matanya.
"Iya!! Kemana dia?!"
"Berani sekali kau memanggilnya 'si cantik'. Memangnya kau siapa huh?!"
"Y... Yak! Kenapa wajahmu begitu?! Aku kan bertanya! Dan.... aku memanggilnya begitu.. karena dia memang cantik sekali! Astaga.. apakah aku suka padanya?"
"Ekhm. Saranku... lebih baik kau jangan terlalu berharap, Kim Mingyu."
"Eh? Wae? Memangnya dia sudah punya pacar?! Waktu itu kutanya... bukankah dia masih single?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING CEO ; liskook ✔️
أدب الهواة"Dia musuh bebuyutanku! Mana mungkin aku jatuh cinta pada CEO menyebalkan seperti itu!"