Hari pertama sejak kepergian Jungkook ke Jeju. Sesuai rencananya, Chaeyoung menginap di rumah Lisa untuk menemani gadis itu. Dan Chaeyoung pun sangat tidak keberatan menemani sahabat dekatnya. Lagipula Chaeyoung juga tidak tenang jika Lisa tinggal sendirian begitu saja. Karena ia sering dengar cerita tentang si penjahat dari Jimin.
Lisa melenguh pelan. Ini pukul satu siang tapi Chaeyoung malah tertidur di kamar. Entah habis apa gadis itu semalam sampai tidur se lama ini. Lisa meraih ponselnya. Semalam Jungkook mengirimnya pesan kalau dia sudah sampai di Jeju. Tapi belum sempat Lisa balas karena ia sudah tidur lebih dulu. Dan ketika Lisa balas pagi tadi, sampai sekarang belum ada balasan dari Jungkook. Pikir Lisa, mungkin dia lelah.
Baru saja Lisa membuka kunci ponselnya, Jungkook tahu-tahu meneleponnya. Dengan senang, Lisa segera mengangkatnya.
"Yeoboseyoo!!"
"Hai, baby..."
"Jungkook-ah! Bagaimana keadaanmu? Apa kau lelah? Semalam kau langsung tidur kan??"
"Hm? Ne! Aku langsung istirahat setelah mengirim pesan padamu. Maaf aku belum menjawab pesanmu tadi pagi. Karena aku juga baru bangun jam dua belas tadi. Hehe..."
"Tidak apa-apa. Yang penting kau beristirahat!"
"Kau sedang apa disana?"
"Sedang bosan. Chaeyoung tidur. Aku tidak punya teman."
"Jangan seperti itu. Nanti aku jadi ingin pulang."
"Hehe.... tapi sekarang kan kau meneleponku! Jadi sudah tidak sepi!"
Jungkook terkekeh ringan disana. "Begitu ya?"
"Eung!"
"Disana baik-baik saja kan? Tidak ada apa-apa?"
"Baik-baik saja kok! Tadi kami juga pergi keluar sebentar untuk mencari makan."
"Kau pergi keluar?"
"Iya! Tapi tidak ada apa-apa kok! Sungguh!"
"Ne, ne... aku percaya padamu. Tapi kalau ada apa-apa, tolong kabari aku ya. Dan kumohon, jangan berbohong soal keadaanmu padaku. Kalau kau kenapa-napa, bilang saja hal yang sebenarnya. Jangan berpura-pura baik-baik saja. Kau tidak boleh memikirkan perasaanku. Aku tahu mungkin maksudmu supaya aku tidak merasa khawatir. Tapi kalau kau sudah kenapa-napa? Aku bukan khawatir lagi. Yang ada nanti aku sedih juga. Ya?"
"Eum. Aku akan berusaha."
"Jangan bersikap kuat dihadapanku, bersikaplah seperti kau yang sesungguhnya. Karena Tuhan memang mempertemukan orang dengan kelebihan yang berbeda supaya saling melengkapi. Begitu kan? Aku hadir di hidupmu sebagai sosok yang kuat supaya aku bisa melindungimu. Itu takdirku."
"Hm. Gomawo Jungkook-ah." Lisa tersenyum simpul. Tak diduga, segitu tulusnya Jungkook padanya. Segitu baiknya Jungkook padanya. Ya, Jungkook memang orang terbaik yang Tuhan pilih untuknya.
"Ahh.... coba saja kau disini. Kita bisa berlibur setelah aku bekerja nanti. Semenjak berpacaran kita belum pernah pergi jalan-jalan kan?"
"Eumm... bukannya kita sudah ke bioskop minggu lalu?"
"Bioskop saja tidak seru tahu! Lagipula waktu itu juga waktunya mepet sekali! Maaf ya aku selalu sibuk."
"Ck. Tidak apa-apa Jeon Jungkoookk!! Asalkan kau bersamaku, tidak jalan-jalan pun tak masalah!"
"Lisa-yaaa!! Kau sudah mulai pintar membuat jantungku bekerja cepat ya?!"
"Hah?!"
"Kau mau dengar jantungku tidak?! Nih, dengar ya." Jungkook diam sebentar, mungkin sedang mengarahkan ponselnya ke arah dadanya. Lalu pemuda itu membuat suara detakan jantung dengan mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING CEO ; liskook ✔️
Fiksi Penggemar"Dia musuh bebuyutanku! Mana mungkin aku jatuh cinta pada CEO menyebalkan seperti itu!"