Unexpectedly

11K 1.2K 26
                                        

Andi putus.. info dari Ellen terus menggangguku. Aku tidak mau berbohong ada perasaan senang di hatiku. Tapi untuk apa aku senang kalau kesempatan untukku saja rasanya tidak mungkin ada. Pasti banyak cewek di kantornya yang ngantri begitu tau Andi udah jomblo. Andi pasti memiliki selera yang tinggi, jangan lupakan mantan pacarnya yang tipe model gitu. Atau Andi pasti lebih memilih Ellen di banding aku, mereka dekat akhir-akhir ini. Ahhh,, rasa iri ini muncul lagi.

Aku mengecek buku notes, mengecek jadwal seminggu kedepan.

Rabu - Appointment dengan dokter gigi, memasang bridge gigi untuk mengisi kekosongan gigi geraham atas.

Akhirnya,, aku bisa senyum lebar lagi!

Kamis - meeting dengan supplier di GI

Jumat - Free

Sabtu - Free

Weekend minggu ini lagi-lagi aku sendiri. Selalu sendiri.

***

"Dimana loe? Balik kantor nggak?" Tanya Ellen di telepon.

"Baru kelar meeting gue." Aku berjalan ke arah Food Court. "Kagak balik kantor gue. Udah jam setengah lima juga, macet." Beritahuku.

"Alasan!" Aku tertawa mendengar gerutuan Ellen. "Trus gimana? Deal? Mereka  mau kerjasama?"

"Masih ngotot minta komisi 30% mereka." Aku mengitari area Food Court, binggung mau makan apa. "Mau ngomong dulu sama Bossnya katanya."

"Ini yang Bahari Jaya kan?"

"Iya..." Aku berhenti di counter Bakmi GM. Antri.

"Ketemu Andre dong loe?"

"Iyah tadi meeting bareng Andre sama Lisa."

"Ganteng kan doi?" Suara Ellen terdengar semangat.

"Ganteng tapi cincin melingkar di jari manis kanan. Kira-kira apa yah itu artinya?"

"Belum tentu udah nikah."

"Ohh iya sapa tau duda. Trus masih sayang sama mendiang istrinya, jadinya cincinnya masih dipake."

"Loe kok bikin gue patah semangat sih. Gue kira dia available gitu."

"Ha..ha..ha.. Udah ya gue mau mesen makan dulu. Laper gue." 

Aku duduk di kursi depan counter bakmi GM. Aku membuka HP, memeriksa jadwal tayang spiderman di CGV. Aku berencana nonton film itu setelah selesai makan. Aku membuka aplikasi CGV di HP-ku, menyelesaikan pembelian. Tiket nonton untuk jam 18.30 sudah ditangan. Tak lama pesananku telah siap. 

Aku makan agak lama sambil mengulur waktu. Aku malas untuk duduk di area CGV, agak miris sebenarnya karena jarang ada yang nonton sendirian kan? 

Pukul enam tepat aku berajak menuju bioskop, masih ada waktu untuk beli air mineral. HP-ku bergetar, Nina sahabatku di Bali menelepon.

"Dimana nyet?" Kata Nina begitu aku mengatakan halo.

"GI"

"Bah, ngapain nyet?"

"Mau nonton spiderman." Aku sedang di eskalator menuju ke gedung bioskop.

"Sendiri?"

"Iyalah.. ma sapa lagi.."

"Ohhh... ehh, gimana cerita yang kemaren?" Kemaren aku belum selesai menceritakan tentang Andi ke Nina. Nina tampak sangat antusias sekaligus kesal padaku. Menurutnya, aku terlalu berlebihan menanggapi ajakan Andi ke apartemennya.

Insecurity (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang