Rasa Percaya

10.6K 1K 13
                                        

"Aku mau nongkrong ma temen kantor nih pulang kerja, ikut ya?" Kata Andi begitu aku mengangkat teleponya.

"Hah?"

"Nongkrong di lucy, ikut ya!"

"Lucy di deket kantor kamu?"

"Iya, kamu ke kantor aku aja dulu gimana? Kalau jemput kamu bisa tua dijalan aku-"

"Aku harus ikut?" Potongku.

Andi diam tidak menjawab pertanyaannku. Aku mengecek layar handphone untuk memastikan sambungan telepon belum terputus. 

"Andi.." Panggilku

"Iya kamu harus ikut!" Balasnya tegas.

"Tapi aku.."

"Mau alesan apa lagi sih kamu Aya? Ini Friday night, Boss kamu masih belum balik dari Canada." Nada Andi berubah ketus.

"Kan ini acara kamu ma temen-temen kantor kamu, nggak enak kalau aku gabung."

"Mereka santai. Biasanya juga nanti pacar-pacar mereka gabung. Makanya aku ajakin kamu."

"Andi..."

"Kamu tunggu aku dibawah. Terserah mau di starbucks ato bukanagara."

Sambungan telepon terputus. Tepatnya Andi mematikan telepon bahkan sebelum aku menjawab perkataan terakhirnya. 

Aku menghela napas kasar. Membanting HP ke meja agak kasar hingga Ellen membalikkan badannya ke arahku.

"Kenapa loe? HP kagak salah kali pake dibanting-banting segala."

Aku menghiraukan omongan Ellen, rasanya aku masih emosi dengan perlakuan Andi. Kenapa dia harus memaksa aku untuk ikut bergabung dengan teman-temannya? Kenapa Andi nggak mau denger alesan aku? 

HP-ku berbunyi, Andi mengirimkan whatsapp kali ini.

Andi: jam 7 ya!

Aku tidak membuka pesan itu, hanya melihat pop up di layar HP-ku.

"Woi! Itu muka udah kayak ngadepin selingkuhan Boss aja!"

"Bangke!" Aku melempar bolpoint ke arah Ellen. Ellen seperti biasa berhasil mengelak.

"Kenapa?" Ellen mendekat lalu duduk di meja kerjaku. Mengambil HP-ku dan membaca pop up wa dari Andi. " Loe janjian ma Andi? Kok tumben kesal?"

"Andi dan teman-temannya." 

"Yah bagus dong, Andi udah mulai ngenalin loe ma temen-temennya."

"Gue yang belum siap Len."

Ellen menatapku binggung, "Maksudnya belum siap?"

Aku menggelengkan kepala.

"Heh!" Ellen menendang kakiku pelan, "Ketemu calon mertua yang butuh persiapan, ketemu temen-temennya cuek aja kali!"

Aku mendengus kasar. Ellen tidak mengerti, tidak akan mengerti.

"Kenapa sih loe!"

"Gue nggak PD harus ketemu temen-temen Andi."

"Lah elahhh... Kenapa harus pake nggak PD segala?"

"Ahhh,, loe nggak ngerti Len!!" Hardikku.

Sabtu minggu lalu, saat aku dan Andi sedang menunggu jam film kami di mulai, datang dua orang menyapa Andi, mereka pasangan. Si wanita tampak menilai penampilanku dari atas hingga ke bawah. Ketika Andi sedang mengobrol serius dengan si pria. Si wanita terlihat tidak mau aku ajak bicara. Aku sudah mencoba mengajaknya bicara tapi wanita itu menjawab seadanya malah sibuk memainkan HP-nya. 

Insecurity (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang