Selesai?

10.9K 1.2K 70
                                        

Hi, i'm back

Apologize for not updated this story for a long time.

Enjoy! I hope you like it.

Thankyou:)

Kami berakhir di coffee shop di daerah Cideng yang hari ini lumayan sepi pengunjung. Aku mengambil posisi duduk agak dipojok, sementara Andi sedang memesan kopi. Aku memerhatikan punggung Andi. Ini adalah hari terakhir aku bisa melihatnya sedekat ini.

Aku akan merindukan pemandangan ini.

Tidak seperti biasanya, kali ini Andi menunggu hingga barista selesai membuat pesanan kami. Aku memperhatikan langkahnya yang seakan ragu mendekati tempat duduk kami.

"Aku pesenin green tea latte buat kamu." Katanya sambil menaruh minuman tepat didepanku.

"Thanks."

"Seenggaknya kopinya nggak strong banget. Jadi kamu masih bisa tidur agak cepet."

"Iya."

Aku menundukkan kepala, memainkan cup plastik di tanganku.

"Aya.." Panggil Andi.

"Hmmm..." Gumamku menanggapi panggilan Andi.

"Aya, please look at me."

Aku menegakkan kepala, menatap Andi. Menunggu Andi berbicara. Tapi sudah lima menit berlalu dan Andi tak kunjung mengeluarkan suaranya.

"Andi, aku yang bicara duluan boleh?" Andi menatapku dan menganggukkan kepalanya.

Aku meneguk iced green tea latte untuk membasahi tenggorokanku yang kering.

"Kamu nggak usah jelasin apapun. Aku udah tahu apa yang mau kamu omongin."

"Maksudnya?" Andi mengerutkan keningnya.

"Aku..." Aku menelan air liurku. "Aku mau berterima kasih sama kamu." Aku mengulas senyum, mengambil napas. "Terima kasih untuk kehadiran kamu dihidup aku."

Andi menatapku tajam, tatapannya menuntut aku melanjutkan perkataanku.

"Aku nggak akan minta kamu memilih aku atau Renata. Aku cukup tau diri. Aku nggak sebanding sama Renata." Aku tersenyum tipis. "Aku sadar. Kamu terlalu jauh untuk aku raih."

Andi masih menatapku tajam. Bukan hanya tajam, kali ini aku melihat ada kilatan amarah di kedua bola matanya.

"Kamu mau mengakhiri hubungan kita?"

Aku menganggukan kepala. "Ini yang mau kamu omongin sama aku kan?"

"Tanpa mau denger penjelasan dari aku dulu?"

"Semuanya udah jelas."

"Jelas apanya?" Jawab Andi cepat.

Aku mengalihkan padanganku ke jalanan dibalik jendela, menghindari tatapan tajam Andi. Aku tidak mengira kalau mengakhiri hubungan akan sesulit ini. Aku pikir Andi yang akan mengakhiri hubungan ini.

"Aya?"

"Kamu mau jelasin apa lagi Andi? Jelasin kenapa mantan kamu tinggal di apartemen? Jelasin kenapa kamu nggak jadi ke Singapore? Jelasin kenapa kalian dinner bareng?"

Aku menghembuskan napas, "Kalau kamu diposisi aku apa yang kamu lakuin?"

"Aku nggak akan diem, berspekulasi sendiri dan langsung nanya." Jawabnya tegas.

"Kamu yang bilang aku butuh waktu untuk berpikir. Aku pernah tanya ada urusan apa antara kamu sama Renata tapi kamu bilang apapun yang aku pikirin nggak sama dengan kenyataannya."

Insecurity (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang