I will always remember the day you kissed my lipsSuara milik Anna Marrie mengawali pagi itu, ditemani matahari pagi, kicau burung, deretan bunga dengan berbagai macam ukuran vas, aroma kopi bercampur wangi margarine, tepung, telur dan keju yang baru keluar dari oven dalam sebuah bentuk cheesecake kecil dlam satu loyang penuh tergeletak diatas meja.
Light as a feather
And it went just like thisSuara Anna Marie masih berlanjut, kali ini diiringi dengan ketukan kecil dari jari-jari lentik diatas meja, kepalnya tampak mengangguk-angguk kecil mengikuti alunan musik, membuat rambut hitam sebahunya ikut bergerak pelan, sedang bibirnya tak henti mengulum senyum.
"Kenapa senyum-senyum?" Tanya sebuah suara."Ini masih pagi loh, setan jam segini baru aja tidur, jadi gak mungkin kan mereka tiba-tiba aja bangun terus berpindah ke badan kamu setelah semaleman kelelahan habis gentayangin orang?" pertanyaan bernada sindiran itu membuat gadis berambut sebahu tergelak.Oops, i got 99 problems singing bye, bye, bye
Hold up, if you wanna go and take a ride with me
Better hit me, baby, one more time"Mirip kamu yaa..." Gadis berambut hitam sebahu itu bersuara, masih dengan senyum dibibir."Oops, i got problems singing bye, bye, bye.. " ia menirukan lyric lagu Anna Marie sambil mengibaskan tangan diatas kepala."Jadi, setiap ada problem bilang aja bye bye bye gitu Lou,"
Louis yang sedang mengoles cheesecakenya dengan sour cream hanya tersenyum kecil."Masih terus inget ya? Masih belum bisa lupa? Masih mimpiin dia setiap malam? Masih ngerasa bersalah?"
"Bella..." Louis berhenti mengoles cheesecake dengan sour cream mendongak menatap Arabella, sepupunya yang balas menatapnya dengan tatapan kenapa?"Mau aku selesain gak ini kue?"
Bella nyengir."Ya selesain dong, sampek kuenya cantik sperti biasa."
Louis berdecak dan kembali memoles cheesecake, memberi almond dipinggirnya dan taburan strawberry diatasnya.
"Makanya lou, move on dong.. Mau sampai kapan seperti ini terus.. Ini udah 3 tahun loh, biarin Devan tenang disana"
"Aku udah move on."
"Mana buktinya?"
"Ini yang kamu liat sekarang adalah bukti."
"Jangan ngerasa bersalah terus, tiap hari kamu udah kayak robot, sekedar melek yang diurusin laporan sama komputer, jangan-jangan di leher belakang kamu ada tombol on off nya gitu ya? Kayak robot-robot gitu, pagi jam 5 di on, malem jam 10 di off?"
Louis tersenyum mendengar perkataan Bella. Tumben sekali sepupunya itu cerewet sekali hari ini. Biasanya juga hanya mampir di toko nya untuk sekedar minum kopi sebentar kemudian pergi dengan sekotak roti dan cake di etalase tokonya. Ya, louis memiliki sebuah coffe shop dipinggiran kota Jakarta.
Awalnya bukan coffe shop, hanya toko bunga saja, namun karna kesenangan Louis dengan dunia masak memasak jadilah toko yang semula hanya berisi bunga-bunga saja kini merangkap menjadi coffe shop yang menjadi tongkrongan favorit semua kalangan. Kata mereka, selain menu-menu yang ada di tempat Louis beragam dan tentu saja sangat nikmat dan harga makanannya pun terbilang murah. Belum lagi desain interior dan furniturnya yang bernuansa kayu. Kursinya terbuat dari kayu dan ada beberapa sofa gantung yang terbuat dari rotan.
Dibeberapa bagian terdapat rak kayu minimalis dengan beberapa pajangan, ada juga yang berisi buku-buku, lampu gantung serta jangan lupakan bunga-bunga yang hampir memenuhi ruangan itu. Tak heran kalau meja coffe shop milik Louis selalu penuh dengan pengunjung mulai dari yang belum cukup umur sampai sudah akil baligh(kwkwk apa'an yak). Belum lagi wifi gratis dan eits jangan lupakan pemilik coffe shop yang pesonanya mengalahkan cerahnya sinar mentari dipagi hari dan teduhnya senja di ufuk barat. Indah. Terlalu indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Ganteng Itu Milikku! (End)
Roman d'amour" Aku dokter, aku yang akan merawatmu. Kamu harus sembuh. Apapun yang terjadi, aku akan membuatmu sembuh." ~Alan Arkana Sp.BS~ " Justru karena kamu dokternya, makanya aku tidak ingin sembuh." ~Louis Aurestella Mahendra~ Follow dulu yess sebelum memb...